PART 32

692 8 0
                                    

"Bakpiaaaaaa." teriaknya.

"Aiiish,sarap loe. Gue gag budek!" sungutku.

"Loe ngapa kesini?" tanyaku.

"Gue kan mo jemput loe bakpia sayang." jelasnya.

"Kok loe sih. Bukan Mas Ilham?" tanyaku dengan bibir mengerucut.

"Yaelah,gag usah gitu juga kali. Muka pakek dilipet-lipet gitu."

"Habisnya dia janji mo jemput gue."

"Loe ndiri tau darimana gue sakit?"

"Kan laki loe yang bilang. Udah ah,ayo prepare. Dia gag bisa jemput karena ada meeting mendadak di Surabaya." jelasnya.

"Tapi dia kan bisa ngasih kabar ke gue dulu Iish." jawabku setengah kesal.

"Udah deh,mo pulang ato mo perpanjang kontrak loe dirumah sakit?" tanyanya.

Aku pun memonyongkan bibirku dan pergi meninggalkan rumah sakit. Aku berjalan di belakang Aish.

"Udah deh. Mo disetrika ye tuh muka." jelasnya.

"Iye. Nie gue senyum. Smileeeeee." ucapku dengan senyum yang memaksakan.

Kami pun masuk kedalam mobil. Hening dan tak ada percakapan. Aku pun mulai mengantuk kembali. Mataku pun terpejam.

***

"Vee bangun." aku pun mulai membuka mataku.

"Ini dimana?" tanyaku sembari melihat sekeliling.

"Udah deh. Loe diem. Kita turun."

"Tapi ini kan bukan rumah gue." jelasku.

"Turun ato gue gendong!" perintahnya.

Aku pun menyerah dan akhirnya berjalan di belakang Aish.

"Ini kan daerah Trawas Ish?" tanyaku.

"Sapa juga yang bilang ini daerah Bogor." juteknya.

"Emang kita mo ke air terjun? Ato mo ke kebun duren?" tanyaku.

"Kalo gue jawab mo mutilasi loe,gimana?" tanyanya.

"Loe kok gitu sih."

"Nah loe,bukannya diem. Gue mutilasi loe baru tahu rasa."

Dia pun menghentikan langkahnya di bawah jalan menurun dekat beberapa kios. Aku tak mengetahui apa yang akan dilakukannya. Dia sangat aneh hari ini.

"Loe diem disitu. Gue mo beli minum sama camilan dulu." ucapnya dan kubalas dengan anggukan.

Lama....itu yang aku rasakan. Aish lama banget sih,gumamku.

"Sudah lama nunggunya?"

Suara itu. Ya,suara yang kurindukan. Aku pun segera memutar badanku. Kutemukan dirinya tengah tersenyum kearahku sembari merentangkan tangannya. Aku pun lsngsung menghambur kedalam pelukannya.

"Miss you Via sayang." bisiknya di telingaku.

Demi apapun tubuhku terasa tegang. Degub jantungku kian tak teratur. Oh,inilah yang aku rindukan.

"Miss you too Mas." ucapku dengan mengeratkan pelukan. Aroma tubuhnya sebisa mungkin kuhirup dalam-dalam. Karena aku menginginkan kehadirannya.

"Mana Aish?" tanyaku sembari mendongakkan wajah.

"Udah pulang. Dia kan prepare buat nikahnya ntar." jelasnya.

"Turun ke bawah yuuk sayang." ucapnya dengan menarik tanganku.

"Huaaaaa....i like it." teriakku.

"Thank you honney." teriakku dan dia pun tersenyum kearahku.

Ya,dia mengajakku ke air terjun dlundung di kawasan wisata Trawas-Mojokerto.

Lelah bermain,dia pun mengajakku kembali kerumah. Tapi rumah terlihat sepi. Kemana ayah,bunda,dan Rafi,batinku.

Mas Ilham menggenggam tanganku saat kami akan memasuki rumah.

"Taraaaaa...."

"Selamat hari lahir neng ku " teriak Rafi.

"Selamat ulang tahun sayang." ucapnya setengah berbisik. Aku pun menghambur dalam pelukannya dan meneteskan air mataku.

"Ssst,don't cry babe." ucapnya dan kubalas dengan anggukan.

Terlihat tangannya menyodorkan sebuah kotak padaku.

"Apa ini?"

"Bukalah." ucapnya dengan senyum.

Sebuah kalung emas bertahtakan liontin berwarna putih. Cantik. So beautiful. Aku tak mampu berucap. Hanya air mata yang menjadi jawabanku.

"Sini,ku pakaikan." ucapnya.

"Jadi,kamu sudah terima lamarannya Ilham?" tanya ayah.

"Ak--"

"Iya om,Via udah terima."

"Ya sudah kalian senang-senang dulu. Ayah gag mau ganggu." jawab ayah.

Aku pun menggiringnya ke ruang keluarga. Aku masih ingin berdua bersamanya.

"Kamu suka?" tanyanya dan kubalas dengan anggukan.

"Cium dulu donk." pintanya.

"Dasar mesuuum." ucapku.

Aku pun mendekatkan wajahku kepadanya. Hingga tak ada ruang untuk kami tak saling berpandangan.

"Ilhaaaam..."

"Vee...."






Hiaaaaaa....gimana nih....siapa ya itu....ayo-ayo tinggalin vomen kalian ya.....thank you....karena itu penting buat saya.

*kedipkedipmataalaIlham*

Here,I'm Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang