"Abang, bantuin Adek"
Anggara langsung mendekati Agra ketika dipanggil, menatap layar besar itu "kenapa Sayang?" Agra menggaruk tengkuknya "itu, gimana caranya bikin makalah, Angga?" Anggara tersenyum.
Ia akhirnya mulai menjelaskan isi dari makalah itu, dan membantu mencari materi. Akhirnya makalah itu selesai dalam waktu 1 jam.
Agra kelelahan, ia memutar tubuhnya lalu menjatuhkannya ketika ada di hadapan Anggara. "Mau nenen" Anggara tersenyum, ia menahan bokong Agra lalu menggendongnya ke kasur.
Agra di tidurkan di samping Gelang yang sudah terlelap pulas, Gelang yang merasakan ada seseorang disampingnya langsung memeluk Agra.
"Gelang, jangan begitu sayang. Adiknya sesak" Gelang yang mendengar itu akhirnya melepas pelukannya lalu memeluk boneka miliknya.
"Sini, Sayang" Agra merangkak mendekati Anggara. Memasukkan puting Anggara ke mulutnya lalu menghisapnya.
Anggara menepuk nepuk bokong Agra, bernyanyi lagu yang sudah tidak terlalu ia ingat lagi liriknya. Menimang Agra, tak lama terasa jika hisapan di putingnya melemah hingga akhirnya berhenti.
Anggara melepas putingnya dari mulut Agra lalu kembali memakai bajunya, menaruh Agra di kasur lalu memasangkan sleep sack padanya.
Ia bangkit, turun ke arah lantai bawah menatap Arson yang sedang bersih bersih. "Arson? Ingin keluar sama Abang?" Arson mengangguk.
Ia menaruh sapunya, lalu mendekati Anggara. "Mau." Anggara mengangguk. Ia mengambil jaket lalu memasangkannya pada Arson
"Kita mau kemana?" Anggara terlihat mengingat ingat, "oh iya, tadi Agra mau beli es krim" Arson mengangguk.
Akhirnya Arson mengikuti Anggara dari belakang, memegang ujung kain pakaian Anggara menggunakan jari telunjuk dan tengahnya itu.
Memasuki mobil dan Arson masih melakukan hal yang sama, Anggara diam saja, mungkin ini salah satu cara untuk menenangkan Arson yang terasa sedang gelisah.
30 menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di tempat es krim biasa Agra beli. Anggara merasakan jika pakaiannya semakin dicengkeram Arson semakin cepat langkahnya membuat Anggara sebenarnya kebingungan tapi hanya membiarkan.
"Arson, mau es krim apa?" Arson yang masih bersembunyi dibalik tubuh Anggara akhirnya menyembulkan kepalanya.
Tak lama menunjuk rasa Bubble Gum, Anggara tersenyum "Bubble Gum di cup yang besar ya, lalu yang Mousse Chocolate, Gelang suka rasa apa, Arson?" Arson membisikan sesuatu di telinga Anggara.
"Ah, oke. Sama satu lagi yang Mint Choco ya" pelayan itu mengangguk, "baik kak, ada tiga es krim dengan rasa Bubble Gum, Mint Choco, dan Mousse Chocolate di cup yang besar masing masing satu ya kak. Ingin menambahkan topping atau cone kak?" Anggara melirik Arson, "tambahin meses sama cone deh, kak" pelayan itu mengangguk.
"Totalnya 1.580.000 ya kak" Anggara memberikan kartunya, dengan cepat mengelus kepala Arson, merasakan tubuh pemuda itu tegang.
"Ini kak struknya, mohon ditunggu" Anggara mengangkat Arson, mendudukkan keduanya di salah satu kursi.
"Abang? Kenapa?" Arson tak menjawab, akhirnya Anggara memilih untuk menepuk nepuk punggung Arson, tak lama pesanan mereka telah selesai.
Anggara mencoba menurunkan Arson, tetapi kaki Arson malah mengikat ke pinggangnya. "Huft, sebentar ya kak" pelayan itu mengangguk mengerti.
Tak lama Anggara sudah mengubah gendongan Arson menjadi piggy back ride mengambil tas yang berisi es krim lalu menahan tubuh Arson.
Menggendong pemuda itu lalu membawanya ke mobil, Anggara menaruh tas es krim itu di kursi samping kursi pengemudi.
Mengubah kembali posisi gendongan Arson menjadi koala. Mendudukkan dirinya dan memundurkan kursi pengemudinya ketika ia harus memangku Arson.
"Kenapa, Sayang?" Arson mengangkat kepalanya "takut." Anggara menatapnya bingung "takut kenapa?" Arson menggigit bibirnya yang kemudian dihentikan Anggara.
"Takut dibuang lagi."
Anggara langsung memeluk erat Arson, "Abang nggak bisa janji buat gak marahin kamu, buat kesel sama kamu, buat emosi sama kamu, tapi Abang janji Abang gak akan ngebuang kamu seburuk apapun kelakuanmu kecuali jika kau menghamilkan anak orang, oke?" Arson menangis.
"Eh-jangan nangis, Sayang" Arson justru semakin menangis kencang.
Anggara terkekeh, mengelus punggung Arson yang bergetar. Tak lama Arson akhirnya tertidur setelah lelah menangis.
Anggara menyeringai, tersenyum lebar beberapa detik setelahnya. Menemukan majikan terdahulu Gelang, dan juga Jenderal Arson.
Berniat membunuh keduanya karena membuat kedua anaknya memiliki PTSD.
Perjalanan hari ini selesai dan saatnya beristirahat
EHH SUMPAH TAKUT BANGET ANJIR DIKEJAR ANAK SMK COK YAALLAH KATA GW TEH TOLONG ANJIR MANA DIKEJAR AMPE KE RANAH SMA YAALLAH MANA TIAP KE KANTIN DIKEJAR MULU HUEUEUEU HUHUHUH KEK STALKER SUMPAH TAKUT
![](https://img.wattpad.com/cover/347466940-288-k967403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa
RandomBapak anak tapi panggilannya Abang Adek Notes: Nggak suka silahkan pergi, lebih baik habiskan waktu dengan yg lebih penting daripada ngetik hal jahat disini. BL tipis tipis (bukan incest) suka ada AU tiba tiba, lupa ngomong AU nya suka nyambung sam...