Claresta terpaku saat ombak yang datang menggulung menerjang kakinya. Billy yang berada di sebelahnya juga ikut terdiam.
"Are you okay?" Tanya Billy penasaran. Sejak dia menemukan Claresta yang tengah menguping pembicaraan Delaney dan Aldrich, wanita itu tidak mengeluarkan suara apapun. Claresta hanya mengangguk tanpa suara sebagai jawaban.
Kaki Claresta melangkah maju perlahan, dengan susah payah dia melawan ombak yang datang.
Billy yang mengamati diam-diam akhirnya tersadar jika Claresta sedang melamun. Gawat, pekiknya.
"Claresta!" Teriak Billy sekencang yang ia bisa. Sedangkan si pemilik nama tetap bergerak maju dan tidak menggubris Billy yang memanggilnya.
"Claresta tunggu!" Tanpa menunggu lama, Billy berlari ke arah Claresta berdiri yang jaraknya cukup jauh di depannya. Ketika jarak mereka cukup dekat, Billy berhasil memegang lengan Claresta. Karena terkejut, Claresta tidak berhasil menahan keseimbangan tubuhnya sendiri sehingga dia terjatuh bersama dengan Billy yang menarik lengannya.
Mereka berdua basah kuyup sebelum Bilky akhirnya berhasil menggendong Claresta keluar dari bibir pantai.
"Turunkan aku Bill." Pinta Claresta.
"Sudah sadar jika kamu sangat bodoh?" Tanya Billy dengan kejam.
Claresta yang mendengar nada bicara Billy yang begitu culas mendadak jadi takut.
"Itu namanya bunuh diri jika kamu ingin tahu Clar." Kata Billy dengan penuh penekanan.
Claresta mengangguk mengerti, dia benar-benar tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Yang dia rasakan saat kakinya menyentuh air sungguh melegakan hingga tanpa sadar dia berharap dapat menuju sumber air yang tak terbatas. Kacau, pikirannya sungguh kacau.
Billy dan Claresta yang memasuki area hotel menjadi pusat perhatian semua orang. Delaney dan Aldrich yang berada di lobby hotel menatap mereka berdua dengan terkejut.
Delaney yang pertama kali sadar dan segera mendekat. "Claresta kenapa?" Tanyanya dengan penuh kekhawatiran. Billy menurunkan Claresta di depan pintu masuk restaurannya dan meminta untuk pegawainya menyiapkan sofa panjang di dalam untuk mereka.
Claresta memegang kepalanya, hampir saja tubuhnya terhuyung ke depan jika tangan Aldrich tidak berada kuat menahan pundaknya.
"Kamu pucat." Tepat setelah perkataan Delaney yang mengomentari bibir pucat pasinya, Claresta ambruk dengan Aldrich yang menompangnya.
*
Claresta membuka matanya dan pusing terasa menusuk kepalanya. Matanya meneliti seluruh ruangan yang langsung dapat dia asumsikan adalah hotel milik Billy. Seseorang terdengar mencoba meraih kenop pintu, saat itulah Claresta kembali memejamkan matanya.
Tidak ada suara apapun selama 5 menit hingga akhirnya Claresta sadar bahwa tidak ada siapapun di dalam ruangan ini selain dirinya seketika membuatnya tenang.
Claresta menyentuh dahinya yang basah dan menemukan sebuah kain yang dingin mengompresnya.
"Kamu sudah siuman Clar." Delaney yang langsung masuk tanpa aba-aba sempat membuat Claresta terkejut sesaat. Dengan cepat Delaney menghampiri dan merengkuh Claresta dalam pelukannya.
"Kamu pingsan dan mimisan. Aku takut." Kata Delaney mencoba menjelaskan keadaan setelah Claresta tak sadarkan diri.
"Thank you." Claresta menepuk punggung Delaney dengan pelan.
Delaney lalu mengambil sebotol air outih di nakas meja untuk Claresta. "Kenapa kamu dan Billy bisa basah kuyup? Aku tidak tahu kamu datang." Tanya Delaney penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomanceCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.