Malam ini, Diadakan acara berbeque-an di halaman villa. Seluruh siswa sangat antusias menyiapkan segala yang dibutuhkan. Ada yang menyiapkan api untuk memanggang, menyiapkan yang di panggang, ada juga yang hanya merecoki saja.
Contohnya Ronald dan Davin, dari tadi mereka sibuk menjahil Atha yang membuat gadis itu kesal setengah mati. Entah sudah berapa sumpah seralah yang keluar dari mulut Atha. Namun dua orang itu malah makin gencar mengganggunya.
Berbeda dengan Gavin. Ia memilih menyendiri. Ia duduk di sebuah ayunan di halaman villa. Perkataan Ronald tadi masih terbayang olehnya. Membuatnya kembali mengingat masa lalu.
Melihat Gavin yang sedang sendirian, Jasmine akhirnya berinisiatif untuk mendekatinya. Ia duduk di sebelah Gavin.
"Melamun aja lo ..."Jasmine mengagetkan Gavin. Karena kaget Gavin menoleh kearah Jasmine.
"Eh elo, kok disini?" tanya Gavin dengan senyum yang dipaksakan.
"Ya gapapa ... lo kenapa sih dari tadi siang aneh banget?" tanya Jasmine penasaran.
"Hmm ... gapapa. Gue cuma kangen sama papa," ucapnya bohong. Sebenarnya bukan itu yang dipikirkannya.
"Lo doain aja papa lo. Itu akan membuat dia lebih tenang."
Gavin mengacak-acak rambut Jasmine. "Pasti sayang!" ucapnya lagi.
Jasmine cemberut sambil membetulkan rambutnya yang sudah berantakan. Sementara Gavin kembali menyandarkan tubuhnya di ayunan dan menghadap langit.
"Lo suka bintang ya?" tanya Jasmine sambil mengikuti gaya Gavin.
"Sebenarnya Bokap yang suka," jawab Gavin singkat. "Lo tau ga kalau nama gue ada sangkut pautnya dengan bintang?" Gavin memutar tubuhnya menghadap Jasmine.
"Emang apa?" tanya Jasmine penasaran.
"Gavin Aldebaran Abraham. Gavin artinya garuda putih. Aldebaran artinya bintang yang paling terang. Sedangkan Abraham lo tahu sendiri lah itu nama belakang keluarga gue." Jasmine mengangguk-angguk mendengar cerita Gavin.
"Nyokap ngasih nama itu karena Bokap suka bintang. Karena bintang itu walau kecil namun tetap setia menerangi bumi. Nyokap yakin kalau salah satu bintang ini adalah Bokap gue."
"Sedangkan nama Gavin dikasih agar gue bisa kuat dan selalu melindungi orang yang gue sayang apapun yang terjadi." Jasmine terkagum-kagum mendengar penjelasan Gavin. Ia yakin cinta mama Gavin ke Papanya begitu besar.
"Waw! Amazing! Arti nama lo keren," puji Jasmine tulus.
"Tapi nama gue juga ada bintang-bintangnya lho?" ucap Jasmine bangga.
"Afshin di nama gue artinya bintang yang bersinar terang," tambahnya lagi.
"Oh ya? Berarti kita jodoh!" ucap Gavin semangat.
"Boleh sih gue jodoh sama lo," Jasmine berfikir sebentar. "Tapi kalau lo orang terakhir dimuka bumi!" tambahnya sambil tertawa. Gavin yang mendengar hal itu hanya diam. segitu antinya lo sama gue. Pikirnya.
Tiba-tiba, perbincangan mereka terpotong karena seruan teman-temannya. Mereka meminta Jasmine dan Gavin untuk bergabung karena mereka akan main games.
"Karena semua sudah kumpul, ayo kita mulai." Davin membuka permainan. "Kita akan bermain truth or dare. Kita mulai dari gue." Davin memutar botol tersebut hingga botol berhenti di hadapan Ronald.
"Ya ... kok gue?" kata Ronald lesu.
"Truth or dare?" Ucap Davin.
"Karena gue suka tantangan gue pilih dare." Ucapnya mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Gavin (Revisi)
Teen FictionGavin Aldebaran Abraham, cowok ganteng, kaya, most wanted, bad boy yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun apa jadinya kalau semua kesempurnaan itu berbalik jadi sesuatu yang tidak pernah dibayangkannya sekalipun? Jasmine Afsheen Myesh...