cuma selingan

1.2K 42 0
                                    

Arbeid Anggara Diasa dan Aksara Arbeid Diasa.

Kembar tak seiras yg selalu hidup berdua, mereka masih memiliki orang tua, hanya saja orang tua mereka tidak diperbolehkan menyentuh, bahkan mengajak ngobrol Anggara.

Aksara overprotektif dengannya, bahkan sampai dikira brocom oleh orang orang karena Aksara yg selalu mengomel ketika ada yg mendekati Anggara.

Ia sering marah karena Anggara yg makan sembarangan, "Abang, jangan makan mie lagi" Anggara menghela nafas melihat makanannya dibuang oleh Asa.

"Abang tanya, emangnya kenapa. Abang makan juga baru kali ini udah 3 bulan Abang nggak makan, kenapa nggak boleh?" Asa kembali ke hadapan Anggara setelah membuang mienya.

"Nggak sehat buat Abang, nanti sakit. Adek GK mau Abang sakit" bisik Aksara ditelinga Anggara setelah berhasil duduk dipahanya.

"Kan udah lama Angga nggak makan mie, Asa juga liat kan" panggilan masa kecil mereka mengudara di kantin yg memang sepi karena mereka berdua.

"Tapi kan..." Anggara mengecup pipi Aksara lalu memakan makanan yg di buat oleh Aksara.

"Oke oke, Angga nggak bakal makan mie lagi" Aksara tersenyum. Ia mencium bibir Anggara lalu membuka mulut karena makanan yg disodorkan kepadanya.

Bel masuk kelas berbunyi saat suapan terakhir bekal Anggara masuk mulutnya. Anggara membereskan bekalnya lalu menarik tangan Aksara ke arah ruang kepala sekolah.

"Nggak mau kesitu!!!" Aksara mencoba menahan tarikan Anggara dengan kakinya yg ia beri beban tubuhnya.

Namun Anggara lebih kuat darinya, "Abang... hiks, nggak..." Aksara mencoba menahan lagi, namun malah tubuhnya yg terseret Anggara.

"Abang nggak sayang Adek" Isak Aksara yg masih diseret oleh Anggara itu. "Abang sayang banget sama Adek, makanya Adek disini" Aksara merengek, ia mencoba menahan tubuh Anggara agar tidak pergi.

"Abang..." Anggara menghela nafas, "cuma satu jam pelajaran, habis itu Angga balik lagi" Aksara merengek sebelum kemudian mengangguk.

Begitu Anggara keluar dari ruang kepsek, Aksara langsung berhenti menangis lalu menatap tajam kepsek mereka.

"Apa liat liat?" Ayah mereka berdua menggeleng "kamu lucu sekali, berbeda jika bersamaku" Aksara menatap tajam ayah mereka.

Aksara sebenarnya hanyalah anak homeschooling yg kabur untuk menemui Anggara disekolah.

Aksara akan berpura-pura menjadi seorang murid dengan seragam sekolah Anggara utnuk bisa masuk dalam sekolahnya.

Setelah itu ia akan mencari Anggara lalu mengikutinya kemanapun ia pergi. "Diam!" Ia menggeram lalu berancang-ancang memukul ayah mereka.

"Kau memukulku, Anggara taruhannya" kepalan tangannya berhenti tepat di hidung ayah mereka.

"Anggara tidak ada sangkut pautnya dengan ini"  ayah mereka tertawa kencang, seperti iblis Aksara menarik kembali tangannya lalu duduk dihadapan ayah mereka.

"Kau puas?" Ayah mereka tertawa semakin keras.

"Tentu saja"

Satu jam berlalu di neraka itu, Anggara akhirnya datang dan menjemput Aksara disana.

"Cium" Anggara menggeleng untuk menghindari bibir Aksara yg mendekat, "nggak ada cium cium" Aksara merengek bahkan ia menari narik baju Anggara agar memberi ciuman kepadanya.

"Dirumah, Asa" Aksara tetap merengek, Anggara akhirnya menyeretnya ke kamar mandi lalu masuk pada salah satu bilik sembari mencium Aksara.

"Udah?" Aksara tersenyum lalu memeluk leher Anggara, ia mengecup bibir Anggara lagi lalu menariknya keluar dari bilik kamar mandi.

Bel masuk sudah berganti, dan sekarang sudah jam pelajaran ke enam. Anggara masuk kelas dengan Aksara yg menariknya ke kelas.

Anggara duduk di kursinya lalu Aksara duduk dipahanya, "nggak mau disamping Abang aja?" Aksara menggeleng.

Kursi Anggara kosong karena Aksara yg selalu datang tiap pagi kesekolahnya, dan ia selalu mengusir siapa saja yg duduk disamping Anggara.

Alasan Aksara tidak dibolehkan sekolah bersama Anggara adalah karena dirinya yg agresif terhadap orang orang.

Ia hampir menyakiti teman Anggara karena tidak sengaja menyentuh lengannya, itu adalah alasan pertama kenapa ia tidak boleh sekolah umum.

Kedua, selalu digendong Anggara. Setelah berhasil membujuk ayah mereka agar menyekolahkannya di sekolah yg sama dengan Anggara, ia tidak mau lepas dari Anggara.

Ketiga, selalu menatap tajam orang orang kecuali Anggara, semuanya takut kepadanya walau banyak juga yg menyukainya.

Keempat, ia tidak bisa ditenangkan jika mengamuk tanpa adanya Anggara. Aksara sering mengamuk karena ia yg tertidur dikelas dan Anggara harus pergi karena panggilan alam.

Anggara hanya menghela nafas setiap kali Aksara berulah karena ada saja yg merecoki Aksara dan membuatnya marah.

Moto Aksara adalah 'Masuk RS atau masuk tanah'

Semua yg mengganggu atau ingin berdekatan dengan Anggara akan mati ditangannya, tidak peduli mau polisi menangkapnya setelah kesekian kali karena kasus yg sama, ia tidak peduli.

Ini cuma selingan, dan gak ada sangkut pautnya dengan alur

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang