Hallo Gavin 38

12.8K 854 1
                                    

Jasmine POV

Harusnya sekarang aku dan teman-teman sekarang sudah bubar upacara tapi entah kenapa kepala sekolah memberi pengumuman agar semuanya Jangan bubar dulu. Karena katanya ada pengumuman.

Terpaksa sekarang aku harus panas-panasan karena pengumannya sangat lama. Atha yang di sampingku sudah mengeluh. Dari radi dia tak hentu mengomel.

"Lama banget sih... gue udah ga tahan." Ucap Atha mengibaskan tangannya di wajah.

"Sabar..." ucapku yang masih penasaran dengan pengumuman apa yang akan di sampaikan.

"Ih... nanti kalo gue item gimana? Aduhh.. pak kepsek tega banget sih..." omelnya.

"Neng Atha berdiri di belakang gue aja. Kan adem.." kata Ronald tiba-tiba.

"Oh iya.. Ronald baik deh..." ucap Atha senyum ada maunya. Lalu ia berdiri di belakang Ronald yang membuat tubuhnya terhalang tubuh Ronald hingga dia tidak terkena panas lagi.

"Curang lo tha..." ucapku pura-pura ngabek. Atha hanya cengengesan yang membuatku geleng-geleng kepala.

"Perhatian anak-anak. Bapak akan mengumumkan berita bahagia untuk kalian semua."

Suara dari Bapak kepala sekolah mengalihkan pergatianku dan teman-teman. Kami semua langsung melihat ke kepala sekolah untuk mendengarkan beritanya.

"Kalian pasti sudah tahu kalau sekolah kita meraih juara umum dalam kejuaraan siswa sma se Indonesia. Sekolah kita meraih juara dalam segala bidang. "

Kami semua lalu bertepuk tangan mendengar pengumuman yang di berikan

"Ini merupakan prestasi terbaik yang pernah di miliki sekolah kita. Baiklah sekarang bapak akan mengumumkan yang pertama sekolah kita meraih juara olimpiade matematika juara satu dan dua. Juara kedua dimenangkan oleh Gavin Aldebaran Abraham dan juara pertama dimenangkan oleh Jasmine Afshin myesha."

Semuanya melihat kearahku. Bahkan Atha langsung memelukku. Aku yang merasa terpanggil langsung maju ke depan untuk menerima penghargaan.

"Selanjutnya tim basket kita juga meraih juara... ini adalah untuk ketiga kalinya tim sekolah kita menerima penghargaan ini."

Anggota tim basket sekolah yang di wakili Devan lalu juga ke depan untuk menerima penghargaan.

"Yang terakhir adalah lomba fotografi. Ini adalah yang pertama kalinya sekolah kita mengikuti perlombaan ini dan yang lebih membanggakan sekolah kita langsung meraih juara pertama. Dan lagi-lagi lomba ini juga di menangkan oleh Gavin Aldebaran Abraham."

Aku tidak percaya ini. Ternyata memang Gavin yang memenangkan ini. Sebenarnya yang mengirim foto Gavin itu aku. Tidak memungkinkan rasanya kalau Gavin yang mengirim mengingat bagaimana kondisinya waktu itu. Tapi aku tak heran kalau Gavin yang akan memenangkan ini semua melihat dia memang sangat berbakat. Tiba-tiba air mataku sudah keluar dengan sendirinya. Seharusnya Gavin disini. Seharusnya kita bahagia sekarang. Semua impiannya udah tercapai. Seharusnya sekarang kita ngerayain ini semua.

"Baik anak-anak. Mungkin kalian heran kenapa sekarang Gavin tidak ada disini. Sekarang Gavin berada di luar negeri. Dia sekarang dalam proses pengobatan penyakitnya. bapak mengharapkan kita semua menundukan kepala sejenak untuk berdoa atas kesembuhannya. Berdoa mulai."

Kami semua menundukan kepala untuk berdoa menurut keyakinan masing-masing.

"Berdoa selesai."

"Satu lagi. Sekolah akan mengadakan perayaan atas keberhasilan untuk kemenangan yang telah kita capai. Jadi untuk itu kalian harus bersiap-siap karena acaranya akan diadakan sabtu depan."

Semua siswa ada yang bersorak tapi ada juga yang masih tertunduk. Mereka yang tertunduk adalah para teman dan Fans Gavin. Mereka tentunya tidak akan senang karena mereka tak akan bisa melihat Gavin di sana. Mereka sama sepertiku. Sepertinya aku tak akan sanggup hadir mengingat ini adalah pesta. Sedangkan sekarang aku tahu Gavin sedang berjuang melawan penyakitnya. Untuk itu tak mungkin aku akan bersenang-senang di saat Gavin sedang berjuang antara hidup dan mati.

"Lo bakalan datang ke perayaan kan?" Tanya Atha saat kami menuju ke kelas saat telah selesai dari lapangan.

"Ga mungkin gue datang disaat Gavin sedang berjuang antara hudup dan mati di sana." Ucapku tanpa menoleh kearah Atha.

"Tapi min...."

"Please tha... hargai keputusan gue."

Aku lalu pergi menuju kelas dengan meninggalkan Atha yang masih terdiam mendengar ucapanku barusan.

***

Sepulang sekolah aku langsung masuk ke dalam kamarku. Setibanya di kamar, aku lalu teringat sama hadiah yang belum lama ini pernah dikasih Gavin. Aku hampir saja melupakannya karena aku selalu kepikiran kesehatan Gavin.

Kuambil paper bag yang dikasih Gavin yang kuletakkan di laci meja belajarku. Ternyata berisi sebuah kotak kecil berwarna putih dan sebuah surat. Aku perlahan membuka surat ini

To my lovely Jasmine

Sebelumnya aku minta maaf karena mungkin aku itu bukan orang yang romantis. Aku bahkan bingung mau merangkai kata-kata apa yang tepat buat kamu. Yang pasti aku ingin mengungkan semua perasaanku padamu

Aku ingin disetiap hari-hariku........bersamamu Aku melihat senyummu...Mendengar suaramu, candamu...tawamu...Aku ingin kita slalu ada menemaniku hingga kita tua nanti. Walau kadang aku merasa itu tak mungkin. Sungguh sulit rasanya melawan takdir yang sudah dituliskan untukku. Tapi aku berjanji akan selalu berjuang. Aku tidak akan menyerah.

Sekarang aku mau kamu yang berjanji akan tetap menjadi Jasmine yang seperti ini. Jangan pernah berubah apapun yang terjadi. Jangan pernah sia-siakan hidupmu. Tetap menjadi Jasmine yang kuat dan tangguh. Yang paling penting kamu harus tetap bahagia apapun yang terjadi. Jangan pernah jadikan aku alasan untuk kamu bersedih. Karena itu akan sangat membuatku sakit.

I love you Jasmine Afshin Miesya. You're my only reason to stay alive

P.S semoga kamu suka hadiah itu

Itu merupakan dua bintang yang melambangkan aku dan kamu. Yang akan selalu bersama.

Jadi untuk itu kamu harus selalu bersinar seperti nama kita berdua. Jadilah yang bintang yang paling terang seperti nama kamu.

Love

Gavin AA

Aku lalu memeluk surat itu. Lalu mengeluarkan hadiah yang di berikan oleh Gavin. Ternyata sebuah kalung dengan liontin dua bintang. Ternyata benar bintang itu ibarat aku dan Gavin.

Sekarang aku sadar. Aku tidak boleh terpuruk seperti ini. Aku harus melanjutkan hidupku demi Gavin.

Setelah memakai kalung yang di berikan Gavin, aku memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada Atha.

AfshinJasmine : beli baju buat pesta perayaan yuk...

AthaA: whatt... lo seriusss????

AfshinJasmine : yoi...

AthaA : oke..oke... bentar lagi gue otw :*

Hallo Gavin (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang