Claresta meletakkan beberapa kertas yang baru saja selesai ia gambar ke dalam map plastik transparan.
Satu minggu ini ia dilanda kesibukan yang sangat menyita waktunya. Waktu makannya, waktu tidurnya, hingga waktu untuk bertemu dengan kekasihnya.
Ting!
Ponselnya berbunyi. Cepat-cepat Claresta menggapai dan membukanya.
Aldrich Morloon: Jangan lupa makan siang, sayang. Aku sangat merindukan balasan pesanmu.
Mata Claresta terpaku membaca pesan dari Aldrich, kata-kata yang sama dengan pesan satu tahun yang lalu. Yang ditulis Aldrich ketika Claresta berjalan menjauh darinya.
*****
Claresta meneguk rakus jus melonnya ketika ia selesai berdiskusi mengenai bahan dan detail apa saja yang terdapat pada rancangan gaunnya.
Dua bulan lagi mendekati hari pernikahan Delaney dan Daniel. Semua orang yang didaulat penuh untuk menangani ini itu masalah pernikahan sahabatnya ini mendapat kesibukan masing-masing. Termasuk dirinya yang membuat gaun dan busana khusus untuk para bridesmaids dan groomsmate.
Mata Claresta menatap kosong ke arah depan. Rasanya ia sudah sangat malas berada di Paris, sindrome rindu kampung halaman yang menghantuinya. Apalagi melihat Delaney yang sekarang memiliki dua kepribadian.
Kepribadian pertama, Delaney menjadi anak berbakti dan penurut kepada orang tuanya. Bertindak halus dan berakting layaknya seorang wanita yang benar-benar menanti hari pernikahan dan sangat mencintai calon suaminya.
Kepribadian kedua, Delaney yang sangat membenci Daniel dan dengan serius mempersiapkan rencana kaburnya dengan Aldrich. Sayangnya, kepribadian kedua ini hanya ditunjukkan kepada Claresta seorang.
Berbicara tentang rencana kabur Delaney membuat Claresta mengingat tentang Aldrich. Lelaki itu..
Sudah seminggu ini Claresta menghindar. Sudah menjadi tekad bulat untuknya agar tak lagi membalas semua email yang masuk selama seminggu ini. Mengingat kepergian lelaki itu dengan sahabatnya sendiri membuat sakit dalam hatinya.
Cinta ini terasa tak adil. Clarestalah yang terlebih dahulu menemukan keberadaan Aldrich, Claresta juga yang terlebih dahulu mengirim pesan untuk Aldrich, dan Claresta juga yang terlebih dahulu mencintai lelaki itu. Bukan Delaney.
Tapi mengapa Aldrich ingin membawa pergi Delaney?Apa Aldrich mencintai Delaney dan bukan dirinya? Ah, tapi rasanya tak mungkin. Love before meet is bullshit!
Tak mungkin Aldrich bisa mencintai salah satu diantara Claresta dan Delaney. Aldrich tak mengenal mereka berdua, bahkan mungkin Aldrich mengira mereka adalah satu orang yang sama.
Tapi memikirkan pertemuan Delaney dan Aldrich. Lalu mereka pergi ke Indonesia dan mungkin akan membangun kehidupan bahagia disana.
Oh ya Tuhan.. Dan mengapa harus negaranya? Kenapa harus negara yang sama? Sialan!
Claresta ingat banyak yang harus ia lakukan hari ini. Persiapan kepulangannya ke Indonesia setelah pernikahan Delaney-Daniel belum juga selesai. Baju yang baru ia kemas sebagian, dan visa yang harus ia urus sekarang juga.
Saat membereskan barang-barangnya agar masuk ke dalam tas, matanya tak sengaja melihat ponselnya yang tergeletak di dalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL MASK
RomanceCan you see a beautiful lie? * I'm happy for you.. Kebahagiaan adalah hak semua orang, termasuk Claresta. Sayangnya beberapa pilihan bodoh telah membutakan matanya.