"Aku juga mau dong dibuatin lagu!"
"Aku juga mau dong dibuatin lagu!"
Kalimat Arlyn terus terngiang dalam ingatannya. Fabian tidak dpaat mengenyahkan bayangan Arlyn saat dia mengagumi lagu buatannya. Tawanya dan rasa kekagumannya tampak jelas di tunjukkannya.
Terkadang Fabian tersenyum sendiri, saat mengingat bagaimana mata coklat itu menatap dengan indah. Bersinar dibawah cahaya lampu dan mengatakan semua perasaannya. Tidak ada yang dapat disembunyikan dari mata coklat itu. Tidak satupun.
Dia terlalu jujur. Mata itu terlalu polos. Keluguannya membuat kebahagian yang tidak dapat dilukiskan dengan kata.
Dalam kamarnya yang dingin, Fabian merebahkan dirinya diatas kasurnya dan menatap langit-langit kamarnya. Dan disana diantara banyaknya poster yang ditempel, hanya ada satu wajah yang jelas membuatnya tersenyum. Senyumannya membuat jantung Fabian berdegup kencang meskipun dia tidak bersamanya.
Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya membuat Fabian selalu memikirkannya. Semua darinya tidak dapat membuat dirinya melepaskan Arlyn begitu saja. Terlalu besar harapannya untuk dapat bersama dengan Arlyn. Dan sudah banyak upaya yang akan dilakukannya.
Meskipun belum memakan buah yang manis dari semua usaha, sifat pantang menyerahnya, selalu membuatnya penuh dengan harapan.
"Arlyn, Arlyn, harusnya aku bisa melihatmu setiap hari..." ucapnya pelan.
Satu tahun sekelas dengan Arlyn, sudah cukup banyak membuatnya mengenal Arlyn. Dia tahu semua kesukaan Arlyn. Dia tahu semua tentang Arlyn. Bahkan dia mengenal Arvel dengan sangat baik.
Kau yang ada disana, dengan mata lembut, menyapaku dengan manis....
Kalimat dari lagu yang dibuatnya berhasil merebut perhatian Arlyn. Dia memang tidak tahu kalau lagu itu memang dibuat untuknya. Tapi hanya dengan mendengar bagaimana Arlyn mengagumi lagunya Fabian sangat bahagia.
Beberapa hari setelahnya, dia mengalami insomnia karena terlalu bahagianya.
"You make me crazy!!!" ungkapan bahagianya membuatnya tidak dapat bertahan lama membayangkan wajah Arlyn.
Senyumannya terus mengembang dari wajahnya. Dan tiba-tiba saja dia mulai menarik gitar yang selalu berada disamping tempat tidurnya.
Aku juga mau dong dibuatin lagu....
Kembali ucapan Arlyn terlintas dipikirannya.
Dan kini, Fabian mulai berkhayal memikirkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi saat dia memperdengarkan kembali lagu ciptaannya pada Arlyn. Dia sangat ingin Arlyn menyukai karyanya dan membuatnya sebagai suatu karya yang istimewa.
Dengan klabber ditangannya, Fabian mulai memetik senar gitarnya. Dan sebuah nada keluar memenuhi ruangannya.
Kamar yang sedari tadi teras dingin itu berubah menjadi sangat hangat. Kehangatan yang membawa kedamaian dalam hati.
Jantungnya yang berdetak cepat membuat aliran darahnya bergerak dengan cepat dan menghasilkan energi yang membuat badannya panas karena semangat. Kelenjar tiroid-nya membuatnya tak lelah dalam waktu yang lama.
Sambil memikirkan wajah Arlyn. Sambil memikirkan bagaimana cewek itu mencuri perhatiannya dan seluruh hatinya, bait demi bait dari lagu tercipta dengan indah. Kata-kata manis mengisi setiap bait dan menjadikannya baris-baris lagu.
Melodi indah mengiringi setiap kata yang mengalun.
Hatinya melompat senang saat membayangkan bahwa semua kalimat-kalimat lagunya berhasil menggambarkan dengan jelas isi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Choise
Teen FictionBagaimana jadinya kalau cewek yang kamu suka adalah cewek yang membuatmu menderita seumur hidup, melupakan jati dirimu, dan berpura-pura menjadi orang lain demi menyenangkan banyak orang?