PART 25

476 12 0
                                    

Disinilah aku. Di depan sebuah cermin. Tante Ana---seorang penata rias yang ditunjuk oleh mama Mas Ilham telah berhasil mengacak-acak wajahku. Kedatangan tante Ana sejak pukul 5 pagi di asrama,telah berhasil membuat wajahku bak putri yang cantik jelita. Dan hasilnya,perfecto. Ucapku dengan memberi dua jempol kearah tante ana.

"Cantik." bisik tante Ana.

Hari ini adalah hari dimana Mas Ilham akan meraih gelar Sarjana Ekonomi. Ya,hari wisudanya Mas Ilham.

Aku pun berputar dan memperhatikan penampilanku di depan cermin tersebut. Aku merasa sangat bahagia.

"Aduh,mantu mama cantik." sambut mama ketika melihatku. Aku pun hanya menunduk malu.

"Udah donk,mantunya jangan digoda terus. Kesian kan dia." ucap Tante Ana.

"Ya udah,ayo Vee kita keruang acara yang buat wisuda." ajak mama Mas Ilham.

***

Berbagai rentetan prosesi wisuda telah usai. Kini adalah prosesi foto-foto. Aku pun tak ingin tertinggal. Aku sempat berselfie dengan Mas Ilham. Tak jarang pula dengan Zia.

"Nah lho...mo photo wisuda ato prewedd seeeh mas?" ucap Zia sebal.

"Napa sih loe,bawel banget. Bini gue aja gag bawel." sungut mas Ilham.

"Gue kan jadi pengen." ucap Zia dan langsung disambut tertawa yang nyaring oleh Mas Ilham.

"Ssst,udah ah mas. Kesian Zia." jawabku.

Papa dan mama mas Ilham pun datang menghampiri kami bertiga.

"Anak-anak,ayo kita jalan-jalan." ucap papa mas Ilham.

"Eem,pa..Ilham ada acara berdua ya sama Via." ucap Mas Ilham.

"Ya sudah kalo gitu. Kita pergi dulu." ucap mama Mas Ilham.

"Inget loe! Jangan mesum!" ucap Zia meninggalkan kami.

Sesaat setelah mereka meninggalkan kami berdua,aku pun mencoba memberanikan diri untuk bertanya. "Kita mo kemana mas?"

"Mas anterin kamu ke rumah pohon dulu ya. Mas masih mo ketemu temen-temen yang laen dulu. Bentar aja."

"Janji ya?"

"Iya mas janji."

Dia pun mengantarkanku ke rumah pohon. Digenggamnya erat tanganku. Aaah,so sweeet. Klepek-klepek dah jadinya. Hahaha.

Dia pun meninggalkanku dirumah tersebut. Aku lebih memilih merebahkan tubuhku di atas kasur lipat yang telah tersedia di sana. Aku merasa sangat bahagia. Aku pun mulai mengingat kejadian kemarin dirumah Mas Ilham.

*flashback ON*

"Papa?" begitu kagetnya ekspresi Mas Ilham.

"Duduk dulu Via,Ilham." ucap mama. Ya kami semua berada di ruang kerja papa. Mama sengaja tidak memberi tahu kepulangannya pada Mas Ilham.

"Papa dengar,kamu ingin melamar Via secepatnya. Benar begitu?" tanya papa.

"Iya pa. Ilham gag mau kecolongan start,mengingat banyaknya pria yang mencoba mendekati Via. Dan Ilham mau Via menjadi Ilham." jelasnya. Sadar dengan rona wajahku yang padam,aku hanya bisa tertunduk malu. Tapi tangan Mas Ilham tetap menggenggamku erat dan memberi rasa nyaman untuk ditlriku.

"Oke. Papa setuju. Seharusnya memang begitu. Jadi,kapan rencanamu?" tanya papa.

"Libur semester ini pa. Kalo bisa sih 1 minggu setelanya langsung nikah pa." santai banget ngomongnya dan aku pun langsung memandang tajam kearahnya. Kudengar papa dan mama terkekeh melihat sikap kami berdua.

*flashback OFF*

Angin yang masuk melalui ventilasi semakin membuatku tak dapat menahan rasa kantuk.

****

Ilham's POV

Aku meninggalkan gadisku di rumah pohon. Karena menurut mama,dia sangat lelah. Beberapa kali dia hampir terjatuh ketika menaiki tangga ruangan dimana acara wisudaku berlangsung.

Aku pun menuju teman-temanku. Kali ini aku berselfie bersama teman-teman seangkatanku. Entah dari fakultas apa saja.

30 menit aku telah meninggalkan gadisku. Apa yang dilakukannya sekarang? Aku pun pamit pada teman-temanku dan langsung menuju rumah pohon untuk menemuinya.

Dia tertidur. Itulah yang kulihat. Wajahnya begitu damai. Aku pun memejamkan mataku disebelahnya. Kini aku melihat wajahnya sangat lekat. Dan jantungku berdetak dengan kencang.

"Eeehm,mas?" kagetnya dia ketika membuka mata melihat diriku yang tengah menatapnya.

"Hmmm."

"Kenapa liatin aku gitu?"

"Gag kok."

"Iya."

"Gag."

"Aku cantik?"

"PD banget kamu"

"Iya donk. Kan aku cantik." ucapnya yang langsung membenamkan kepalanys di balik dada bidangku. Aku pun mengeratkan pelukanku pada gadisku. Huaaaa,melting niih. Hahaha.



Meltiing nih...huaaaa.....

Tolong tinggal jejak kalian ya readers....karena author juga butuh saran....thank you :-)

Here,I'm Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang