part 41

2.4K 204 7
                                    

Delaney menutup pintu kamar dan tubunya langsung meluruh begitu saja. Bersandar pada pintu di belakangnya, Delaney puaskan untuk menangis.

Kamu menginginkan aku kan? Ya, kamu berhasil mendapatkan aku!

Kenapa harus kamu sakiti Claresta lagi?

Tidak ada cinta untuknya, Aldrich mau menerimanya hanya agar dia dapat merasa menang dan tidak mengganggu Claresta lagi.

Tuhan, batinnya meraung. Lelaki itu ingin melindungi wanitanya, Aldrich sangat mencintai Claresta. Sayangnya rasa dendam sudah terlanjur memenuhi hati dan pikirannya sehingga ia berpikir bahwa Aldrich kembali padanya karena lelaki itu cinta, bodoh Del bodoh sekali!

Aldrich seperti berusaha menahan semua amarahnya pada Delaney dan telah ia keluarkan hari ini. Sesak di dada Aldrich sekarang sudah berpindah pada Delaney.

Sampai kapan akhirnya kamu akan berhenti?

Tidak cukup dengan melihatku dengan Claresta berpisah?

Kamu ingin aku hancur seperti apalagi?

Kata-kata itu sangat menyakiti Delaney. Aldrich berbicara seolah-olah Delaney adalah wanita tak tahu diri yang egois dan serakah. Yang hanya menginginkan kemenangan dan kebahagiaan atas penderitaan orang lain.

Apa hal itu yang ada dipikiran Aldrich selama ini?

Sebegitu buruknya penilaian Aldrich untuknya?

Semua perkataan Aldrich kini menggema dalam otaknya. Seolah radio rusak yang terus menerus mengeluarkan ocehan yang sama.

Apa semua orang juga akan melakukan hal yang sama?

Apa semua orang akan memikirkan pendapat yang sama seperti Aldrich?

Apa semua orang juga akan menuduhnya demikian?

Jahat! Delaney menggelengkan kepalanya terus menerus. Jika Claresta sakit hati karena harus berpisah dengan Aldrich. Delaneypun juga sakit hati karena dia dibohongi saat hari pernikahannya.

Jika Claresta sakit hati karena melihatnya dengan Aldrich bersama. Delaneypun juga sakit hati karena harus menanggung tanggung jawab sehidup semati bersama seorang lelaki yang baru dikenalnya.

Jika Claresta sakit hati karena dirinya kembali dan menguak kebenaran. Delaneypun juga sakit hati karena sadar telah ditipu oleh banyak orang.

Jika Claresta dapat sakit hati, kenapa dirinya tidak?

Apa bedanya?

Dia dan Claresta sama-sama seorang wanita. Sama-sama memiliki hati dan perasaan. Tidak adil.

Kenapa hanya fokus pada Claresta? Kenapa semuanya harus tentang Claresta. Claresta yang terluka, Claresta yang tersakiti, Claresta yang terhina. Kenapa tidak dipikirkan sedikit saja tentang perasaan Delaney?

Semua orang memiliki cerita, semua orangpun bisa memiliki luka. Lantas apakah ia bersalah jika memiliki cerita dan luka yang lain? Bukankah dalam hidup, semua orang adalah pemeran utama dalam masing-masing cerita hidup mereka? Kenapa si baik dapat diterima dalam keadaan suka maupun duka sedangkan si jahat dianggap tidak berhak atas kesakitan dan luka?

Pagi ini sebenarnya Delaney ingin mengakui kesalahannya, ingin mengatakan semua kejujuran yang belum sempat ia utarakan pada Aldrich. Ia ingin akhiri semuanya. Tetapi kata-kata Aldrich seolah menamparnya terlebih dahulu.

Apa memang hanya dia yang boleh terluka sedangkan orang lain tidak? Orang lain hanya boleh bahagia sedang dirinya menangis penuh luka?

Dikhianati sahabat terkasih, ditinggalkan oleh lelaki yang ia nantikan, menikah dengan seorang lelaki yang baru saja dikenalnya, bekerja mati-matian membanting tulang, menjauhi seluruh keluarganya. Delaney membuat list, daftar panjang sakit hatinya, agar dia ingat dan tahu bahwa dia pernah merasakan sakit yang lebih besar dari yang orang lain perkirakan.

Memang benar bahwa patah hati adalah salah satu cara untuk membuktikan kamu memiliki hati.

Tok tok tok

Ketukan keras di pintu kamarnya membuat Delaney sadar seseorang menunggunya. Delaney mengintip dibalik sebuah lingkaran kecil yang ada di pintu untuk melihat siapa orang yang berada di sana.

Barbara, syukurlah.

Delaney menghapus air matanya dengan cepat dan membuka pintu.

"Hai Del. Lama sekali." gerutu Barbara sambil melepaskan kacamata hitamnya. Alangkah terkejutnya lelaki itu melihat penampilan Delaney. Dengan cepat ia mendorong Delaney masuk dan menutup pintu. Bisa bahaya jika ada orang yang tahu.

"Kamu kenapa?" tanya Barbara kebingungan. "Kamu sangat emm.." Barbara mencari kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi Delaney saat ini. "Kacau dan berantakan."

Delaney hanya dapat mengambil napas dalam sebagai jawaban. Dia berjalan ke arah kamar tidur dan berbaring di ranjang empuknya.

"Are you-"

"I'm fine." Jawab Delaney cepat memotong pertanyaan Barbara. "I'm fine." ulangnya sekali lagi.

Barbara mengelus pundaknya lembut. Delaney tersenyum, setidaknya ia memiliki Barbara yang mungkin akan selalu setia selama dia selalu menggajinya.

"Mandilah Del. Kamu harus berbenah." saran Barbara.

Delaney mengangguk. "Siapkan tiket untuk besok. Aku ingin kembali ke Paris."

"What???" kali ini Barbara melotot tak percaya. "Kita akan kembali ke Paris?" tanyanya tak mengerti.

"Iya." jawab Delaney enteng. "Kamu harus ikut menemani kemanapun aku pergi, Barbara."

"Aku kira kamu memanggilku ke Bali untuk berlibur. Tolonglah, Bali sangat indah untuk sekedar mampir Del. Aku bahkan belum berkeliling." kata Barbara setengah merajuk.

"You wish." kata terakhir Delaney sebelum menutup pintu kamar mandi.

"Kejam sekali." umpat Barbara sebelum mencebik manja.

"Memang." jawab Delaney keras-keras.

Delaney yang sedang menikmati kegiatan berendamnya harus terganggu dengan ketukan pintu Barbara yang sangat menggangu padahal dia baru saja sepuluh menit yang lalu menuruti perintah pria itu untuk segera mandi.

"Apa lagi?" tanya Delaney ketika dia membuka pintu kamar mandi dengan bathrope yang sudah sempurna ia kenakan.

"Aku tahu kenapa kamu terlihat sangat kacau." kata-kata Barbara mengundang tatapan tajam Delaney. "Kamu dan Aldrich bertengkar kan?"

Sial. Dari mana Barbara tahu.

"Kalian berdua masuk ke akun gosip lambe di instagram." Barbara menyodorkan ponselnya.

Terdapat video berdurasi 15 detik yang baru saja diunggah 5 menit yang lalu oleh akun gosip lambe yang mana adalah akun gosip terkemuka dan terpercaya seluruh Indonesia Raya. Hebat juga akun ini, baru 5 menit saja sudah 358 ribu orang yang menyukai dan 199 orang yang memberi komentar.

Di dalam video itu terekam Delaney dan Aldrich yang tengah berdebat di daerah kolam renang hotel. Untungnya jarak pengambilan video yang jauh menyebabkan tidak adanya pembicaraan Aldrich dan Delaney yang ikut terekam.

Dengan caption yang sangat mengundang, menurut Delaney admin akun gosip ini sudah seharusnya seorang Master/Doctor di bidang ilmu marketing lulusan universitas terkenal dunia sekelas Harvard, Oxford, atau Stanford.

Siapa pula orang iseng yang seenaknya sendiri merekam kegiatan privasinya? Tidak tahukah bahwa itu bisa melanggar hukum? Bahkan tidak cukup untuk dinikmati sendiri, dengan tidak tahu diri malah mengirimkan video itu untuk dipublikasikan ke media massa.

Apa dia memang orang yang dibayar untuk memata-matai kegiatan orang lain? Kenapa negara ini bisa sebegini menakutkan?

Belum selesai masalahnya dengan Claresta dan Aldrich, kali ini Delaney harus siap menerima ocehan online yang berisik dari nitizen sok tahu.

"Kita berangkat besok." kata Barbara yang seolah mengerti kegalauan Delaney. Padahal ada atau tidaknya debat dengan Aldrich pagi ini tidak akan mengubah keputusannya untuk pergi ke Paris besok, karena bukan Aldrich alasan utamanya untuk pulang.

BEAUTIFUL MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang