"So?" ucapku dengan malas kearah Aish.
"Iye, sorry ye. Gue kan cuma pengen liat loe senyum kayak dulu lagi bakpia." ucapnya tanpa rasa berdosa.
Ya, dua hari yang lalu Mas Ilham menghubungiku. Dia menjelaskan siapa Mr. I itu sebenarnya. Tapi clue yang diberikannya hnya satu nama - Aish. Dan aku pun langsung menghubunginya.
Sekarang, disinalah kami berdua. Di Kopitan. Tempat nongkrong yg menyediakan berbagai kopi dari daerah-daetah di Indonesia yang dipadukan dengan ketan sebagai makanannya. Ketannya pun bervariasi rasanya. Tongkrongan di daerah Gatoel-Mojokerto.
"Oh, ya deh. Makasih ya. Berkat loe gue kenal cinta lagi." ucapku dengan memeluknya. Memeluk sahabat yamg selalu mengerti diriku.
"Iya,sama-sama. Gue gini, karena gue sayang loe. Dan gue rasa Mas Ilham juga cocok jadi pendamping loe." ucapnya seraya melepas pelukanku.
"Idiiiih...sejak kapan loe jadi dukun?"
"Sejak tahu sahabat gue patah hati." jawabnya dengan cengiran khas.
"Tapi, napa loe gag marah ama gue?"
"Sebenrnya nih ya,gue tuh pengen marah. Tapi gue inget loe sahabat gue. Loe tau gimana terpuruknya gue waktu itu. Loe ada buat gue."
"Heeeeeh??"
"Mending kayak loe gini, punya sahabat cuma 1 yang bner-bener perhatian sama gue. Tau jelek ama baiknya gue." ucapku penuh senyum kearahnya.
"Ya udah, nie undangan gue. Dateng loe ye! Wajib! Gag terima penolakan!" tegasnya.
"Iye, gue dateng. Dua minggu lagi kan? Kok di Surabaya? Napa gak dimari neng?" ucapku padanya.
"Udah, nanya mulu loe! Wartawan loe? Ya udah, gue cabut dulu."
"Okkeh...hati-hati."
Setelah kepergiannya, aku pun berkutat kembali pada segelas kopi yang telah ku pesan. Tak lama, ku mendengar suara seseorang yang sangat ku kenal. Aku pun memandang kearah sekitar dan yap! I get it! Hehehe.
"Chubby? Ngapain disini?" tanyanya.
"Tadi sama Aish mas. Mas sama siapa kesini?" tanyaku. Dia hanya tersenyum sembari mengacak rambutku. Ya, dialah Mas Ifan.
"Gimana kabarnya?"
"Alhamdulillah, fine mas. Mas gimana?"
"Fine too. Tambah chubby aja kamu." ucapnya dengan mentoel-toel pipiku. Terdengar derap langka seseorang dan sekarang duduk di bersama Mas Ifan.
"Sayang, ini pesenan kamu tadi."ucapnya membawa nampan berisi ketan duren.
"Thank you sayang." ucap Mas Ifan dengan senyumnya.
"Ini--"
"Kenalin, ini calon istri aku. Namanya Dea." ucap Mas Ifan
"Dea." ucapnya sembari menyodorkan tangannya
"Via."
"Ini sepupu aku sayang. Aku biasa panggil dia chubby."
Mas Ifan ganteng. Pantesan gampang dapet cewek. Gak apa-apa deh. Yang penting gak ganggu hidup ku lagi. Hehehe.
"Sayang, aku ke belakang sebentar ya." ucap Dea.
"Aku mulai sadar. Perasaan itu adalah anugerah yang indah. Bahkan mungkin terlalu indah untuk kita definisikan."
"Ya! Dan perasaan itu bernama cinta. Is it right?" tambahku.
"Yes, you are right. Dan kini aku telah menemukan tempat dimana aku harus pulang. Maafin mas ya chubby."
"IyA mas, tak apa."
"Wah, curhat apa nih. Gak ngajak-ngajak." ucap Dea.
"Bilang kalo kamu adalah tempat aku pulang." ucap Mas Ifan kemudian menarik pinggang Dea possesif.
"Tuh, tomat nya muncul. Udah ah. Aku gak mo jadi obat nyamuk. Aku pulang dulu mas." ucapku seraya berdiri.
"Undangan kamu aku tunggu ya." ucapnya dengan mengerlingkan mata.
"Siiip! Okkeh. See you Dea." ucapku meninggalkan mereka berdua.
Tetep ditunggu vote and commennya ya semuanyaaa. Tolong ya gaes. Karena tulisan ini gak sempurna. Jadi kalo mo comment, dipersilHkan. Thank you. ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Here,I'm Waiting You
Romance"Aku tak percaya bahwa aku harus mengalami ini semua" ucapku lirih saat melihat apa yang terjadi dihadapanku. Tangisku pun semakin memuai,bagai besi yang terkena panas. Seketika itu pula Aish,sahabatku memelukku dengan erat.
