XIV

1.3K 50 9
                                    

"Nggara!!" Wajah tersenyum seorang Aksara terlihat semakin lebar ketika semakin dekat dengan Anggara, Anggara yang memang menunggu untuk Asa selesai ujian langsung membuka tangan.

Kemeja yang digulung hingga menampilkan lengannya itu ditutupi Aksara yang tidak mau mengumbar aurat Anggara, "gimana Sa?" Aksara mengangguk "gampang bat njir, dah lama gw gak ngerjain ujian kek gini, btw gw mau nen" Anggara menghela nafas, "boleh" Aksara kembali melompat lompat kesenangan.

"Nanti tidur lu Sa, Jan begadang" Aksara mengangguk. Mereka berjalan kembali ke mobil, Lynx sudah menunggu disana, "Hai Lynx!!" Lynx membungkuk ke arah Aksara dan Anggara.

Pintu mobil Anggara buka, Lynx berniat membuka pintu lebih dulu tapi Anggara melarangnya, Aksara duduk dibelakang sedangkan Anggara duduk di depan samping Lynx.

Cukup lama perjalanan, Anggara melirik ke belakang dan melihat Aksara tertidur, Anggara mengambil selimut dari laci mobil lalu menyelimuti Aksara.

"Lynx, Kita langsung kerumah"

"Baik Tuan"

Keadaan mobil sunyi, hanya terdengar suara dengkuran Aksara yang terlelap. Cukup lama, akhirnya mereka sampai di rumah. Tubuh Agra digendong Anggara kedalam, Lynx membuka pintu mobil lalu membiarkan Anggara masuk lebih dulu.

"Angga..?" Anggara menatap wajah dari tubuh yang digendongnya itu, "kenapa?" Suara sepatu yang bertabrakan dengan lantai pun terus terdengar "mau nen" dari suara yang terdengar manja itu Anggara bisa menyimpulkan itu Agra.

"Iya Agra. Nanti ya, ganti baju dulu" Agra mengangguk, ia memainkan jarinya di dada Anggara, "nanti susunya kebuang Sayang" Agra berhenti, tapi tangannya malah memainkan perut Anggara.

Walau samar tapi eightpack nyaris terbentuk sempurna, tangan Agra terus menekan nekan perut Anggara. Hingga akhirnya mereka sampai dikamar. Anggara langsung menurunkan Agra agar ia membuka baju.

"Sini, Agra juga ganti baju" piyama yang baru saja Anggara ambil ditaruh di kasur, Anggara melepaskan tas yang masih digendong Agra lalu mengganti bajunya, "sini Agra" Agra mendekat ke Anggara dengan merangkak.

"Sini."

Anggara mengangkat tubuh Agra lalu menidurkannya di atas tubuhnya, Agra menatap Anggara lalu menjilat putingnya setelah diberi izin. Rengekan terdengar dari Agra ketika ia harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan susu Anggara.

"Yang sebelahnya Sayang" Agra menghisap yang sebelahnya lalu terdengar desahan puas. "Makan yuk? Jangan minum susu aja" Agra menggeleng, "minum~" Anggara lupa jika Agra sudah bersentuhan dengan susunya pasti tidak akan mau lepas.

"Lepas, Sayang. Dada Angga Sakit" Agra akhirnya benar benar melepas puting Agra dari mulutnya, tapi kepalanya tetap mendusal di dada Anggara. "Mau makan?" Agra menggeleng, ia rasanya masih kenyang.

"Yaudah, Angga makan dulu ya?" Agra menggeleng, merajuk sepertinya. "Angga laper, Sayang" Agra menggeleng. "Nggak boleh" Anggara hanya punya satu cara lagi "kalo gitu Agra gak boleh nyusu ke Angga lagi kalo Angga gak dibolehin makan" rengekan kesal terdengar dari Agra.

"Angga~ mau nen... Ish! Iya, Boleh mam!"

Anggara mengecup dahi Agra lalu berdiri "mau jalan atau Angga gendong?" "Gendong~" tubuhnya pun diangkat Anggara.

"Agra disini dulu ya?" Anggara menurunkan Agra di kursi ketinggiannya, kursi itu memiliki roda jadi Agra bisa bergerak leluasa di sana.

"Angga mau masak apaa?" Anggara tak menjawab, tapi ia mengeluarkan telur, daging dan roti. "Agra mau?" Agra mengangguk.

Karena teflon yang lumayan besar, Anggara lumayan bisa memasak banyak menu dalam satu teflon. Cukup lama berkutat didapur, masakannya akhirnya selesai.

Roti panggang milik Agra yang hanya menggunakan mentega dan madu itu ada di piring Agra, telur, daging dan roti panggang milik Anggara juga sudah ada dihadapannya.

"Angga, mauu" Anggara mendekatkan piringnya dan telur orak-arik miliknya diambil Agra. "Pelan pelan makannya Sayang" wajah berantakan milik Agra Anggara usap pelan menggunakan tisu.

Tak lama piring milik Anggara sudah kosong, sedangkan Agra masih memiliki telur dari Anggara. "Udah sayang?" Agra mengangguk.

Anggara menggendong Agra untuk membawanya ke wastafel agar mencuci tangan. Wajah Agra juga ia bilas dan ia gendong lagi ke kamar mandi.

Sampai dikamar mandi Anggara langsung menggosok gigi Agra agar tidur siang. "Tidur Sayang" Agra menggeleng, matanya yang mulai sayu dan redup itu terus menatap Anggara yang masih mengelus kepalanya lembut.

"Mau nen?" Anggukan pelan Anggara dapat, ia membuka bajunya lagi dan Agra langsung tertidur begitu susu mengalir ke tenggorokannya.

"Malam Sayang."

Perjalanan hari ini selesai dan saatnya beristirahat

Halo halo, Sumpil sori banget telat up wkwkwk. Udah berapa lama wkwk, mumed banyak tugas wkwkw, PPT, hapalan, presentasi, PPT, hapalan, presentasi. Udah mumed wkwkwk

Oh iya jangan lupa cek buku Pia yaw di akun FiakhiraFranzix udah gila bantuin dia upload buku. Saatnya kembali menghilang, adios.

Asa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang