Used to steal your parents' liquor
And climb to the roof
Talk about our future
like we had a clue
Never plan that one day
I'd be losing you
Aku terbangun di tengah malam dan yang kulakukan adalah melakukan pengecekan pada emailku. Apakah kamu membalas pesanku?
Dan kulihat ada pesan baru di emailku. Aku terkejut! Sungguh, bolehkah aku berteriak sekarang? Walaupun aku tau Stevie pasti terbangun dan gondok setengah mati.
Aku memilih menggigit bibirku sendiri untuk meredam teriakanku. Dengan tangan bergetar aku membuka pesan darimu. Kamu bertanya siapa aku dan dari mana aku tau alamat emailmu.
Aku ingin sekali berkata jujur jika akulah wanita yang tadi berdiri di sampingmu saat siang tadi di toko buku. Tapi aku terlalu takut. Aku takut kamu mengetahui bagaimana rupaku. Sudah kubilang kan aku tak cantik? Aku bahkan tak punya tingkat kepercayaan diri selangit yang bisa kutunjukan sekarang.
Aku memilih untuk mengatakan jika aku adalah salah satu orang yang selalu memandangmu dari kejauhan. Aku tak mengatakan identitas asliku.
Kukira kamu akan berpikir aku adalah wanita aneh, yaa memang aneh. Tapi aku benar-benar tak menyangka jika kamu mau membalas pesanku berikutnya.
Setiap malam hari kita selalu berbalas pesan hingga larut sekali. Tak peduli jika aku akan mengantuk di pagi hari, yang jelas aku bahagia sekali bisa mendapat kabar darimu.
Kita bercerita banyak hal, soal bagaimana keseharian kita di sekolah. Apa saja yang kita lakukan seharian itu. Dan berbagi cerita apa saja yang kita inginkan.
Aku sesekali masih melihatmu dari kejauhan. Membayangkan aku berada disampingmu dan tak hanya bercerita lewat pesan elektronik saja.
Hingga akhirnya malam itu kau bercerita lewat email jika sekarang kau berada di menara eiffel. Entah apa yang mendorongku untuk mengikutimu lagi. Aku bergegas menuju rumah Delaney yang berjarak beberapa rumah di dekat rumahku.
Sebenarnya ia menolak tapi karena aku memaksanya dengan alasan aku sangat suntuk di rumah akhirnya ia menurutiku.
Oh iya, mungkin aku tak pernah bercerita tentang Delaney padamu. Dia adalah sahabatku. Sahabat! Orang yang paling dekat denganku, dia adalah orang asli Prancis yang memutuskan untuk tinggal di flat daripada di rumahnya sendiri. Aneh memang tapi aku menyayanginya. Karena tak ada satu orangpun yang mau berteman denganku secara tulus kecuali Delaney. Hanya dia satu-satunya.
Angin yang berhembus kencang kurasakan saat aku memasuki kawasan menara eiffel. Ikon terkenal yang masuk dalam 7 keajaiban dunia. Aku senang berada di kota mode penuh cinta ini, suasana yang kudapat beda dari kampung halamanku-Indonesia.
Delaney menggenggam tanganku dan bertanya dimana kita akan duduk. Dia butuh tempat untuk menyelesaikan beberapa sket yang harus dikumpulkan besok di sekolah.
Mataku dengan cepat memandang sekeliling dan melihatmu dari kejauhan duduk di salah satu kursi sendirian ditemani laptop dan kopi disampingmu. Mengapa aku sangat ingin mendekatimu dan berkata dengan jujur jika aku lah selama ini orang yang berbalas email denganmu?
Mati-matian aku mencoba meredam rasa senangku karena bertemu denganmu. Harus kuredam, karena ada Delaney disampingku. Ia tidak boleh tau, tidak! Aku takut akan sikap Delaney selanjutnya jika ia tau aku mencintaimu.
Di sekolah, Delaney termasuk anak populer. Dan ia pasti bisa mengenalimu. Kalian sama-sama terkenal, sekasta. Aku harus menyimpan perasaanku sendiri karena aku terlalu kecil jika berada di dekatmu ataupun Delaney. Walaupun Delaney selalu tidak terima jika orang lain menganggapku remeh, tapi jelas aku tau diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomanceCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.