Part 44

449 14 4
                                        


Alloha...........alloha...........*lambai lambai ala miss universe*

Sudahkah anda menggunakan hak pilih anda hari ini?

Buktikan kalo kalian warga Negara yang baik :-)

Cuz, langsung baca


Typo(s) bertebaran.....#abaikan


Happy reading


Tak dapat kah diriku menyentuh kekasihku

Hanya bisa di dalam mimpiku

Sesungguhnya hatiku perih menahan rindu

Entah kapan kau kembali padaku


Sampai Kapan – by Naff



Ku berdiri menatap langit yang tersenyum hari ini. Begitu cerah senyumnya. Karena dia bersanding dengan sang surya. Sang surya yang mampu memberi kehangatan. Aku pun begitu. Teramat sangat bahagia di pagi ini.

Ku langkahkan kaki kecilku menuju rumah pohon, tempat yang menjadi saksi antara aku dengannya. Ya, dia pangeranku. Tapi, sang surya perlahan mulai bersembunyi di balik awan gelap saat aku berjalan. Entahlah, aku tak tahu alasannya mengapa sang surya enggan memberi kehangatannya lagi di pagi ini.

Perlahan, ku mulai membuka rumah itu. Ragu dan sedikit was – was. Tak seperti biasanya aku begini. Ada apa ini?batinku berbisik. Aku pun mulai menuju tempat kesukaanku. Ya, disinalah aku. Menatap langit dari jendela yang semakin indah dengan suara gemuruh petir dan lukisan-lukisan indah diatas sana. Hujan pun turun. Aku mulai merindukannya. Dia berjanji akan menemuiku hari ini.

"Maaf membuatmu lama menunggu."ucapnya dengan lengkungan di bibir manisnya.

"Iah mas, engga apa-apa."ucapku berbalik kearahnya dan mengelus pipinya. Dia pun memejamkan matanya dan merasakan sentuhan tanganku. Dia pun mulai membawa tanganku kearah jantungnya.

"Kamu tahu, aku selalu merindukanmu." Aku menganggukkan kepala.

"Kamu tahu aku akan melakukan apa saja asal kamu tetap bahagia?" Aku menganggukkan kepala lagi.

"Dan aku harap, kamu juga bisa melakukan hal yang sama." Ucapnya dengan senyum.

"Maksut mas?" tanyaku dengan sedikit rasa was-was.

"Iya, kamu melakukan apapun demi aku." Ucapnya dengan mencium puncak kepalaku.

"Iya mas. Pasti itu." Tegasku.

"Janji?" ucapnya dengan memberikan jari kelingkingnya kearah depanku.

"Promise." Balasku dengan senyuman dan mengaitkan jari kelingking kami.

Aku tak tahu mengapa hujan di luar sana begitu deras. Mengapa tak selaras dengan hatiku. Apakah ini pertanda? Entahlah, yang aku rasa saat ini begitu nyaman berada dalam dekapannya.

"Sayang, aku harus kembali ke kantor dulu." Ucapnya

"Tapi kan masih hujan." Jawabku.

"All be fine honey, trust me."

"Ta—Tapi, hujan mas."

"Anggap saja hujan hari ini akan menjadi hujan awal dalam kehidupan kita. Dan akan ada matahari yang setia menemaninya." Ucapnya sembari mengerlingkan mata.

Here,I'm Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang