Daniel sudah menginjakkan kakinya di Bandara Soekarno Hatta malam ini.
Lelaki itu melepaskan jaket bulu yang ia kenakan, hawa panas yang sudah terasa membuatnya sedikit tidak nyaman.
Daniel sudah mengunjungi negara ini beberapa kali, karena memang Daniel memiliki anak cabang perusahaan di Jakarta.
Daniel menelpon orang kepercayaannya untuk segera diantar ke apartemen yang sudah ia beli di ibu kota negara Indonesia ini.
Dalam perjalanannya, Daniel termenung dan terbayang - bayang wajah istrinya.
Iya. Istri.
Delaney Evaleen, super model itu masih berstatus istrinya.
Daniel sudah merobek dan membuang surat cerai yang ditinggalkan wanita itu. Daniel sungguh murka saat tidak menemukan istrinya di tambah dengan adanya surat cerai yang diajukan oleh Delaney. Delaney memang tidak pernah membalas satu pun e-mail ataupun pesannya.
Biarlah, jika sedari dulu Delaney tetap keras kepala, dia juga bisa menunjukkan hal yang sama kepada wanita itu.
"Sudah kamu ikuti ke mana perginya wanita itu?" tanya Daniel kepada Velo, orang kepercayaannya.
"Saya sudah mengikuti istri Anda selama 3 hari ini Pak. Jadwalnya sama, setiap siang hingga sore hari dia akan pergi menuju sebuah studio yang saya tau adalah tempat pengambilan gambar, sesekali dia akan pergi ke butik D'Clar." Velo memberikan Daniel sebuah amplop.
"Tapi diantara semua aktivitasnya, yang ganjil adalah tadi malam. Saat istri Anda pergi makan malam bersama seorang eksekutif muda bernama Aldrich Morloon dan kekasihnya, Claresta Farren yang saya tau adalah desaigner pemilik butik D'Clar. "
Daniel melihat foto yang ia temukan dalam amplop di mana Delaneey duduk di sebelah lelaki yang duduk berhadapan dengan seorang wanita lain, mungkin kekasihnya.
Daniel terdiam sesaat. "Claresta.." desisnya pelan, dalam hatinya ia merasa seperti pernah mendengar nama itu.
"Aku merasa tidak ada yang janggal dari foto - foto ini." kata Daniel Dannie memasukkan kembali 3 foto ke dalam amplop.
"Karena saya rasa makan malam itu aman saya keluar dari restaurant itu dan memutuskan untuk menunggu di parkiran. Tapi Pak, tak sampai satu jam tiba - tiba desaigner bernama Claresta itu keluar dari restaurant dan menangis. Saya tak sempat memotret karena wanita itu langsung berlari memasuki taksi."
Daniel terdiam sesaat ketika mendengar penuturan dari Velo.
"Lalu apa yang dilakukan Delaneey dan lelaki itu di dalam?"
"Saat saya ingin memastikan ke dalam restaurant tiba - tiba Aldrich Morloon sudah pergi menuju mobilnya dan meninggalkan istri Anda yang tetap melanjutkan acara makan malamnya sendiri."
"Kau tak mengikuti?"
Velo menggeleng, "Saya bertugas untuk selalu memantau istri Anda, dan saya rasa akan salah bila saya meninggalkan tugas saya dan pergi mengikuti Aldrich Morloon atau pun kekasihnya."
Daniel mengangguk dan merasa ada benarnya juga alasan yang dikatakan oleh Velo. Tetapi yang masih janggal, jika pasangan itu bertengkar untuk apa Delaneey ikut campur? Delaneey adalah orang baru di Indonesia, dan tidak pernah ia tau ada satu pun saudara dari wanita itu yang tinggal di sini. Dan nampaknya, Delaneey selalu mempunyai kegiatan berbelanja dari pada ikut campur masalah orang lain yang tidak ia kenal.
Siapakah Aldrich dan Claresta bagi Delaneey?
Apakah keduanya mempunyai peran yang penting hingga Delaneey mau mencampuri urusan mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomanceCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.