Part 26

2.2K 194 6
                                    


"Siap?" tangan besar Sammy membungkus tangan sang adik yang berukuran lebih kecil.

Claresta tertawa melihat kegugupan nampak pada raut wajah kakaknya. Sammy tetaplah lelaki yang sama, lelaki yang masih mau mendengar celotehan rutinnya di setiap pagi hari, lelaki yang masih mau meluangkan waktunya menemani Claresta di sela-sela kesibukannya, lelaki yang masih menggenggam erat tangannya ketika hendak bepergian.

Tepat seperti saat ini,

"Thank you Sam, but I'm not your little girl anymore." Goda Claresta sambil mengecup pipi kanan kakaknya.

Pernah kah kalian mendengar nama Sammy sebelumnya?

Maaf jika kalian baru mengenalnya.

Samuel Elvano, lebih senang dipanggil Sammy. Satu - satunya saudara kandung yang Claresta miliki. Kakak laki - laki Claresta yang tinggal di Singapura, memilih hidup mandiri sejak SMA dan memutuskan untuk keluar dari rumah orang tua Claresta di Bali.

Sammy adalah sosok kakak lelaki yang sangat perhatian, yang walaupun terlihat sangat enggan mendengarkan cerita Claresta tentang satu lelaki yang sama sejak dia berkuliah di Paris, tetapi Sammy adalah orang yang sangat penasaran jika terlewat beberapa hari Adiknya tidak menghubunginya.

Seperti saat ini,

"Kali ini untuk berapa lama?" Tanya Sammy sambil menatap mata Claresta tajam.

Ditatap setajam itu oleh kakaknya, membuat Claresta salah tingkah. "Apa maksudmu? Aku hanya ingin mengunjungi Ibu."

Sammy balas tertawa, "Aku sangat yakin kamu bukanlah orang seperti itu Clar. Kamu bukanlah seorang pengangguran yang bisa seenaknya pergi  meninggalkan pekerjaanmu. Aku tau dari Kerin jika dalam waktu dekat mungkin kamu akan mengikuti Paris Fashion Week tahun ini. Aku tetap mengawasimu, ada yang aneh saat kau bertemu kekasihmu tadi."

Perkataan terakhir Sammy membuat Claresta kembali gundah. Saat berbalik meninggalkan Aldrich tadi, Claresta berharap lebih jika Aldrich akan memanggil namanya, memohon dengan sepenuh hati agar ia tetap berada di sisi lelaki itu, mengatakan dengan sepenuh hati bahwa kekuatan cintanya dapat memberikan rasa maaf atas kesalahan yang pernah Claresta buat. Tapi yang terjadi tetaplah akan terjadi, nasi sudah menjadi bubur. Dan kehilangan ALdrich adalah balasan untuknya.

Lies are lies

Tidak ada kebohongan yang indah, sekalipun ia terlihat sempurna di awal hal itu tidak akan mengubah kenyataan di dalamnya.

Sammy menyentuh pelan pundak Sang Adik yang larut dalam lamunannya.

Claresta mengerjap beberapa saat sebelum akhirnya sadar ia belum menjawab perkataan Sammy tadi. Claresta sangat malu mengakui kebodohan yang pernah ia lakukan hingga belum sempat dirinya menceritakan hal itu pada Sammy.

"Aku akan kembali jika semua urusanku telah selesai Sam. Tugasmu hanya mendoakan semuanya agar menjadi lancar."

Sammy mengangguk walaupun tidak terlihat puas. "Masuklah Clar, sudah hampir waktunya."

Claresta sangat mencintai Sammy yang selalu perhatian dengan tetap diam walaupun ia terlihat tidak terima.

"Thank you" Balas Claresta penuh arti. Dipeluknya Sammy sekali lagi sebelum akhirnya ia menarik  kopernya menjauh dari tempat Kakaknya berdiri.

********

Aldrich berhasil menemukan Delaney terduduk di salah satu kursi yang masih tersedia di Ballroom tempat Claresta tadi menggelar peragaan busana setelah sebelumnya Aldrich harus berputar mencari Delaney ke seluruh penjuru hotel mulai dari lobby, pool, hingga bar.

BEAUTIFUL MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang