PART 36

457 14 0
                                    


Ilham's POV

Ceklek

Kubuka pintu kamarnya. Sepertinya dia tak menyadari kehadiranku disini. Dia masih berkutat dengan heels yang akan dipakainya. Mungkin dia bingung, karena banyaknya koleksi yg dimilikinya. Tak lupa dia bersenandung lirih. Sejenak ku terdiam. Dia begitu indah. Begitu sempurna untuk semua kekuranganku. Dia lah wanitaku.

Dia pun kembali memoles wajahnya, walaupun hanya polesan tipis, aku sangat menyukainya. Karena itu natural.

"Sudah cantik." ucapku seraya memeluknya dari belakang.

"Iiih,mas apa an coba." ucapnya dengan mencubit perutku.

"Jangan cantik-cantik. Aku suka kamu apa adanya." ucapku setengah berbisik.

Blush

Pipinya merona dan dia pun tersenyum simpul kearahku.

"Sudah siap?" tanyaku.

Dia pun mengamit lenganku. Dan aku pun mengangguk. Hari ini kami menghadiri pesta pernikahan Icha, yang tak lain adalah sahabat Via.

***

"Kunyuuuuuuuuk." teriaknya.

"Bakpiaaaaaaa." jawab Icha. Mereka pun berpelukan bagai saudara yang telah lama pisah. Aku dan Kak Anton hanya bisa geleng-geleng kepala dengan keadaan ini.

"Huweeeeeee. Napa loe tinggalin gue. Gag ada loe gag rame." ucapnya dengan nada sedih.

"Yeeeee, gue kan juga pengen bobok ditemenin guling idup!"

"Gue ditemenin siapa?" ucapnya seraya cemberut. Haduuuh, itu bibir boleh digigit gag? Hehehe

"Kan ada aku sayang." jawabku setengah berbisik kearahnya. Tubuhnya menegang dan pipinya pun merona. Aku berusaha menahan tawa untuk itu.

"Tau ah. Aku ke toilet dulu." ucapnya.

"Yeeee, loe mah. Gitu aja kebelakang. Gimana ntar ya kalo malam pertama." ucap Icha yang langsung dipelototi olehnya.

Sepeninggal Via ke kamar mandi, aku mulai bersiap dngan rencanaku.

"Udah siap?" tanya Kak Anton.

"Yap."jawabku.

Saat itu juga, tempat resepsi menjadi gelap. Lampu dimatikan. Hanya ada lampu sorot yang mengarah kepadaku.

"Maaf, untuk semua tamu. Saya betdiri disini untuk seseorang yang saya cintai. Ijinkan saya mempersembahkan sebuah lagu untuknya."

Walaupun dalam keadan gelap, wajah tamu disini cengo semua. Hahaha.

"This songs for you." ucapku menunjuk kearahnya. Dan lampu sorot pun berubah haluan padanya. Kentara sekali dia gugup dan shock. Tapi berusaha untuk tersenyum.

Ku sentuh tuts piano di depanku dan mulai bernyanyi untuknya.

It's where the stars line up

It's where the ocean touch

It's in a place you've never been that feels like home

It's in the right now

It's where you give your all

And give a little more

I never been so sure

That's where you find love

"So, will you marry me, Silvia Dwi Ananda?" ucapku padanya. Dia pun tak sanggup menahan linangan air matanya.

"Yes, I will." ucapnya sembari berlari kearahku dan aku merentangkan tangan kearahnya. Dia langsung menghambur dalam pelukanku dan menenggelkamkan wajahnya di dada bidangku.

"Thank you sayang." ucapku saat mencium puncak kepalanya.



Cieeee....enak kali ya digituin... Hahaha...
Tolong tinggalin jejak kalian. Plis... Tolong... Thank you ^_^

Here,I'm Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang