Delaney sedang duduk di jok penumpang mobil sewaan pemberian Pak Gunawan dengan laptop yang berada di pangkuannya.
Matanya sejak tadi tak juga selesai memandang sebuah foto yang menampilkan selembar surat yang terbakar ujungnya.
Awalnya tak pernah terpikirkan apapun sampai ia membuka email dikirim oleh Daniel dengan kalimat your 'lovely' letter sebagai subyek emailnya.
Oh, ia tak menyangka Daniel akan sebegitu teganya membakar surat cerai yang sudah ia urus diam - diam tanpa sepengetahuan suaminya itu.
"Berkediplah, Del." Barbara lagi - lagi mengusik pikirannya.
Cepat - cepat Delaney menutup laptop dengan kesal. Tak peduli apa yang akan terjadi nantinya pada laptop itu.
"Kau takut, hm?"
"Stop it! Can you shut up?" Delaney sungguh tak membutuhkan celoteh Barbara lagi saat ini.
"Aku juga sama kagetnya." Delaney memutar bola matanya ketika ia masih saja mendengar suara Barbara. Tulikah manusia di sampingnya ini? Bahkan Delaney hampir membentaknya tadi.
"Aku juga kaget, tak menyangka Daniel yang begitu diam menjadi lebih berani saat ini. Cool and sweet at the same time."
Delaney mengangguk, membenarkan perkataan Barbara. Bukan, bukan pernyataan cool and sweet at the same time.
"Kurasa dia juga tak terlalu buruk buatmu, Del. Dia sudah membuktikan dengan memperlakukanmu sangat baik satu tahun ini. Aku yang sekarang jadi balik mempertanyakanmu. Kenapa kau menjadi semudah itu memutuskan ingin bercerai dengannya?"
"Aku tidak melakukan itu dengan mudah." Delaney kali ini berkata sambil menatap asistennya dengan pandangan sinis.
"But you did it! Apakah kau sedang mengincar lelaki lain?"
Mulut Delaney terdiam, tapi dalam hatinya mengatakan iya dengan lantang. Entah berkata untuk menjawab pertanyaan Barbara atau ia sedang meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia menginginkan lelaki lain.
"Jadi apakah kau dapat menjamin lelaki yang kau incar akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Daniel?" dan selamat kepada Barbara! Karena pertanyaannya kali ini mendapatkan perhatian penuh dari Delaney.
Delaney mengangguk dengan ragu, "Semoga."
Barbara mencebik penuh sindiran untuk Delaney, "Kau secara tidak langsung juga menyatakan bahwa Daniel sudah berlaku sangat baik terhadapmu."
"Everyone knows it." jawab Delaney enteng.
Ya, siapa yang tidak tahu bagaimana perlakuan yang Daniel berikan untuk Delaney?
Dengan bersabar akan sikap dingin yang Delaney berikan. Tak ada sapaan hangat, hanya beberapa kali tersenyum jika Delaney berhasil mendapatkan tawaran bagus untuk pekerjaannya.
Daniel sebenarnya bukanlah lelaki yang pendiam dan kaku. Daniel orang yang ramah, terbukti dengan Daniel yang berhasil mendapatkan perhatian penuh dari keluarga besar Delaney karena kesopanan dan juga kepeduliannya kepada sesama anggota keluarga.
Terkadang Delaney berpikir, bagaimana bisa Daniel melakukan itu semua?
Karena di saat yang sama, Delaney justru dengan tegas menolak ajakan Daniel untuk menemaninya di beberapa acara keluarga. Delaney bahkan pernah beberapa kali meninggalkan ruang makan dengan alasan yang ia buat - buat agar bisa lebih cepat pergi dari acara makan malam yang diselenggarakan oleh orang tua Daniel.
Delaney bahkan tak peduli apakah Daniel sudah makan? Apakah lelaki itu akan rapat sampai malam? Apakah lelaki itu ada perjalanan dinas selama beberapa bulan lamanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomanceCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.