PART 20

854 12 0
                                    

"Silvia Dwi Ananda!"

Sosok pria itu langsung menghampiriku dan menarikku dari dekapan Mas Ilham.

"Apa-apa an loe!" teriak Mas Ilham.

"Justru loe yang apa-apa an! Belum cukup loe buat dia nangis!" teriaknya.

Aku hanya meringis kesakitan. "Aduuuuuh. Sakit tau!" kataku dengan berusaha melepaskan cengkeramannya di tanganku. Cengkeraman itu begitu kuat sehingga meninggalkan warna merah pada kulitku.

"Loe,lepasin dia!" teriak Mas Ilham dengan mengacubgkan telynjuk kearah Mas Ifan.

"Kalo gue gag mau,loe mo apa!" ucapnya dengan sinis.

"Diam semuanya! Kamu ngapain sih mas! Dateng-dateng maen tarik aja!" teriakku sambil menatap tajam kearahnya.

Ya,dia lah Mas Ifan. Gag pernah capek kali ya ganggu hidupku.

"Chubby,dengerin mas. Mas sayang sama kamu."

"Jawaban chubby tetep NGGAK! NGGAK! dan NGGAK!"

"Apa karena laki-laki ini!" tatapannya kini mengarah kepada Mas Ilham. Tatapan bak singa bertemu musuh bebuyutan.

"Gag! Bukan hanya karena Mas Ilham. Tapi karena hubungan persaudaraan kita juga!" ujarku berapi-api.

"Oke! Sekarang tentukan pilihan kamu! Pilih dia ato aku!" ucap Mas Ifan dengan nada meninggi.

"Kalian sama-sama penting buat aku. Setelah kepergian kak Alfa,Mas Ifan bisa jadi sosok penggantinya. Tapi maaf,untuk hati. Aku telah menyematkan 1 nama. Yaitu,Mas Ilham. Maaf mas. Dan aku harap mas mau ngerti and nerima kenyataan ini. Tolong terima keputusan ku dan aku bahagia bersamanya." jelasku melihat ke arah Mas Ifan dan berhasil mwneteskan air mata.

Aku tak bisa berucap lagi. Aku hanya menunduk. Tak kuasa pula,aku melihat mata keduanya.

"Baiklah kalo itu keputusanmu. Mas terima. Dan loe,gue harap loe bisa jaga dia and gag buat dia nangis. Kalo ada apa-apa ama dia,loe tanggung akibatnya!" dengan mengacungkn jari telunjuk kearah Mas Ilham.

"Iya,gue janji." ucap Mas Ilham.

Mas Ifan pun pergi dengan keadaan yang panas. Kini hanya meninggalkan aku dan Mas Ilham diruangan ini.

Dia pun melangkah kearahku dan meraih kepalaku kemudian menenggelamkannya di lekuk lehernya. Aroma tubuhnya sisa semalam masih bisa ku nikmati. Ini yang membuatku nyaman. Tapi air mata ini masih terus mengalir.

"Ssssst...udah ah jangan sedih." ucaonya berusaha menenangkanku.

Aku hanya mengangguk pasrah. Aku bingung harus apa. Lamanya menangis,membuat alarm di perut ini berbunyi. Ya ampuuuun,ini perut gag bisa diem? batinku.

"Lapar ya sayang?"

"Hehehe." aku meringis dengan mengusap peruku.

"Kamu mau hamil?" tanyanya dan langsung ku balas dengan cubitan kecil di pinggangnya.

"Enak aja! Kuliah belum kelar! Suami juga gag ada!" sungutku.

"Lha,terus kenapa ngelus perut?"

"Kan tadi mas tanya? Itu pas mas tanya alarm ku bunyi." jelasku. Dia malah nyubit pipi chubbyku.

"Mas beli makan dulu ya." ucapnya berdiri.

"Ituuuut." rengekku.

"Sayang,kamu gag mau satpam kampus mikir kalo kita habis grepe-grepe kan semalam?" ucaonya dengan kerlingan mata jahilnya.

"Iiiiish,apa an siiih. Disentuh aja belum." ucaoku mengerucut.

"Oh,jadi minta di disentuh? Dimana?" bisiknya.

Seketika dia mendekat dan....cuup. Dia pun mencium pipi kananku.

"1 sama." ucapnya dengan senyum.

Aku hanya tertunduk malu melihatnya. Kurasakan rona wajahku berubah warna.

"Sudah ah,mas pergi dulu. Kamu disini beresin ruangan papa."

"Iya mas. Hati-hati." ucapku.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Mau gag mau,aku pun menurutinya. Daripada ketahuan sama pak satpam yang galaknya level 1. Ya walopun hari ini hari minggu. Eeitz tapi,kenapa Mas Ifan kesini? Udah ah. Males mikirnya.

***

"Ya Alloh,Rindaaaaaaa." ucapku terkejut.

"Iiish,apa an sih mbag!" sungutnya

"Kamarku jadi kapal pecAh gini."

"Hehehe." jawabnya dengan mengacungkan dua jari ke udara.

"Mbag Vee,dari mana?"

"Emmmm...dari mana ya?"

"Aaaaah,gag seru nich."

"Mo tanding bola rin? Pasti seru."

"Auk dah mbg!" sungutnya dan membuatku terkekeh meligat kelakuannya.

Mas Ilham harus ke kantor mengechek beberapa dokumen yang akan diserahkannya besok. Sehungga dia mengantarkanku ke asrama seusai acara makan pagi kami.

Tak lama kemudian,ponselku pun bergetar.

FROM : Mas Ilham

Sayang,1 jam lagi aku jemput. Siap-siap ya sekarang.

TO : Mas Ilham

Iyah mas. Emang kita mo kemana?

FROM : Mas Ilham

Aku pengen kamu nemenin aku dikantor. Aku masih kangen. Hehehe.

TO : Mas Ilham

Iyach sayank. Ya udah,aku siap-siap dulu ya.

"Tuch kan senyum-senyum sendiri." ucap Rinda.

"Hehehe. Ya udah aku mandi dulu deg." ucapku bangkit menuju kamar mandi.

"Ciyeee mo kencan ya?"

Aku pun tak menggubrisnya. Langkah ku terus saja menuju kamar mandi. Aku meninggalkankannya dengan setumpuk askeb di meja belajarku.





Maaf kalo typo berserakan. Hihihi. Maaf juga kalo gag dapet feelnya. Hehehe. Jangan lupa vomennya ya readers. Thank you :-)

Here,I'm Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang