part 34

2.1K 221 19
                                    

"Aduuh, sekarang anak mama semakin terkenal, sampe masuk TV segala pah." Goda Tante Nita, mama Aldrich, kepada Aldrich yang pagi ini turun untuk menyantap sarapan bersama.

"Enggak, biasa aja."

"Bohong, buktinya temen-temen arisan mama nih ya pada ngomongin tentang kamu sama Delaney yang kata mereka cantik banget, semua temen-temen mama minta dikenalin sama Delaney." Tante Nita bercerita panjang lebar, "Padahal mama sendiri juga belum pernah ketemu orangnya."

"Kamu dan Claresta sudah putus?" tanya Om Dion hati-hati.

"Kenapa gak cerita sih sama mama? Padahal waktu kamu niat ngelamar Claresta mama senang sekali Al."

"Gak jodoh." jawab Aldrich enteng

"Ya soalnya kamu sendiri ga yakin, jodoh itu harus diyakini oleh dirimu sendiri dulu, Al!" Tante Nita menghembuskan napas keras tanda dirinya keberatan. "Kamu sih plin plan."

"Mama!" suara Om Dion naik satu tingkat lebih tinggi.

"Ada masalah diantara kalian?" tebak Om Dion dengan nada tegas. "Papa gak akan memaksa kamu untuk mengatakannya kalau kamu ga ingin, kamu sudah besar, malu papa harus menasehati terus menerus Al. Yang harus kamu ingat, Seorang lelaki itu harus teguh pendiriannya. Jangan sampai menyesal dikemudian." Om Dion menggigit ujung roti isinya. "Penyesalan itu adanya di akhir."

"Ya iyalah Pah, kalau ada di depan namanya pendaftaran."

"Mama!" Om Dion mengingatkan sekali lagi.

"Apa sih ini Papa panggil-panggil Mama melulu."

"Makasih ya Ma Pah, Aldrich pergi ke kantor dulu." kata Aldrich setelah meneguk orange juicenya. Setelah mencium pipi Mamanya, Aldrich pergi dengan meninggalkan separuh roti isi yang belum ia habiskan di atas piring.

"Tuh kan Al makin pendiem juga sekarang, Mama telepon Claresta juga gak atif nomornya." Tante Nita terus menggerutu.

"Doain aja Ma semoga Al diberikan yang terbaik."

"Tiap hari juga Mama doain."

"Mama kok jadi sensi."

"Yah Papa abisnya kayak nuduh Mama."

"Siapa yang nuduh ya Tuhan..." Om Dion menggelengkn kepalanya.

*

"You like my hair? Gee thanks just bought it! I see it I like it I want it I got it!"

Fokus Delaney pecah ketika mendengar suara sumbang Barbara bernyanyi. Sejak 15 menit yang lalu, Delaney melakukan yoga di ruang tengah apartemennya untuk menenangkan perasaan yang tak tentu sejak semalam. Delaney kesulitan untuk beristirahat harus merasa cukup dengan waktu tidur yang hanya 4 jam.

"I want it I got it I want it I got it.. I want it I got it I want it I got it.."

Delaney membuka matanya dan mengambil bantal di sofa. Dengan sekuat tenaga ia melemparkan bantal itu ke arah Barbara yang masih terus bernyanyi sambil berjoget di dekat meja makan.

"Aduh Del!!" Barbara mengaduh kesakitan yang Delaney yakin tak sakit sama sekali. Hell, itu hanya sebuah bantal.

"Barbara aku sedang yoga." kata Delaney, dengan sebal dia menghentakkan kakinya ke arah dapur, lalu mengambil segelas air putih dan meminumnya.

BEAUTIFUL MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang