Claresta yang bersyukur karena jalanan tidak macet hari ini, dia membutuhkan waktu sekitar 35 menit untuk sampai pada hotel milik Billy. Setelah sampai Claresta segera keluar dari mobil yang dikemudikan Nyoman dan berlari menuju meja resepsionis.
"Selamat siang Bu, selamat datang di Bali Damara Hotel and Resort. Saya Lisa, apa ada yang bisa saya bantu?" kata seorang resepsionis itu lengkap dengan senyuman sesuai dengan SOP yang harus ia lakukan.
"Saya-" Claresta menghentikan perkataannya. Nama siapa yang harus ia sebutkan? Tiba-tiba dia kebingungan.
Resepsionis bernama Lisa yang dapat membaca raut bingung Claresta lalu bertanya, "Apakah ibu ingin memesan kamar atau?"
Claresta yang melamun terkejut kala perempuan di depannya menyentuh lengannya sambil tetap memasang senyum manisnya. "Saya ingin menemui-" kata Claresta menimbang-nimbang. "Pak Billy."
"Mohon maaf Ibu, apa ibu ingin menemui Bapak Billy Damara?" tanya resepsionis dengan hati-hati mengucapkan nama bosnya. Claresta dengan cepat mengangguk.
"Pak Billy sedang berada di belakang Bu. Saya akan menghubungi sekretaris bapak terlebih dahulu. Ibu dapat menunggu-"
"Terima kasih." kata Claresta memotong ucapan si Resepsionis ini. "Saya akan ke belakang untuk mencarinya sendiri. Terima kasih." dengan cepat setelah dilihatnya resepsionis itu mengangguk dan mengucapkan salam, Claresta berlari menuju area belakang hotel.
Area depan hotel milik Billy terdiri dari lobby dan ruang tunggu yang bergaya minimalis dominan warna coklat susu, putih, dan hitam, juga Victoria restaurant. Area depan hotel banyak menggunakan kaca dan kayu sebagai properti mereka.
Masuk ke dalam di bagian selanjutnya, ada air mancur besar dan taman bunga mawar merah yang berada di kanan kiri gedung tinggi yang menjadi tempat kamar hotel berada. Total seluruh kamar hotel yang ada adalah 100 kamar mulai dari yang standart hingga tipe presindetial/penthouse. Terdapat dua gedung kamar hotel yang berhadapan, dimana pool berada di rooftop gedung sisi kiri dan cafe and bar berada di rooftop gedung sisi kanan.
Diujung gedung itu terdapat koridor panjang dengan tiang-tiang besar dominan warna putih yang mengarah ke area belakang yang diketahui merupakan tempat taman bunga matahari dan peternakan kuda. Area belakang hotel milik Billy ini memang di desain ala-ala pegunungan dengan hamparan rumput hijau yang mengelilingi. Menurut Billy harus ada sesuatu yang unik dari hotelnya agar semua tamu dapat selalu mengingat dan ingin kembali lagi ke hotelnya.
Billy sangat bersungguh-sungguh dengan pembangunan hotel ini. Semua rencananya tampak matang dan penuh persiapan. Usaha kerasnya patut diberi apresiasi besar.
Claresta telah sampai pada ujung koridor. Area belakang hotel siang ini tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang yang berada di tempat pacuan kuda, sedangkan di area taman bunga matahari yang baru kali ini dapat dikagumi oleh Claresta nampak sepi.
Mungkin karena siang hari dan matahari tepat berada di atas kepala membuat banyak tamu yang menunda kedatangan mereka hingga sore nanti. Padahal Claresta tak dapat menghentikan pandangannya ke arah bunga kuning yang berdiri menjulang dan rimbun itu, Claresta yakin karena adanya pancaran sinar mataharilah yang membuat bunga itu berdiri kokoh dengan indahnya.
Claresta maju dan mendekat ke arah taman bunga. Dia berjalan semakin masuk ke dalam area taman. Setelah mencari beberapa menit, akhirnya ia bertemu dengan Delaney dan Aldrich yang tengah berpelukan mesra. Claresta yang berdiri di belakang pasangan itu segera bersembunyi dan mengintip dari sela-sela bunga yang tumbuh berjajar.
Claresta tanpa sadar telah menahan napasnya ketika melihat Aldrich dengan perlahan mengusap kepala Delaney.
Claresta terpaku seolah sangat menikmati tontonan di depannya dan tidak sabar menunggu kelanjutan kisah itu, padahal nyatanya pemandangan yang ia lihat menyebabkan harapannya pupus. Ada apa dengan dirinya? Bukankah selama ini dia sudah mencoba mengikhlaskan kisahnya? Kenapa hatinya merasa tak terima?
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomansaCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.