47

5 0 0
                                    

Bandung, Januari 2007

Tobias hari ini telah bersiap dengan menggunakan pakaian rapi. Hari merupakan hari yang spesial untuknya karena dia akan bertemu dengan saudara kembarnya yang sudah lama tidak ia temui.

Dengan menggunakan kaos dan juga blue jeans, Tobias mengambil sebuah bingkisan yang terletak diatas mejanya. Dia sudah mempersiapkan semuanya ini untuk saudaranya.

"Ma, Tobias pergi!!!!" pamit Tobias sambil berlari keluar rumah dengan cepat. Samantha yang berada di ruang kerja, segera berlari keluar dari ruangannya untuk bertemu dengan Tobias sebelum dia pergi. Dia tersenyum bahagia melihat Tobias yang sekarang dengan mudahnya dia dapat menerima semua keadaan keluarganya tanpa adanya amarah.

"Hati-hati, Nak!!" ucap Samantha saat mobil Tobias mulai keluar dari garasi rumah. Tobias melambaikan tangannya sambil terus menyetir mobil.

Sesekali dia memperhatikan hadiah yang ada di jok sampingnya sambil tersenyum senang. Hadiah pertamanya untuk saudara kembarnya.

Tak hentinya Tobias menggumamkan kalimat itu. "Hai, aku Tobias!" sapanya ramah. Tobias sudah melakukan hal ini berkali-kali tapi dia masih merasa masih ada yang kurang sehingga dia harus mengulangi latihannya berkali-kali.

Dia ingat saat Samantha akhirnya memperkenalnya dengan Papa dan juga Tristan, saudara kembarnya. Mereka berpisah karena orang tua mereka bercerai saat mereka berusia tiga tahun. Itu usia yang masih sangat muda untuk mereka dapat mengerti arti perpisahan.

Papanya dan juga Tristan tinggal di Solo selama ini. Papanya mempunyai bisnis tekstil, tapi karena bisnisnya sudah berkembang pesat mereka akhirnya pindah ke Jakarta untuk mengontrol cabang-cabang mereka.

Suatu hari perusahaan Papanya tanpa sengaja melakukan kerja sama dengan perusahaan Samantha dan akhirnya mereka di pertemukan kembali. Samantha telah bertemu dengan Tristan terlebih dahulu. Tapi dia tidak memperkenalkan dirinya secara langsung dengan anaknya. Dia hanya memperhatikannya dari jauh.

Kerinduannya pada Tristan terobati, saat mereka akhirnya memutuskan untuk membiarkan Tristan dan Tobias mengenal satu sama lainnya dan mengakrabkan diri kembali, meskipun kedua orang tua mereka tidak akan bersatu.

Tapi untuk Tristan dan Tobias mereka cukup puas dengan kesepakatan itu. Mereka tidak akan dipisahkan dengan apapun. Tristan tetap tinggal dengan Papanya dan Tobias tetap tinggal dengan Mamanya tapi, mereka tetap akan dapat bersama-sama.

***

Tanpa terasa Tobias akhirnya tiba disebuah tempat makan yang ada di jalan Riau. Dia memarkir mobilnya dan kembali merapikan dirinya kembali sebelum dia masuk kedalam tempat tersebut untuk bertemu dengan bagian dari dirinya.

"Huh, aku sudah siap. Dan Let's...."

"Tobias!!!!" Tobias menghentikan kalimatnya saat mendengar namanya dipanggil. Tobias berbalik dengan cepat dan seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tobias mematung ditempatnya.

Dia seperti melihat pantulan dirinya dihadapannya. Bagai sebuah cermin, Tobias takjub melihat saudara kembarnya ternyata telah berdiri di belakangnya sambil tersenyum ramah padanya.

"Hai, Tobi!" sapanya lagi sambil melambaikan tangannya di depan Tobias.

Tobias masih belum sadar juga. Meskipun ini pertemuan kedua mereka, tapi saat melihat Tristan, Tobias masih tetap belum percaya bahwa dia memang saudara kembarnya. Mereka begitu mirip, tapi saat diperhatikan kembali, terlihat jelas bahwa Tristan memiliki bentuk wajah yang lebih tegas dari Tobias. Badannya lebih tegap dari Tobias. Pokoknya Tristan lebih mirip seorang perwira. Sedangkan Tobias terlalu sederhana dan terlalu cuek dengan penampilannya.

No ChoiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang