Sejak awal tahu tentang kepergian Adiknya, Sammy sangat yakin sedang ada yang salah saat ini. Tetapi melihat Claresta yang bungkam ditambah kantung mata dan penurunan berat badan yang terlihat sangat ketara akhirnya membuat Sammy diam juga dan mencoba membiarkan apa yang Claresta mau.
Tetapi pagi ini, saat tiba-tiba ia bersiap untuk kembali ke Singapore, ia dikejutkan dengan adanya Aldrich yang menunggu di lobby sejak tiga puluh menit yang lalu.
"Maaf mengejutkanmu, namaku Aldrich." Kata Aldrich tanpa basi - basi ketika mereka telah sampai di coffe shop dekat dengan apartemen Sammy.
"Ya." aku sudah tahu. "Ada urusan apa sebenarnya hingga kamu menghalangi jalanku tadi?" Tanya Sammy dengan tenangnya.
"Ini pertama kali kita bertemu bukan?" Aldrich balik bertanya.
"Iya." tetapi adikku itu sudah sering menceritakan banyak hal tentang kamu.
"Aku melihatmu kemarin malam di acara pagelaran busana,"
"Milik Claresta?" tanya Sammy memotong ucapan Aldrich karena ia mungkin mulai mengerti ke mana arah pembicaraan ini.
"Kamu mengenalnya?" Nada bicara Aldrich mulai berubah menjadi lebih serius.
"Ya. Kami sangat dekat." Jawab Sammy sambil sesekali tersenyum mengingat adiknya.
"Kamu....... kekasihnya?" Tanya Aldrich pelan di akhir kalimatnya.
"Apa urusanmu tuan Aldrich? Aku sungguh tak mengerti ke mana arah pembicaraan ini. Bisakah kamu mengatakannya dengan lebih jelas?" Pinta Sammy sedikit mengikuti permainan lucu ini.
"Aku Aldrich, aku dulu memiliki hubungan.... maksudku kami sangat dekat, aku dan Claresta. Aku hanya terkejut saat melihatmu naik membawa bunga kemarin malam. Aku hanya tidak suka... maaf maksudku bingung, aku bingung karena sebelumnya Claresta tak pernah bercerita tentang kamu."
Sammy tertawa pelan karena cerita panjang Aldrich yang sangat terbelit - belit, ditambah dengan air muka putus asa yang tercetak jelas di wajah lelaki itu.
"Lalu apa masalahnya?" tanya Sam beberapa detik setelah dapat menguasai tawanya. "Aku sama sekali tidak melihat ada kesalahan di sini."
"Kalian pernah dekat, benar?" Tanya Sammy yang dibalas anggukan oleh Aldrich. "Sangat dekat." Koreksi Aldrich.
"Lalu sekarang aku yang dekat dengannya. Di mana letak kesalahannya?" tanya Sammy sambil tertawa.
Aldrich diam mencoba mencerna. Iya, benar. Dimana?
Mungkin Aldrich yang terlalu putus asa. Semalam, setelah mengantar Delaney ke apartemennya, ia merasa harus mencari Claresta. Tapi ke mana? Dia bahkan tak mengerti bagaimana langkah awal yang harus ia lakukan untuk mencari Claresta.
Setelah akhirnya terdiam selama 30 menit di jalanan dekat dengan apartemen Delaney, Aldrich tiba - tiba teringat Kerin. Ya! Kerin pasti menngetahui dimana Claresta saat ini.
"Halo? Kerin?" Tanya Aldrich buru - buru ketika Kerin mengangkat panggilannya.
"Ya Aldrich, ada apa?" Terdengar nada takut yang keluar dari bibir Kerin.
"Dimana Claresta?" Tanya Aldrich langsung tanpa berbasa basi.
"Aku tidak tahu." Jawab Kerin kelewat cepat.
Aldrich yang merasa Kerin berbohong tanpa sengaja memukul stir mobilnya hingga tak sengaja mengenai klakson dan membunyikannya hingga nyaring bunyinya terdengar di sambungan telepon Kerin.
"Al.......... hati - hati." Pinta Kerin setengah memohon. "Aku benar - benar tidak tahu."
Aldrich sedikit luluh karena nada penuh permohonan Kerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomansaCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.