Claresta terbangun dari tidurnya dan mendapati jam di nakas sudah menunjukkan pukul 7. Untuk ukuran hari sibuk seperti hari ini, Claresta paham dia benar - benar sudah kesiangan.
Claresta berdiri dari tidurnya dan memutuskan untuk mandi, membawa beberapa rancangan yang kemarin sudah rampung ia selesaikan, lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan bekal.
Saat Claresta menyalakan kompor untuk memanaskan air, ia melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 8.15. Claresta sadar bahwa ia tak punya waktu lagi. Niat awalnya untuk memasak harus ia tinggalkan. Ia hanya punya waktu untuk membuat segelas teh dan juga roti isi.
Claresta bersiap membuat roti isi setelah selesai menyeduh teh paginya ketika ponselnya berbunyi.
"Ada apa Al?" tanyanya sebagai sapaan saat ia mengetahui bahwa Aldrich yang menelponnya.
"Kau sibuk, sayang? Sepertinya kau tak suka ku telpon pagi ini."
"Bukan Al, bukan seperti itu. Aku hanya telat bangun pagi ini."
"Oh, makan siang bersamaku?"
"Maaf aku tak bisa menemanimu makan siang hari ini, jadwal padat." Claresta mencebik di akhir kalimatnya karena sepertinya ia tidak bisa menemui kekasihnya itu hari ini.
Di sebrang sana, Aldrich hanya menggumam tak jelas sebagai jawaban.
"Bagaimana acara makan malammu kemarin malam?" tanya Claresta.
Dan lama Claresta menunggu, Aldrich tak kunjung menjawab.
"Al?" panggil Claresta yang bingung kenapa kekasihnya itu tak kunjung menjawab.
"Oh kemarin malam?" terdengar hembusan napas dari Aldrich sebelum berkata lagi, "Sangat mengejutkan."
Tanpa sadar Claresta tersenyum sendiri, "Kau bertemu dengan seseorang?" tebak Claresta.
"Iya. Dan rasanya aku ingin menemuimu sekarang juga."
Dahi Claresta berkerut ketika mendengar perkataan Aldrich.
"Tahanlah dulu rasa rindumu, Al." balas Claresta setengah tertawa. "Oh ya Al. Aku harus segera berangkat. Akan ku kabari lagi nanti. Byee sayang. I love you."
"Hati - hati menyetirnya. I love you."
Claresta menekan tombol merah pada ponselnya. Dia meneguk habis segelas teh yang sudah tak sepanas tadi. Dan mengambil beberapa roti tawar agar dapat ia makan di mobil. Sudahlah, sarapan dengan roti tanpa isipun cukup untuknya.
*****
Claresta sampai di butiknya dan segera pergi ke ruang khusus pertemuan dengan kliennya. Di sana ia menemukan Kerin yang tengah memeriksa detail salah satu gaun mereka.
"Maaf aku terlambat. Di mana Aini?" tanya Claresta. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 9.
"Ada beberapa detail di salah satu gaun yang belum terselesaikan." jawab Kerin takut - takut.
"Aku akan mengeceknya sekarang." putus Claresta dan segera pergi dari ruangan pertemuan itu.
*****
Aldrich menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi kebesarannya. Sejak tadi ia sangat lelah, bukan tubuhnya yang lelah, pikirannya yang lelah. Entah sudah berapa kali ia kehilangan fokus dirinya karena pertemuannya dengan Delaney kemarin malam.
Sebenarnya Aldrich bisa saja melupakan semua yang diucapkan wanita itu dan menganggapnya sebagai lelucon malam. Tapi Aldrich melihat ada sebuah kesungguhan di mata Delaney. Kemarin malam, wanita itu jelas sungguh - sungguh mengatakannya. Wanita itu berkata dengan penuh kemarahan dan juga... cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomanceCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.