PART 23

566 10 0
                                    

"Cieeee yang kemaren abis ngedate." ucap Aish dengan kerlingan mata.

"Hmmmm. Bisa diem gag tuch mulut!" sungutku.

"Kalo bisa kenapa? Kalo gag bisa,kenapa?"

"Kalo gag bisa,sini mo gue lem kayu. Biar gag cablak tuch mulut!" sungutku dan dia pun terbahak.

"Ehem" suara deheman seseorang dibelakangku membuat badanku berbalik.

"Miss you baby." ucapnya seraya mengelus kepala ku dengan mengulum senyum.

"Eeeeitz,kalo mo mesum jangan disini. Hust....hust....pergi loe pada." ucap Aish.

"Napa loe?" tanyaku.

"Gue kan juga pengen gitu kayak loe,tapi kak Anton keluar kota. Nah,gue ama siapa coba?" tanyanya.

"Ama noh,kucing." kata pria tersebut seraya menunjuk kucing.

"Udah ah mas,ntar dia ngambek. Mas gag kerja?" tanyaku.

"Gag sayang. Ini tadi baru selesai ngurus administrasi buat wisuda." jelasnya.

"Oh. Mas,ke rumah pohon yuuuk." rengekku.

"Ayo." dengan menggenggam tanganku.

"Udah puas dach! Situ pacaran mulu,laennya pada ngontrak." sungutnya.

"Loe anak kecil,diem. Gue mo mesra-mesra an sama calon bini gue. Papa lagi keluar negeri dan besok baru balik. So,pulang gih!" tegasnya.

"Ye bawel loe mas! Jadi kelas Mr.Surya kosong donk hari ini ama besok." ucapnya memperjelas.

"Ya udah,gue pergi dulu ya Aish." izinku dan dia pun mengangguk. Aku menuju rumah pohon bersamanya. Simple banget alasannya,karena aku merindukannya. Dia pun menggenggam tanganku erat. Layaknya menunjukkan kepemilikan. Tapi,aku senang atas sikapnya. Kami pun menjauh dari kelas dan bergegas pergi ke rumah pohon.

***

"Sayang?" ucapnya dengan mengelus rambutku.

"Hmm."

"Kok hmm siih!" katanya dengan menjauhkan tubuhnya. Sehingga aku pun terjatuh ke rumput dekat danau. Ya,kami mengubah haluan. Sehingga disinilah kami duduk. Di rumput-rumput dekat danau.

"Adaaaau. Sakit tau!" sungutku dengan mengelus kepala.

"Biarin! Ditanya juga jawabnya hmm." jelasnya.

"Ya udah kalo gitu,cari yang laen ah. Yang meganging Via kalo Via jatuh,yang ngelus kepala Via juga." jawabku dengan tak memperdulikannya.

"Berani kamu gitu,hari ini juga kita nikah!" jawabnya berapi-api.

"Hahaha. Gag kok sayang." jawabku.

"Makanya jangan ngomong gitu!" sungutnya.

"Iah sayang. Senyum donk. Jelek tau kalo gitu." aku hanya bisa tersenyum melihat bibir manyunnya. Aku pun memajukan tubuhku kearahnya dan...

Cup

Sebuah kecupan mendarat di pipi kanannya.

"Kamu pinter ya ngerayu." katanya dengan merapikan anak rambutku.

"Hehehe."

"Tambah sayang aku kalo kamu gini."

"Makasih sayang." ucapku menghambur dalam pelukannya.

"Liat aja,gag lama lagi aku lamar kamu."

"Heh??? Apa an loe mas!" sungutku.

"Idiiih,nenek lampir marah." tawanya pecah dengan mengelus rambutku.

"Auk ah lap!" sungutku.

"Beneran dech tambah cantik kalo manyun." ucapnya membuat aku tersipu malu.

"Kita akan mempercepat pertunangan kita,sayang." refleks,aku pun mempererat pelukannku.

"Sayang?"

"Iya mas?"

"Besok,pulang kuliah hubungi mas ya."

"Mama pengen ketemu sama calon mantu katanya."

"Ngapain mas? Mas besok udah gag ngampus lagi?" tanyaku.

"Gag tau juga. Cuma itu pesen mama tadi pagi. Ya nggak lah. Mas besok ada rapat penting."

"Nah aku gimana?"

"Besok kan kamu kuliah. Mas juga kerja. Kalo kamu selesai kuliah dan mas selesai rapat,mas jemput kamu." tegasnya.

"Thank you sayang."

"Sama-sama cintaku."

"Tapi,waktu aku lagi berdua ama mama,mas jangan pergi. Kan aku takut ditanya aneh-aneh."

"Iya sayang mas janji." dia pun beberapa mengelus dan mengecup puncak kepalaku. Iiiih,so sweeeet. Tuch kan,jadi meleleh habis ini. Hahaha

Hari itu banyak ku habiskan waktu ku dengan bercerita dengannya. Seneng deh. Apalagi liat senyumnya,beeeeeuh rasanya ngajakin senam mulu dech. Hahaha.




Amburadul readers,hehehe....
Vommennya ya,jangan lupa...
Thank you :-)

Here,I'm Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang