part 28

2.2K 187 8
                                    

Daniel tak henti menatap ponselnya yang belum ia nyalakan dari semalam.

Hatinya gusar, hingga pesawat yang ia tumpangi mulai melaju, Delaney tak kunjung datang.

Harusnya ia tak perlu pamit pada Delaney, harusnya Daniel tahu jika wanita itu mungkin sangat bahagia karena kepergiannya.

Delaney yang sejak awal tak mencintainya. Delaney yang menolak pernikahan mereka. Delaney yang dengan berani mengatakan bahwa dia mencintai lelaki lain. Delaney yang tidak pernah peduli kepadanya. Delaney yang meninggalkan surat cerai untuknya.

Sebagai seorang lelaki, Daniel mengerti bahwa pantang hukumnya untuk ingkar janji.

Tapi bagaimana bisa dia merelakan wanita yg ia cintai?

Daniel memejamkan matanya, merasa lelah dengan pikirannya sendiri.

Jika seharusnya cinta menyenangkan, kenapa rasa sakit yang terus ia rasakan?
 


  
 

********
 


 
 

Pagi itu Daniel mendapatkan keberuntungan karena dapat melihat Delaney sedang sibuk di dapur apartemen mereka.

Delaney berbalik.

Gawat, batin Daniel. Apakah ia harus tersenyum pada Delaney? Atau ia harus mendekat lalu menyapanya?

Sungguh Daniel tak mengerti bagaimana cara menempatkan dirinya sendiri. Sejak dua bulan yang lalu mereka menikah, baru pagi  ini Daniel berkesempatan melihat Delaney di pagi harinya. Sesuatu yang sederhana namun sangat berkesan dan selalu dia impikan. Dalam hatinya, ia meminta kepada Tuhan untuk memberinya kesempatan melihat Delaney lagi setiap paginya.

Delaney menyembunyikan senyumnya dengan berpura-pura meniup cangkir kopinya. Wajah pucat salah tingkah yang ditampilkan Daniel pagi ini berhasil menjadi penghibur untuk hari-hari lelahnya.

Maklum saja, Delaney sedang sibuk-sibuknya menjalankan profesi modelnya. Setelah menikah, ia bertekad untuk mengambil semua tawaran pekerjaan yang ada, berharap semoga tak ada satu haripun yang tersisa untuk berdiam diri di apartemen dan menjadi seorang istri.

BEAUTIFUL MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang