Holaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... maaf, cith baru nongol...eiitz, jangan di getok yach, wkwkwkwk. Udah ah, cuz baca aja ya gaes...
Happy reading :-)
"Sah?"
"Bagaimana para saksi?" tanya penghulu yang tengah berada di ruang tamu.
"Sah."
Alhamdulillah, aku telah sah menjadi istri dari Mas Ilham. Aku pun tak kuasa menahan semuanya. Rasa bahagia, senang, sedih, terharu, semua menjadi satu. Nano nano nado, kayak iklan di tipi-tipi gitu. Hahahaha. Aku pun langsung memeluk bunda yang duduk disebelahku. Tangisku pecah saat tangan bunda mulai mempererat pelukanku. Aku pun merasa belum siap dengan status baruku.
Tok
Tok
Tok
"Udahan donk meweknya." Ucap Rafi.
"Sudah nduk, ayo turun." Ucap bunda seraya menghapus air mataku.
Rafi pun memelukku sangat erat. Aku belum bisa meninggalkan adik kecilku. Rasa haru itu pun semakin erat memelukku.
"Sudah ah. Ayo neng. Mas Ilham sudah nungguin di bawah."
Perlahan ku berjalan menuruni tangga dengan dampingan bunda dan Rafi. Rafi mampu merasakan kegugupanku. Dia berusaha menenangkanku dengan cara menggenggam tanganku. Dingin, itu yang aku rasakan.
Aku pun bersanding dengan Mas Ilham dan menandatangani buku nikah kami. Dia pun tersenyum kearahku. Bukan senyum sih, tapi terlihat seperti aku akan memakanmu nanti malam. Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban atas senyumnya. Sebelumnya, aku telah request lagu beautiful in white pada pernikahan kami. Tapi kenapa lagunya berubah?? Ini lagu niat godain banget deh, batinku. Lah, ini kenapa lagu aa tayar hoja, bisik batinku.
(Puter mulmednya yagh....wkwkwkwk)
"Mas, kenapa lagu ini. Ganti." Rengekku,
Dia hanya senyum-senyum gag jelas. Nah lho, napa lagi nih laki gue, batinku.
"Gentiiiiiiiiiiiiiiiii!" teriakku.
Bugh !
"Aduch, atiit." Ucapku seraya mengelus pantatku.
Omegaaaaaaaaaat, mimpi. Aku pun segera mengangkat benda pipih di nakas. Terlihat wajah laki-laki yang tadi jadi suamiku.
"Hallo sayang?"ucapnya lembut.
"Holla."
"Sibuk engga sekarang?" tanyanya.
"Ya sibuklah. Ini lagi terima telepon dari Mas ILham."
"Itu mah engga sibuk Ve. Tapi udah wajib—kudu—harus!"
"Hehehe, iya yach."
"Kamu di asrama kan?"tanyanya
"Engga mas."
"Lha dimana?"
"Nih di atas kasur."
"Yassalaaaaaaaaaaaaaam. Awas ya kamu."
"Cie cie cie kangen Via ya mas?"
"Iyalah. Kita kudu ketemu. Wajib dan harus!"
"Iya mas. Kapan? Dimana?"
"Dirumah pohon." Jawabnya.
"Jam?"
"Abis Maghrib." jawabnya.
"Engga boleh ngaret." Ucapnya.
"Yeeeee, yang biasa ngaret juga situ."
"Eh iya deng, hehehe. Ya udah, sampai nanti sayangku."
"Miss you." Ucapnya.
"Miss you too."
Mimpi itu indah. Udah nikah pula, huaaaaaaaaaaah. Keputus gegara lagu bollywod, hahaha. Padahal kalo diterusin, bisa sampek malam pertama tuh. Pakek gaya apa ya ntar? Iiiish, Via omess, batinku.
Kenapa nada deringnya genti ya? batinku.
"Sutralah, I don't care. Mandiiiiiiiiiiiiiii cuz ketemuan." teriakku dengan berjalan menuju kamar mandi.
***
Ini udah 20 menit, kenapa dia belum datang? Batinku. Ku rasakan tangan kokoh melingkar di pinggangku.
"Sorry sayang, tadi habis nganter Zia dulu." Ucapnya sembari memelukku dan mecium puncak kepalaku.
"Yeee, kan dari dulu aku musti nunggu mas. Hehehe."
"Makasih ya udah mau nunggu aku. Mau bertahan sama aku. Dan mau berkomitmen untuk membangun sebuah rumah tangga bersamaku." Ucapnya dengan mata berkaca-kaca menatapku.
"Mas kenapa? Kok sedih?" ku elus pipinya.
"Gag percaya aja dengan semuanya." Jawabnya dengan senyum yang tulus.
"Ak—aku—" ucapnya langsung ku bungkam dengan bibir mungilku.
Dia menikmati ciuman yang kuberikan. Ciuman yang tulus dan tak tergesa-gesa. Ciuman yang taka da nafsu, tetapi ada cinta yang tulus disana. Perlahan kami menyudahi sesi ciuman itu. Kami bersama berburu nafas dan dia pun mendekapku. Disanalah, aku mendengar nyanyian jantungnya. Serasa ingin menunjukkan jantung ini akan selalu berdetak untukmu. Aku pun mulai menjauh dari dekapannya.
"Aku disini hanya untukmu dan akan selalu untukmu. Aku pun akan selalu menantimu. Seberapa lama pun engkau pergi, aku tetap menantimu. Walau aku tak tahu, apakah engkau akan kembali atau tidak." Ucapku seraya menatap manik matanya.
"Terimakasih sayangku. Kau adalah anugerah terindah untukku." Ucapnya seraya memelukku erat.
"Aku merasa menjadi wanita paling bahagia."ucapku
"Dan aku beruntung telah memilikimu. Tetaplah disini untukku. Bersamaku. Terimakasih telah menjadi dermaga hatiku. Tempat terakhir aku berlabuh." Ucapnya seraya mengecup kedua kelopak mataku.
Hoaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah, gimana-gimana? Hehehehe.
Radiel41_udah kakak tepatin nih, hehehe. Pop ice kacang ijo dong segentong, wkwkwkwk.
Thank you ya udah tetep setia sama pasangan ini. Tetep cith tunggu vote and commennya. Thank you

KAMU SEDANG MEMBACA
Here,I'm Waiting You
Roman d'amour"Aku tak percaya bahwa aku harus mengalami ini semua" ucapku lirih saat melihat apa yang terjadi dihadapanku. Tangisku pun semakin memuai,bagai besi yang terkena panas. Seketika itu pula Aish,sahabatku memelukku dengan erat.