Part 42

475 10 8
                                    


Happy reading


Ilham's POV

Entah mengapa dia berubah menjelang hari pernikahan. Dia selalu merasa takut. Dia juga selalu menangis, ketika aku menghubunginya. Aku tak mengerti apa yang ditakutkannya. Ada apa ini? Ada apa dengannya? batinku. Aku pun mulai sedikit merasa takut. Apalagi mengingat kejadian tadi pagi, saat aku merindukan suaranya.


*flashback ON*


"Hallo sayang?"

"-------------------"

"Kamu sakit sayang?"

"-----------------------"

"Ve?"

"------------------------"

"Ve, ngomong. Jangan diem gini."

"---------------------------------------"

"Sayang, kamu kenapa?"

"-----------------------------"

"Kamu ragu dengan pernikahan ini? Mau dibatalin?"

"NO!" bentaknya

"Terus, kenapa diem?"

"A—Ak—Aku ka—kangen kamu." jawabnya sesenggukan.

"Me too honey. I'm really really miss you."

"Mas, tetep disamping aku ya. Jangan tinggalin aku. Maafin aku kalo aku salah. Bimbing aku jadi istri yang sholehah. Aku takut mas. Aku engga mau kamu tinggal."

"Hi, what's wrong with you? All be fine honey, trust me. I'm here for you and forever for you."

"Really?

"Yeah, of course."

"Thank you"


*flashback OFF*


Seketika lamunanku berhamburan di udara dengan hadirnya sosok yang amat kurindukan.

"Cie, mo nikah nih"

"Hahaha. Ah mas Dio. Kapan nyampek?"

"Baru aja sih. Cuma tadi langsung ke kampus papa. Gilaaaaaaaaa, ceweknya cantik-cantik. "

"Hahaha. Namanya juga cewek mas. Kalo cowok cantik, itu masalah. Liat dulu kemaluannya."

"Eeee...mo nikah bahas kemaluan. Hahaha."

"Lha, mas kapan nyusul?"

"Kapan ya? Nunggu calon istri kamu deh, hahaha."

"Hahaha. Mas tuh apa sih. Tapi iya sih, nanti aku bilang deh sama Via. Oke deh."

"Eh, apa an. Mas ngasal tadi."

"Engga apa-apa mas."

"DIEM!" bentaknya.

"Ribet dah ngomong sama calon pengantin yang otaknya gesrek."tambahnya

"Sembarangan. Gesrek-gesrek gini juga ada yang ngajarin tau."

"Siapa?"

"Tuh, yang galo gegara pop ice kacang ijo segentong. Yang demen Tum Hi Ho. Hahahaha."

"Hust, sembarangan. Udah jangan ngomongin orang galo. Tersipu dia ntar. Mukanya merah lagi. Hahaha."

"Hahaha. Udah ah. Mas kesini mo ngapa?"

"Liat kamu aja. Mas kangen kamu juga kali."

"Iuuuuuuuuuuwh, najong gue. Hahaha."ucapku dengan gaya wanita.

"Udah ah, mas pulang dulu."

"Oke mas, ati-ati."

Ya, dialah Mas Dio. Kakak kandungku. Mama memberitahunya bahwa aku akan menikah. Dia belum menikah, karena dia terlalu sibuk dengan bisnis papa di German. Ya, mungkin hari ini aku akan pulang cepat kerumah dan menghabiskan banyak waktu dengannya.



Sorry, klo feelnya engga dapet, kan mo ending, hehehe. piiiiiiiiiiiiiis....

Vote dan komennya tetap ditunggu, terimakasih. Silahkan datang kembali, wkwkwkwk :-)


Here,I'm Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang