Anggara menghela nafas melihat kelakuan Arson dan Gelang, "nasinya nggak usah diambil dari bawah situ Sayang, ambil lagi yang baru" Arson menggeleng dan Gelang menjawab "kan mubazir Bang" Anggara menghela nafas, rasanya seperti Deja Vu.
"Nggak, itu nasi udah kotor, ambil yang baru di dapur dan biar ini nasinya Abang beresin" Arson dan Gelang terdiam melihat Anggara seperti marah pada mereka.
"Arson, Gelang. Kenapa masih berdiri di situ? Gih, ke dapur lagi, ambil nasinya" Arson dan Gelang sama sama menggaruk tengkuk mereka.
"Nggak, Abang nggak marah kok, udah ya? Kalian ambil nasi yang baru, sana" Arson dan Gelang akhirnya berdiri lalu pergi ke dapur.
Anggara mulai membersihkan nasi yang tumpah di lantai, rasanya seperti ia kembali di masa Agra kecil.
Tak lama Arson dan Gelang kembali dengan satu piring yang diisi nasi dengan porsi yang kecil dan lauk yang bahkan hanya 1/2 potongan kecil dan sedikit sayur.
"Kenapa makanannya segitu aja? Kalian nggak lapar?" Arson menaruh makanannya di meja dengan benar lalu memeluk Anggara.
"Bang, maaf bang. Baru tiga hari disini kita udah rusuh" Anggara menggeleng "nggak papa, kalian nggak sengaja kan? Yaudah Abang maafin. Tapi kalian ambil lagi nasinya, apa mau Abang ambilin?" Mereka berdua menggeleng.
Dan keduanya kembali berlari ke arah dapur, mengambil piring dan nasi dengan porsi normal dengan lauk yang porsinya tidak sedikit dan tidak banyak itu.
Keduanya makan di piring yang sama. Anggara membereskan meja ketika semuanya selesai makan, ia mengelap meja, lalu membawa piring kotor ke wastafel.
"Abang, sini Arson cuciin" Anggara menggeleng, "nggak usah, cuma dikit juga kok. Kamu disana aja sih sama Agra" Arson terdiam sebelum memeluk tubuh Anggara.
"Hm? Kenapa Sayang?"
Anggara mencuci tangannya lalu membalas pelukan Arson, "kok nangis?" Anggara mengangkat tangannya, menghapus air mata Arson.
Anak itu tinggi sekali.
Cukup lama berpelukan akhirnya Arson melepaskan pelukannya, "udah?" Anggara tersenyum melihat Arson kembali meneteskan air mata.
"Shh... udah ya" tangannya mengusap air mata Arson menggunakan tisu dengan perlahan. Arson tersenyum, ia memeluk Anggara sekali lagi lalu berlari ke arah Gelang dan Agra.
Anggara menggelengkan kepala. Ia kembali menghadap wastafel, tinggal dua piring lagi yang perlu ia bilas dan selesai.
Anggara mencuci tangannya lalu mengeringkannya. Ia berjalan ke arah ketiga anaknya yang sedang menonton kartun.
"Angga!~ nenen!"
Anggara menghela nafas, ia mendudukkan dirinya di sofa lalu mengulurkan tangan, Agra bangkit dari posisi tidurannya di paha Gelang lalu mendekati Anggara.
Anggara meluruskan kakinya di sofa lalu mengangkat bajunya, Agra langsung menghisap putingnya.
"Pelan pelan ya?" Tak lama terasa hisapan Agra memelan hingga susunya tak keluar, "nggak sepelan itu juga, Sayang. Kalau kayak gitu nggak bakal keluar Sayang" Anggara mengelus kepala Agra lembut.
Sebelum menekan putingnya untuk mengeluarkan susunya, "kata Angga janan kencang?" Anggara tertawa.
"Iya, tapi nggak sepelan itu juga" Agra mengangguk paham. Ia mulai menghisapnya dengan tempo yang normal.
Rasa manis dari susu Anggara membuatnya mengantuk. Tak lama Agra pun tertidur di atas tubuh Anggara.
"Arson, boleh tolong ambilin selimut di kamar Abang, nggak?" Arson mengangguk, ia bangkit setelah membenarkan posisi Gelang yang bersandar padanya menjadi tiduran di karpet halus di ruangan itu.
Tak lama Arson kembali dengan selimut yang lumayan tebal dan bantal milik Gelang di kedua tangannya.
"Ini Bang" Anggara tersenyum "makasih" Arson mengangguk. Ia mengangkat pelan kepala Gelang lalu menaruh kepala Gelang di pahanya.
Beberapa jam berlalu, dan mereka berempat sudah tertidur lelap disana, dengan kondisi tv yang mati dan lampu redup.
Perjalanan hari ini selesai dan saatnya beristirahat
Anjai update mulu gw, tumben banget kan biasanya gila, kak venya_vindra ini requestnyaa, dah ya baii aku wes mau turu dulu
![](https://img.wattpad.com/cover/347466940-288-k967403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa
RandomBapak anak tapi panggilannya Abang Adek Notes: Nggak suka silahkan pergi, lebih baik habiskan waktu dengan yg lebih penting daripada ngetik hal jahat disini. BL tipis tipis (bukan incest) suka ada AU tiba tiba, lupa ngomong AU nya suka nyambung sam...