Benda kecil pemberian ayah yang ku letakkan di atas nakas pun bergetar. Sehingga aku pun terjaga dari tempat peraduanku.
Kunyuk calling
"Alloha bakpia."
"Apa an nyuk?"
"Gag lupa kan ntar dateng kerumah kakek?"
"Ada apa an seeh loe?"
"Iuuuwh,gue lamaran Pia sama kak Anton."
"Haaaaah? Yang bener loe?"
"Suer dach. Ngapain gue bohong."
"Ya udah gue mo prepare. And gue pastikan,jam 5 udah nyampek rumah kakek."
"Oke dach. Oya,dandan yang cantik. Hehehe. Bye Pia."
"Bye."
Kabar itu membuatku senang. Alhandulillah. Akhirnya sahabatku dilamar oleh pujaan hatinya,gumamku.
Long dress putih yang ku padu dengan kerudung maroon,menjadi pilihan ku untuk memenuhi undangan sahabatku, Aisyah Megantari.
"Waduuh, heels ku kemana?" ujarku sembari melihat rak sepatu.
"Ini dia. Hehehe."
Kulangkahkan kaki kecilku menuju sebuah taksi. Ini udah telat,moga-moga kunyuk gag marah,batinku.
***
"Kenapa kamu mondar-mandir kayak setrika siiih Cha?"
"Bakpia kok belum dateng siih mas. Aku khawatir mas. Aku takut terjadi apa-apa."
"Dia tadi bilang kesini jam berapa? Sama siapa? Naik apa? Coba kamu hubungi lagi."
"Mas Ilham,kalo tanya pelan-pelan. Jangan rombongan!"
"Aku khawatir Cha."
"Jangan-jangan,Mas Ilham...."
Terdengar suara derap langkah yang begitu cepat.
"Maaf Nyuk,gue telat. Gimana acaranya?"
"Huaaaaa...Bakpia. Alloha. Aku khawatir. Udah kelar kok."
"Iyach,maaf ya. Tadi lagi nyari heels ku. Aku lupa naruhnya. Hehehe."
"Oke. Tapi loe kudu nginep sini malem ini. Oya,kenalin ini Mas..."
"Vee?"
"Mas Ilham?"
"Owh kalian sudah kenal. Baguslah. Hehehe. So,gue gag usah capek-capek ngenalin kalian berdua."
Aish pun mempersilahkan aku menikmati hidangan. Aku menuju sebuah gubuk kecil di dekat kolam ikan di belakang rumah kakek Aish.
Aroma itu. Aku merindukannya. Ya Alloh,jagalah hatiku,gumamku.
"You look so beautiful." ujarnya setengah berbisik kepadaku.
"Apa sih mas? Baru tahu ya kalo aku cantik? Hehehe." ujarku sembari mengembungkan pipiku.
"Sini,duduk sebelah mas." ujarnya sembari menepuk lantai yang akan ku tempati.
"Apa mas?"
"Kamu gag kangen mas?"
"Menurut mas?"
"Kan mas tanya. Cukup jawab iyach ato gag. Gitu aja." jawabnya ketus.
"Kalo aku kangen kenapa? Kalo aku gag kangen kenapa?"
"Kalo kamu kangen,siap-siap aku bawa ke KUA." jawabnya sembari mengerlingkan mata kearahku dan langsung ku balas dengan cubitan di lengan kanannya.
"Aduuuch,sakit tau sayank."
"Biarin! Nyebelin tau gag!"
"Wah,kangen yach." ujarnya yang kubalas dengan anggukan.
"Mas,aku ngantuk. Hehehe. Boleh gag,pinjem bahu bentaaaar aja."
"Dengan senang hati. Lama juga gag apa-apa kok."
Aku tak tahu berapa lama aku tertidur. Dan,ketika aku terjaga,diriku telah berada di dalam kamar yang sangat nyaman. Dan kulihat sosok pria yang tadi bersamaku tengah tertidur pulas di atas sofa.
Aku pun terjaga dan memberikan selimut yang ku kenakan kepadanya. Sehingga aku mendekat ke arahnya dan berhasil menatap lekat wajah tampannya.
"Mas Ilham,kamu bobok ya? Tambah ganteng dech. Hehehe. Mas,aku berharap kamu yang akan jadi imam ku. Semoga itu terwujud ya. Amin." ujarku sembari tersenyum menatapnya.
Perlahan ku meninggalkan sofa itu. Ku ambil hp dan mulai mengirim pesan kepada Aish.
To : Kunyuk
Nyuk,gue balik ke rumah loe ya. Gue gag enak sama mas Ilham. Kita kan bukan muhrim.
Terasa hp ku bergetar dan mendapat balasan dari Aish.
From : Kunyuk
Oyiiih Pia. Gue tunggu di depan rumah.
Dan aku pun meninggalkannya menuju rumah Aish. Tapi,sebelumnya,ku meninggalkan sebuah pesan di nakasnya.
Mas ganteng,thank you yach. Miss you. And I'll always miss you. Itu jawabanku.
- Vee -
Huaaaa...hati Cith tambah cenat-cenut nih...huaaaaa...
Jangan lupa vote and comment yach...*Salam sayang* from Bakpia&Ilham

KAMU SEDANG MEMBACA
Here,I'm Waiting You
Lãng mạn"Aku tak percaya bahwa aku harus mengalami ini semua" ucapku lirih saat melihat apa yang terjadi dihadapanku. Tangisku pun semakin memuai,bagai besi yang terkena panas. Seketika itu pula Aish,sahabatku memelukku dengan erat.