Hari ini adalah hari yang paling di tunggu-tunggu Jasmine dalam seminggu. Hari dimana ia tak perlu bangun pagi. Tak perlu berangkat sekolah dan yang lebih menyenangkan Jasmine tak perlu lagi untuk mandi pagi.
Tapi kenyataannya tak sesuai ekspetasi Jasmine. Bayangkan saja, sekarang baru pukul enam pagi. Tapi sudah ada yang gedor pintu kamar Jasmine. Ia sungguh kesal karena ada yang berusaha mengganggu tidurnya di minggu pagi ini.
"Siapa sih? Berisik!" teriak Jasmine sambil menutup kepalanya dengan bantal.
"Eh monyet, bangun lo! Pangeran lo udah nunggu di luar! " teriak Arya dari luar.
Jasmine refleks duduk. Ia membuka pintu tiba-tiba sehingga membuat Arya yang bersender terjatuh dan pantatnya sukses mencium lantai.
"Anjirr, pantat gue!" teriak Arya mengelus pantatnya.
Jasmine lalu tertawa melihat penderitaan kakaknya, "Udah tau ini pintu masih aja nyender," ucap Jasmine yang masih tertawa sambil memegang perutnya.
"Bego lo!" Arya kesal. Ia membuang muka ke Jasmine.
"Maaf ... maaf ... gue kan ga sengaja," ucap Jasmine lalu membantu Arya berdiri.
Setelah itu, ia segera menemui Gavin dengan keadaan yang baru bangun tidur.
"Lo kok disini?" tanya Jasmine sambil menghampiri Gavin.
"Gue mau ajak lo buat hunting photo buat lomba besok," jawab Gavin sambil mengotak-atik kameranya.
"Sekarang?"
"Ga' taun depan. Ya sekarang lah," Gavin pura-pura kesal.
"Pagi-pagi begini?" tanya Jasmine lagi.
"Iya cantik ... sekarang lo siap-siap ya?" Gavin sambil mengacak-acak rambut Jasmine gemas.
Setelah itu, Jasmine lalu menuju ke kamarnya untuk siap-siap. Tiga puluh menit kemudian, ia turun menemui Gavin.
Ia memakai Atasan putih kaos dan rok selutut pink motif bunga. Ia mencepol tinggi rambutnya sehingga memperlihatkan leher putih jenjang miliknya. Terakhir, Ia memakai sneakers warna putih polos.
Seakan sudah janjian. Gavin juga memakai kaos putih di padu celana coklat selutut dan sepatu sneakers putih.
"Udah siap?" tanya Gavin memastikan.
"Udah! Ayo berangkat!" ucap Jasmine semangat.
Gavin menuntun tangan Jasmine keluar rumah. Lalu ia disuruh masuk ke dalam mobil Gavin yang kebetulan atapnya terbuka.
"Lo ga bawa jaket?" tanya Jasmine memeriksa bagian mobil Gavin.
"Enggak. Emang kenapa sih?" tanya Gavin penasaran.
"Tunggu bentar." Jasmine lalu berlari ke dalam rumahnya. Setelah itu ia menyerahkan sebuah Jaket kepada Gavin. "Ini pakai!" ucapnya.
"Ga usah! Lagian bentar lagi panas," tolak Gavin sambil menyerahkan kembali jaket tersebut kepada Jasmine.
"Ga' ada tapi-tapian. Ini permintaan pertama gue. Mulai sekarang kalau bepergian lo harus pakai jaket." Jasmine meletakkan jaket tersebut kebahu Gavin.
Mau tak mau Gavin lalu memakai jaket yang merupakan milik Arya tersebut. "Kaya orang penyakitan aja!" ucap Gavin pelan yang membuat Jasmine terkejut mendengarnya. Tapi Jasmine menyembunyikan keterkejutannya.
"Lo ganteng tau kaya gini," rayu Jasmine hingga membuat mood Gavin berubah baik lagi.
"Kalo menurut lo gini gue ganteng, gue akan terus begini!" ucap Gavin berbinar. Hal itu membuat Jasmine menjadi merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Gavin (Revisi)
Teen FictionGavin Aldebaran Abraham, cowok ganteng, kaya, most wanted, bad boy yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun apa jadinya kalau semua kesempurnaan itu berbalik jadi sesuatu yang tidak pernah dibayangkannya sekalipun? Jasmine Afsheen Myesh...