PART 18

2.3K 14 0
                                    

Lagu itu... Suara itu... Aku pun merasakan sebuah tangan memelukku dari belakang. Aku pun langsung menoleh ke belakang dan menemukan sosoknya yang berjarak sangat dekat denganku. Dia pun menarikku dalm pelukannya. Tangisku pecah. Aku tak kuasa menahan rasa gelisah dan takut. Aku merasa nyaman saat ini.

"Sssst,my sun udah ya jangan nangis. Mas disini. Dan akan selalu disampingmu."

"Ma--s ke--ma--na-- aja? Jan--ji selalu di--sam--pingku?" ucapku ditengah tangis.

"Mas sibuk sayang. Iya,mas janji." ucapnya dengan mengelus rambutku.

"Ikut mas yuuuk."

"Kemana?"

"Ke sana. Ke dalam." ucapnya dengan menunjuk kearah rumah pohon. Dia pun mengulurkan tangannya dan aku menyambutnya.

"Silahkan masuk tuan putri."

"Duduk di situ dulu ya. Mas mau ambil minum." ucapnya dengan pergi meninggalkanku.

Dia pun kembali dan mbawa 2 gelas minuman. Kemeja yang di kenakannya basah,penuh dengan tangisku. Aku hanya meringis melihatnya.

"Kenapa liat-liat?" ucapnya.

"Apa an siih mas."

"Nafsu ya?"

"Ogah!"

"Yakin nih enggak?" ucapnya dengan kerlingan mata.

"Iiih,ogah mas."

"Kita kan cuma berdua. Malem-malem lagi. Gag takut aku makan nih?"

"Iiih,atuuuut." jawabku dengan tawa.

Aku pun bangkit dan mengamati setiap sudut ruangan ini. Ada banyak foto. Terutama fotoku.

"Mas dapet fotoku banyak banget. Gimana caranya?"

"Itu sih gampang sayang."

Dia pun menarikku dalam pangkuannya. Aku menyandarkan kepala ku di dada bidangnya. Ya,inilah yang membuatku nyaman.

"Sayang?" ucapnya dengan mrapikn anak rambutku.

"Hmm."

"Aku sayang kamu. Aku mencintaimu dan aku ingin mengikatmu."

"Emang aku embek,pakek diiket segala."

"Coba deh kamu ambil sesuatu di saku kemejaku. Tapi inget,jangan pake nafsu. Hahaha."

"Iiiish,apa an siih. Iya tau."

Aku pun menjauhkan kepalaku dari dada bidangnya. Tapi tetep berada dalam pangkuannya. Sebuah benda kecil berwarna merah dengan bentuk bunga mawar.

"Ini apa mas?"

"Bukalah."

"Cantik." satu kata yang dapat menggambarkan benda tersebut.

"Kamu suka?"

"Hehehe. Cewek mana yang gag suka?"

"Itu buat kamu. Aku melamarmu malam ini." bisiknya dengan lembut.

"Sini,mas pakek in."

Sebuah cincin emas yang simple. Aku pun langsung memeluknya dan meneteskan air mata.

"Aku mencintaimu. Aku ingin memilikimu seutuhnya." bisiknya.

"Aku juga mas."

Dia pun mengeratkan pelukannya untukku. Tenagaku kalah dan aku hanya bisa diam dengan cucuran air mata bahagia.

"Mas?"

"Hmmm."

"Mas,aku pengen p---" ucapku terpotong.

Here,I'm Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang