35

5 0 0
                                    

Alunan musik yang keras membuat suasana malam di salah satu bar yang ada di kota Bandung menjadi semakin hidup. Semakin malam, suasana di bar tersebut semakin meriah. Tristan dan beberapa teman kampusnya menjadi salah satu bagian dari keramaian malam.

Di ujung meja bar yang ada, Tristan menikmati minuman beralkohol yang sedari tadi menemaninya. Diera yang selalu menemaninya hadir disamping Tristan dengan segelas minuman yang sama dengan Tristan.

"Tristan, turun, yuk...." ajak Diera setengah berteriak di telinga Tristan mencoba mengalahkan suaramusik yang cukup keras.

"Nggak. Gue malas," jawab Tristan tanpa menatap Diera dan meneguk kembali minumannya.

"Udah Ra, sama gue aja," ajak Ferris yag juga hadir bersama mereka.

Tristan hanya tersenyum mendengarnya ditemani dengan tatapan kesal Diera.

"Ya udah, kalau nggak mau juga nggak apa." Ferris berjalan meninggalkan Diera dan Tristan berdua di meja. Sedikit banyak dia mulai mengerti bahwa sahabatnya, Tristan, kembali mengalami masalah yang sama kembali. Dan dengan membiarkan Tristan sendiri menyusun kembali hatinya, dapat membantu Tristan untuk kembali bahagia.

"Tan, lu kenapa? Ada masalah?!" tanya Diera yang sedari hanya menyaksikan Tristan menuangkan minuman ke dalam gelasnya yang kosong, meminumnya dan kembali mengisinya.

Tristan yang mulai mabuk dan berada di bawah pengaruh alkohol hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum membiarkan Diera yang cemas karena keadaannya.

"Tristan!!!!" panggil Diera kesal sambil membalikkan badan Tristan.

"Rese lu!" bentak Tristan kesal karena Diera yang terlalu ingin tahu keadaannya. Tristan meninggalkan Diera sendirian di tempatnya dan turun ke lantai dansa bersama dengan teman-temannya.

Melihat dirinya yang sendirian, Diera meneguk semua minumannya dan mengikuti Tristan yang sudah berjalan mendahuluinya. Gertakan Tristan tidak akan pernah dapat membuatnya jera.

Alunan musik disko membuat tubuh Tristan dan yang lainnya bergerak mengikuti musik. Tristan yang sudah tidak sadar dengan keadaan sekitarnya ikut menari dengan beberapa perempuan yang didekatnya. Dengan tawa yang bahagia dan mencoba melupakan semua masalahnya, Tristan terus mengikuti ritme musik untuk menyenangkan hatinya.

Perempuan-perempuan yang bersamanya berhasil membuat kebahagiaan sesaat untuk Tristan.

Tidak suka dengan kehadiran perempuan-perempuan lain di dekat Tristan, Diera mengusir mereka semua dan menari bersama dengan Tristan. Tapi Tristan tetap dapat menyadari kehadiran Diera dan mencoba menghindarinya.

Tristan terus menari dan mencari perempuan lain yang dapat menemaninya menari tapi Diera akan terus mengikutinya dan mencoba mengusir semua perempuan yang mencoba mendekati Tristan.

"He, lu apaan, sih?! Siapa lu sampai berani ngusir mereka, ha?" bentak Tristan kesal.

"Tan, lu udah mabuk. Gue hanya mau nemenin lu doang," ujar Diera berusaha meyakinkan Tristan.

"Gue nggak butuh lu!!! Ngerti lu!!!" ujar Tristan lagi.

Dia kembali berjalan dan menemui perempuan lain yang dapat menemaninya menari dengan bebas.

Semakin larut, Tristan semakin tidak terkendali, alkohol yang diminumnya membuatnya tidak dapat menyadari keadaan sekitarnya. Tristan berjalan menyusuri koridor yang menuju kamar mandi karena tidak kuat menahan sakit kepala karena kebanyakan meminum alkohol.

Setelah puas mengeluarkan semua isi perutnya dia kembali masuk ke dalam keramaian malam.

Namun, tanpa sengaja dia menabrak seorang perempuan hingga terjatuh ke lantai.

No ChoiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang