"Kamu beneran mau pulang?" tanya Delaney saat ia dan Aldrich sedang sarapan berdua.
Aldrich mengangguk, walaupun ia merasa enggan untuk pulang sekarang. Sebetulnya semalam ia ingin mendatangi Claresta dan memeluk wanita itu. Setengah mati ia menahan rindu yang sudah tak dapat ia tutupi saat melihat wajah Claresta lagi. Namun sayangnya setelah acara dansa selesai, Claresta tak terlihat lagi.
Oh ya! Aldrich juga masih ingat bagaimana dengan santainya Claresta dan Billy berpelukan di depannya. Apa mereka pikir Aldrich tak punya hati?
Melihat Delaney yang gusar akhirnya Aldrich angkat suara, "Ada apa?"
"Aku mau extend." putus Delaney final setelah mengalami berbagai kebimbangan.
"Tapi kamu sendirian." kata Aldrich tiba-tiba merasa tak enak hati, mengingat mereka pergi ke Bali hanya berdua saja tanpa membawa Barbara.
"I'm fine, Al." jawab Delaney sambil menggenggam tangan Aldrich.
Aldrich lalu hanya mengangguk sebagai jawaban. "Aku akan menitipkanmu pada Billy." putusnya.
Delaney tersenyum senang, memang itu rencananya. "Thanks. I love you."
Aldrich merasakan hambar lidahnya saat Delaney lagi-lagi mengatakan cinta. Betapa makna kata bisa berubah hanya karena seseorang yang mengatakannya.
Sesuai janjinya, setelah sarapan bersama, Aldrich lalu menemui Billy untuk kemudian menitipkan Delaney.
"Wow.." Seru Billy senang. "It would be fine. Delaney pasti senang dapat berlibur di sini." kata Billy.
"Take care of her, Bil. Delaney terkenal dan semua orang dapat mengenalinya." kata Aldrich terdengar sangat hmm posesif di telinga Delaney dan Billy.
"Easy man, calm down. Tak akan ada yang berani mengusik kekasihmu karena dia berada dalam penjagaanku." balas Billy jumawa.
"Untuk berapa hari kamu akan extend Del?" tanya Aldrich pada kekasihnya.
"Just 2 or 3 days, atau jika aku merasa cukup, I'll be back as soon as possible." jawab Delaney bersungguh-sungguh.
Aldrich mengangguk, mengingat waktu telah menunjukkan pukul 10 Waktu Indonesia Tengah membuat ia harus segera bergegas ke bandara.
"Hati-hati sayang." Kata Delaney seraya memeluk Aldrich sebelum kekasihnya itu memasuki mobil jemputan.
Aldrich membalas pelukan Delaney dengan mengusap punggung wanita itu. Dengan cepat Delaney mencium pipi kanan dan kiri Aldrich secara bergantian, membuat Billy yang berada di sebelahnya tertawa sambil bertepuk tangan.
Aldrich yang sudah hapal dengan tabiat Billy hanya membiarkan saja dan masuk dalam mobil.
"Kukira dulu Aldrich berbohong saat mengatakan kekasihnya sangat cantik." kata Billy saat mobil Aldrich sudah melaju.
"Oh ya? Sudah berapa lama kamu mengenalnya?" tanya Delaney ingin tahu, karena baginya Billy pasti telah salah karena mengira Aldrich akan mengakui Delaney sebagai kekasihnya.
"Sudah semenjak setahun yang lalu. Apa Aldrich tak pernah menceritakan tentangku?" tanya Billy heboh.
Pergantian mimik wajah Billy terlihat lucu bagi Delaney, lelaki ini pasti dapat menjadi teman yang menyenangkan untuk semua orang.
"Mungkin iya, atau aku lupa. Terlalu banyak kisah kami berdua." jawab Delaney singkat yang sebenarnya mengandung arti lain.
"So girl, tell me what is the first place do you wanna trip? Aku akan mengantarmu walau ke tempat paling ujung di tanah kelahiranku ini." tantang Billy yang terlihat sangat antusias karena akan menemani Delaney, seorang supermodel, selama beberapa hari kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomanceCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.