Nyonya Liesbeth tewas.
Tangan Aliya refleks meremas paha Ronald, kalimat pendek itu begitu mengerikan. Seolah laki-laki di sebelahnya bisa menjadi tempat berlindung dari rasa ngeri-nya. Mendapat remasan di pahanya, Ronald kembali mengusap lengan Aliya. Menunjukkan kehadirannya. Menenangkan Aliya kalau dia tidak sendirian.
Menjadi berdarah campuran nasibnya serba tidak menentu. Mewarisi darah kulit putih membuat mereka berkulit lebih terang. Mereka dicap sebagai pengikut pemerintah kolonial. Meskipun sejak pribumi menempati kasta yang lebih tinggi, keturunan campuran dengan pribumi tidak ditahan di kamp. Tapi pencatatan kelahiran juga carut marut. Leon beruntung menyimpan surat-surat dari ibunya. Menjadi bukti kalau dia benar keturunan pribumi. Dia terbebas dari kamp interniran. Diperkuat dengan dia yang anggota perkumpulan dan juga memiliki istri seorang pribumi.
Identitas menjadi penting, sejak saat itu Leon membuang nama Rijke, menggantinya menggunakan nama dari keluarga ibunya, Dirjakusuma. Selanjutnya dia juga memesan lukisan yang menunjukkan kekerabatan dia dan ibunya yang pribumi. Supaya orang yang melihatnya paham asal usulnya.
Leon bercerita mengenai bagaimana orang kulit putih memiliki istilah beragam untuk menggolongkan orang dari warna kulitnya. Ada koffie met melk ("kopi susu"), kwart over zes (pukul enam kurang seperempat), half zeven ("pukul setengah tujuh"), bijna zeven uur ("hampir pukul tujuh"), hingga zo zwart als mijn schoen ("segelap warna sepatuku") yang paling "kelam". Ironisnya saat Nipon datang, orang dengan kulit paling teranglah yang bernasib paling kelam.
Nyonya Liesbeth salah satunya. Dia meregang nyawa di kamp interniran. Seorang janda yang membawa dua anak kecil berkumpul bersama orang-orang yang warna kulitnya sama dengannya. Ditinggal mati suaminya, kekasihnya mati dibantai, anak sulungnya dijadikan budak pemuas napsu, membuat Nyonya Liesbeth menjadi manusia yang malang. Dia mengakhiri hidupnya sendiri.
Leon memikirkan dua anak kecil yang dibawa Nyonya Liesbeth. Lowien dan Pauline. Kedua adik tirinya. Orang kulit putih dengan keistimewaan yang didapat memang begitu semena-mena, bahkan kadang kejam. Tapi anak kecil tidak tahu menahu.
Sebulan kemudian dari berita tewasnya Nyonya Liesbeth, kabar kematian Pauline menyusul. Kekurangan makanan dan air bersih membuat penyakit merajalela di kamp. Leon merasa tidak bisa tinggal diam. Dia akhirnya mengumpulkan akses-akses yang dia miliki untuk menyelamatkan Lowien.
Bagaimanapun dalam darah dua anak kecil itu mengalir darah dari ayah yang sama dengan Leon. Hal itu menjadi salah satu alasan Leon masih tinggal di kota itu. Selain alasan bergerak bersama perkumpulannya.
Imah mendukung langkah suaminya. Anak kecil berhak hidup layak, apapun warna kulitnya, apapun rasnya. Dia sadar merawat seorang anak berambut pirang tidak akan mudah di situasi tak menentu seperti itu. Tapi mengenai nasib anak itu adalah hal yang sama yang dia perjuangkan selama ini? Kemanusiaan.
"Bentar," pinta Aliya, menjeda kelanjutan cerita. Dia belum selesai membaca saat Ronald sudah mau membuka halaman selanjutnya.
Ronald tersenyum tipis. Dia memanfaatkan jeda itu untuk memandangi perempuan sedang khusyuk membaca. Ada sirat haru saat perempuan itu membaca cerita bagaimana Imah mau merawat anak yang bukan keturunannya.
"Udah," ucap Aliya. Dia menengok pada laki-laki di sebelahnya dan memergoki Ronald sedang menatapnya. "Apa?"
"Lo cantik," puji Ronald. Orang yang susah ngomong, irit bicara, sekalinya memuji membuat perempuan di depannya kikuk.
"Apa sih," kilah Aliya, dia membuka sendiri halaman selanjutnya dengan salah tingkah.
Saat dibawah pendudukan Bangsa Eropa, perkumpulan yang diikuti Imah dan Leon membahas mengenai wacana kolonialisme. Tapi saat Nipon datang, penindasan yang terjadi membuat mereka merasakan langsung kolonialisme itu. Laki-laki diminta kerja paksa. Para perempuan diminta menjadi penyedia logistik. Belum lagi betapa menyedihkannya perempuan-perempuan yang dijadikan budak napsu secara paksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Toko Merah
General FictionRonald tiba-tiba tertarik dengan nenek moyang keluarganya, karena ada cerita tentang harta keluarga yang masih tersembunyi. Konon kakek dari kakeknya adalah orang yang sangat kaya. Sampai Ronald menemukan sebuah tulisan tanpa makna dari kakeknya. Di...