Gelisah. Itulah yang aku rasakan. Hari ini Mr.Surya---papa Mas Ilham,menyuruhku menghadap beliau diruangannya. Memang,ini bukan kali pertama aku memasuki ruangannya. Tapi hari ini perasaanku tak nyaman. Terlebih lagi setelah keputusan Mas Ilham untuk segera melamarku. Ada apa ini,batinku.
"Cie cie yang mo ketemu camer?" tandas Aish dengan terkekeh.
"Bisa diem gag loe!" ketusku.
"Ya udah...semangat ya...itu namanya uji kelayakan mantu. Hahaha!"
"Oke nyuk."
"Gue balik dulu ya Bakpia. Mo ngambil undangan bwt nikahan ntar." jelasnya dan kubalas dengan anggukan.
Dengan rapalan do'a,aku pun mulai berani melangkahkan kaki menuju ruangan Kaprodi Bahasa Inggris.
Tok
Tok
Tok
"Yes,please come in." ucapnya.
"Assalamu'alaikum mister." ucapku sedikit takut.
"Wa'alaikumsalam. Duduk Via." katanya dengan menatapku.
"Ya mister,thank you." dengan menarik kursi dihadapnya. Kini tatapannyaa intens kearahku.
"Begini Via,kamu saya tunjuk untuk pertukaran mahasiswa di German. Masalah Ilham kamu gag usah khawatir. Saya menunjuk kamu,karena saya tahu kamu seperti apa. " jelasnya.
Demi apa ini semua terjadi. Aku senang mendengarnya. Namun,sedikit shock. Apa aku bisa tanpa Mas Ilham?
"Pertukarannya di mulai tahun depan. Jadi kalian bisa lamaran dulu." ucapnya dengan senyuman. Sadar dengan perubahan rona wajahku,aku hanya bisa tersenyum dan menunduk.
"Kalau begitu saya permisi dulu mister." ucapku seraya berdiri dari kursi dihadapannya. Beliau pun mengangguk.
"Assalamu'alaikum mister."
"Wa'alaikumsalam." ucapnya tegas.
***
Ilham's POV
Papaaaaaa. Ingin sekali aku meneriakkan namanya. Tahun depan,aku harus berpisah dengan gadisku. Pernyataan papa membuatku ingin menyegerakan prosesi lamaran kami dan kalau pun bisa,sekalian nikah. Aku tak ingin berlama-lama. Aku mencintainya,teramat sangat mencintainya.
Aku pun beranjak dari singgasanaku. Hari ini Icha telah berjanji akan menemaniku untuk membeli segala macam keperluan lamaran kami. Sekalian menemaninya mengambil undangan pernikahannya di percetakan. Minggu depan dia akan menikah dengan kakak sepupuku. Segera ku ambil benda pipih dan menghubungi Icha.
"Cha,loe dimana?"
"..."
"Oke,30 menit lagi gue nyampek."
Klik
Bismillah,semoga semua berjalan lancar,gumamku.
Maaf readers kalo gag dapet fellnya...tolong tinggalin jejak kalian yach...hehehe...thank you :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Here,I'm Waiting You
Любовные романы"Aku tak percaya bahwa aku harus mengalami ini semua" ucapku lirih saat melihat apa yang terjadi dihadapanku. Tangisku pun semakin memuai,bagai besi yang terkena panas. Seketika itu pula Aish,sahabatku memelukku dengan erat.