Memulai kehidupan baru sebagai seorang mahasiswa, bukanlah hal yang mudah. Penyesuaian yang dilakukan oleh Tristan, cukup berat kali ini. Kalau sewaktu dia mengenakan seraga putih- abu-abu, dia masih dapat melakukan semuanya dengan sangat baik dan mulus, sekarang dia harus benar-benar berusaha keras untuk mewujudkan semua keingannya.
Beberapa teman yang ditemuinya terkadang mengernyitkan keningnya kebingungan melihat sikap Tristan, tapi dia tetap berusaha menjadi dirinya. Dan memperkenalkan dirinya sebagaimana dia adanya. Tidak peduli dengan anggapan orang lain, dia yakin dengan apa yang sedang dilakukannya sekarang.
Kehidupan barunya tidak hanya disibukkan dengan proses adaptasi, perkuliahan dengan mata kuliah yang asing untuknya. Tapi juga dia harus rela untuk kembali bertemu dan berhubungan dengan Diera. Meskipun beberapa bulan telah berlalu, dan Tristan mencoba menjarak dengan Diera, tetap saja perempuan itu mengusahakan berbagai macam cara agar dapat kembali dekat dengan Tristan.
Dia sudah menyadari posisinya sejak mereka bertemu dan menjadi dekat saat SMA, tapi dia tidak mempedulikannya. Asal dia dapat bersama dengan Tristan dan berjalan disampingnya itu sudah cukup baginya.
Dan untuk Diera perbedaan jurusan bukanlah suatu penghambat kedekatan mereka. Dia masih mempunyai banyak sekali cara agar dapat merebut kembali perhatian Tristan.
Hal pertama yang dilakukan Diera adalah mencari semua informasi perkuliahan Tristan. Jadwal kuliahnya, kegiatan unit yang diikutinya, dan juga berbagai hal lain yang mungkin untuk dilakukan Tristan saat jam kuliah berakhir.
Dan saat dia bertemu dengan Tristan di kantin kampus, senyumannya mengembang. Pikirannya membenarkan semua rencana yang akan dilakukannya. Tanpa merasa malu dan canggung, Diera akan duduk disamping Tristan dan memberikannya sebuah kotak bekal makanan yang sengaja dibuatnya khusus untuk Tristan.
Dia tahu, kalau Tristan tidak akan mungkin mengabaikannya begitu saja didepan teman-teman barunya. Diera belajar banyak hal selama dia bersama dengan Tristan, bahwa Tristan akan tetap bersikap baik pada semua orang meskipun dia tidak menyukainya. Tidak tahu apa yang menjadi motifnya, tapi setelah itu dia akan kembali cuek dengan orang tersebut.
Dan rencananya berhasil!
Tristan mau menerima semua bekal yang dibuatnya, meskipun Tristan belum juga setuju untuk memenuhi permintaan Diera untuk ngomong berdua.
Rencana lain yang ada dipikiran Diera adalah saat Tristan sedang mengikuti unit basket di kampus. Dia akan membawakannya handuk dan minuman dingin seperti dulu. Dan semuanya berjalan dengan lancar. Tidak ada penolakan semuanya berjalan lancar.
Diera merasa semakin berbangga diri saat melihat bagaimana Tristan menerima semua pemberiannya. Tapi, dia tetap belum puas. Dia ingin hubungan mereka kembali. Dia ingin Tristan dapat menemaninya kemanapun dia pergi. Membuat pasangan-pasangan mata cewek yang mengincar Tristan, iri padanya.
Dia ingin Tristan menatapnya dan tersenyum seperti dulu. Dia ingin semuanya kembali. Dan apapun caranya dia akan melakukannya.
"Tan, kamu udah mau pulang?" tanya Diera saat dia menemui Tristan digerbang kampusnya. Tristan berencana untuk mengabaikan Diera yang terus mengikutinya sepanjang hari itu. Dan Tristan berjalan tanpa menoleh pada Diera menuju parkiran mobilnya.
"Tan," panggil Diera dengan lebih lembut.
Tidak juga mendapatkan respon dari Tristan, Diera memutuskan untuk mengikutinya.
Dalam diam dan kesedihannya, Diera mengekor dibelakang Tristan. Sejujurnya perasaan bersalah kembali hadir dan mengganggu dirinya. Dan dia tahu apa yang menjadi pemicu sikap dingin Tristan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Choise
Teen FictionBagaimana jadinya kalau cewek yang kamu suka adalah cewek yang membuatmu menderita seumur hidup, melupakan jati dirimu, dan berpura-pura menjadi orang lain demi menyenangkan banyak orang?