part 35

2.2K 233 30
                                    

Stone cold
Stone cold
You see me standing
but I'm dying on the floor

*

Gerakan bola mata Claresta tak dapat terlepas dari setiap pergerakan sepasangan kekasih itu di lantai dansa.

Miris, bahkan bola matanya pun enggan berpaling dari sosok lelaki bertubuh tegap yang selalu ia damba.

Mereka berdua sangat serasi, Claresta dapat melihat sendiri kenyataan itu. Semesta pun terlihat setuju dengan hal itu seakan-akan tak peduli pada perasaan Claresta yang malam ini hanya dapat memandang mereka berdua dari jauh.

*

Stone cold
Stone cold
Maybe if I don't cry
I won't feel anymore

*

Entah apa yang sedang ia rasakan, Claresta pun tak mengerti. Terlalu banyak perasaan yang hadir malam ini membuatnya untuk sesaat terpaku di tempatnya.

Rasa takut hadir saat pertama kali netranya menemukan kedua sosok itu, kedua sosok yang seolah-olah kembali menariknya dari kehidupan normal yang sedang ia coba jalani.

Rasa bahagia hadir sesaat ia mengamati mata sayu lelaki yang sama terkejutnya melihatnya malam ini. Dalam hati pun Claresta berharap ia tak salah memilih pakaian agar tetap dapat dinilai memukau oleh lelaki itu. Walaupun kenyataannya Claresta tak tahu apa dirinya masih menjadi satu hal menarik untuk diperhatikan oleh mantan kekasihnya.

Dan terakhir, rasa sakit dirasakannya ketika lagi-lagi ia harus menyadari bahwa bukan jemarinya yang berada di lengan lelaki itu. Rasa sakit seolah menampar keras hatinya karena sempat merasa bahagia.

*

Stone cold
Stone cold
You're dancing with her
while I'm staring at my phone

*

Claresta memandang ke arah lain untuk menenangkan hati dan pikirannya yang sedang sibuk beradu dan menemukan Billy sedang tersenyum ke arahnya sambil mengangkat gelas berisi whiskey tinggi-tinggi.

Dengan kaku Claresta membentuk sebuah senyuman di bibirnya sambil ikut mengangkat gelas berisi soda berwarna kehitaman sebagai balasan. Mungkin Billy akan menyadari betapa aneh wajahnya saat ini.

Ternyata memandang orang lain dan berpura-pura bahagia masih sangat sulit untuk ia lakukan. Claresta kembali menatap sepasang kekasih itu. Lebih baik seperti ini, merasakan kesedihan itu dan menyimpannya seorang diri. Cukup.

*

Stone cold
Stone cold
I was your amber
but now she's your shade of gold

*

Semua yang ada di dunia ini pasti akan berubah, benar?

Bisa jadi hari ini kamu adalah segalanya, tapi tak akan ada yang dapat bertaruh hari esok akan menjadi sama.

Bisa saja pagi ini kita bahagia, tapi tak akan ada yang mengira jika rasa sakit bisa datang tiba-tiba.

Bisa jadi hari ini dirimu adalah kekasihnya, sosok yang selalu ia cinta, tetapi jangan lupa bahwa jodoh tak dapat diterka.

Tak akan ada yang menjamin semua yang telah kalian inginkan akan terus berada di zona yang sama. Claresta yakin hal itu akan terjadi. Kenyataan yang terlalu cepat menghantam mimpi-mimpinya bahkan sebelum ia bersiap untuk lari. Ironi.

Claresta dapat melihat wanita itu berbisik dengan jarak yang sangat dekat dengan kekasih barunya, membuat seruan kompak terdengar dari para tamu yang juga ikut menyaksikan mereka berdua berdansa.

Sang wanita terlihat bahagia, Claresta pernah merasakannya sendiri. Berada dalam pelukan kekasih yang dicintai dan diperlakukan seperti seorang putri atau bahkan seperti sebuah perhiasaan yang tak ternilai harganya pasti menjadi keinginan semua wanita.

Kehidupan yang mencoba bermain peran adalah sesuatu yang menakjubkan bagi Claresta, sebelum akhirnya ia harus menerima kenyataan bahwa kehadirannya sekarang telah tergantikan.

*

Stone cold, baby
God knows I tried to feel
Happy for you
Know that I am
even if I Can't understand
I'll take the pain
Give me the truth
me and my heart
We'll make it through

*

Claresta telah mengambil segala resiko ketika memutuskan kembali bersama. Sebaliknya, ia juga telah mencoba segala usaha untuk melupakan lelaki itu.

Kata orang cinta itu soal pengorbanan. Tapi tak pernah ada yang tahu pengorbanan seperti apa yang benar? Apakah mengorbankan pertemanan yang telah ia miliki dapat dimaksudkan menjadi benar di sini? Claresta pun tak mengerti. Dia hanya melakukan apa yang diinginkan, tetapi dia lupa bahwa yang diinginkan belum tentu akan menjadi yang terbaik untuknya.

*

If happy is her, I'm happy for you

*

I'm happy for you, ulang Claresta mengikuti lirik lagu terakhir lagu yang menjadi backsong dansa kali ini.

Tepukan riuh kembali terdengar dan menyadarkan Claresta bahwa Delaney mencium pipi Aldrich dengan mesra. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk dirinya. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.

------

Berhubung hari ini masih dalam nuansa lebaran, aku mau ngucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri. Minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir batin teman2 onlineku cemuaaah wkwkw lov u all

BEAUTIFUL MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang