Coba bayangkan bagaimana perasaanmu jika menjadi diriku?
Seorang desaigner yang terkenal di Indonesia, lulusan terbaik dari salah satu kampus mode terkenal di Prancis. Hidup dengan uang yang berkecukupan, memiliki wajah yang bisa dibilang menawan.
Tapi tunggu, bukan itu maksudku-
Coba bayangkan bagaimana perasaanmu jika menjadi diriku?
Melihat sahabat yang sejak dulu selalu bersama denganmu duduk dengan gaun putih panjang yang mengekspose bahunya dan makeup yang luntur karena terus menangis sedari tadi.
"Tolong bantu aku!" dia berkata di sela-sela isaknya. Menatapku dengan tatapan penuh permohonan. Sial! Dia selalu tau titik kelemahanku.
"Please Clar, pernikahan ini akan dimulai tiga jam lagi. Dia ada bandara di dekat sini. Aku yakin jika kamu segera pergi sekarang dan memberinya surat ini, dia akan mengerti dan akan menjemputku, membawaku pergi. Tolong Clar." dia berusaha mendikteku.
Tanganku yang sedari tadi terus ia genggam kuangkat lebih tinggi dan dengan bersungguh-sungguh aku berkata.
"Hapus air matamu, cepat berbenah lagi. Jangan sampai kelihatan ganjil dan orang-orang tau. Tunggu aku, sebelum jam sepuluh aku akan kembali."
*****
Pak Gunawan akan memperkenalkanku dengan seorang model Internasional yang akan menjadi brand ambassador dari produk shampo terbaru perusahaannya.
Wanita itu segera memutar kursinya ketika Pak Gunawan dan aku memasuki ruangan kantor pribadi milik lelaki setengah baya yang berdiri di sampingku.
Celaka!
Wanita itu bangkit dari duduknya dan mengamatiku dalam-dalam. Sedang aku masih terdiam di tempat menyadari siapa wanita ini. Bahkan wajahnya pun masih tergambar jelas dalam ingatanku. Aku hapal betul siapa wanita yang berdiri di depanku ini.
Lalu yang berikutnya terjadi adalah dia berjalan dengan gaya anggunnya ke arahku, melangkahkan stiletto kaca berwarna merahnya mendekat padaku.
Seringai licik tergambar jelas dari bibirnya.
"Hai bitch! Jadi kemana kau bawa kabur kekasihku?"
Shit!
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomanceCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.