Last part

19.7K 929 16
                                    

Jasmine Pov

Aku sekarang berada di sebuah ruangan dengan keadaan terduduk di sebuah kursi dengan tangan dan kaki terikat. Aku mencoba berfikir mengapa ini terjadi. Ternyata aku baru ingat keadaan semalam. Aku berada di rumah sakit karena mendapat surprise dari sahabat-sahabatku dan terakhir kuingat lampu mati dan aku merasakan ada yang membekap mulutku. Oh my God. Ini ga salah lagi. Aku diculik. Benar, siapa yang menculikku. Untuk apa dia menculikku. Aku tidak punya apa-apa. Aku hanya dokter baru yang barusaja akan memulai karierku. Tapi rasanya sungguh sial. Aku di culik. Ini ga' boleh, aku harus berusaha kabur dari sini.

Aku mencoba untuk melepaskan tali ikatan di tanganku. Ternyata ini sangat susah. Talinya begitu kuat. Tapi aku harus berusaha. Aku tak mau mati konyol disini. Aku masih muda. Masih banyak yang ingin ku capai. Aku juga belum menikah. Gavin tolong ... tunggu ... kenapa aku malah ingat Gavin. Mustahil Gavin bisa menyelamatku. Dia masih hidup atau tidak aja aku ga' tau.

"Udah ... ga' usah di paksain."

Tiba-tiba seorang laki-laki memasuki kamar ini. Dia memakai topeng. Pasti dia pelakunya. Ga' salah lagi. Dia yang menculikku.

"Lo nyulik gue? Lepasin!" ucapku berusaha berontak.

"Tenang, kamu aman di sini!" ucapnya sambil memainkan ponselnya. Aku terus teriak. Namun dia tidak mempedulikanku. Dia seolah-olah tidak mendengarku.

"Heh, jelek ... lepasin gue!"

Dia memandang ke arahku sejenak. Lalu ia mulai mendekatkan tubuhnya ke arahku. Ya ampun. Wangi banget ni orang. Rasanya ga' asing seperti ... ga' mungkin.

"Ngapain lo?" ucapku takut. Dia terus mendekatiku. Tubuhnya tinggi tegap. Kulitnya juga putih. Pasti dia ganteng. Ah, Jasmine fokus! Kamu lagi diculik. Fikirkan cara biar bisa keluar dari sini.

Tanpa ku duga ternyata dia membukakan semua ikatan di tubuhku. Sekarang aku sudah bebas. Tapi aku merasa tersihir. Aku hanya diam dan duduk tanpa berniat untuk pergi dari sana.

"Kamu ga' mau pergi?" ucapnya yang kembali duduk di tempatnya semula.

"Lo?" Aku melangkah mendekatinya. Mencoba menyentuhnya.

"Aku?" Dia menunjuk dirinya sendiri.

Aku makin penasaran sama orang ini. Suaranya. Wanginya dan postur tubuhnya sangat mirip dengan Gavin. Tapi itu ga' mungkin. Orang ini tubuhnya lebih berisi dari Gavin. Tapi kenapa feelingku mengatakan dia itu ga' asing.

Aku mulai mendekatinya dan menyentuh topeng yang dipakainya. Tapi saat tanganku mulai menyentuh permukaan topeng tersebut tiba-tiba dia menahan tanganku.

"Aku tahu apa yang difikiran kamu," ucapnya lembut.

Senyum itu ... aku tahu senyum itu. Senyum yang selalu membuat jantungku berdetak tak karuan. Senyum yang sangat khas. Senyum yang hanya di miliki oleh satu orang di dunia ini. Orang yang berhasil merebut sekaligus menghancurkan hatiku.

"Gavin," ucapku melepaskan tanganku dari genggamannya.

"Kamu tahu?" Dia hendak memeluk tubuhku. Namun dengan kasar ku dorong tangannya.

"Cukup ... jangan mendekat!" Dia lantas berhenti seketika.

"Tapi aku?"

"Setelah sekian tahun kamu menghilang sekarang kamu berani-beraninya kembali setelah apa yang kamu lakuin." Aku membuang muka. Sungguh tak habis pikir dengan apa yang dilakukannya terhadapku.

"Aku bisa jelasin Mine ... aku ga' bermaksud ninggalin kamu gitu aja."

"Haha ... udahlah. Aku mau pergi dari sini."

Hallo Gavin (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang