Hallo Gavin 45

12.9K 863 0
                                    

Jasmine POV

'Sekarang Gavin di Tiongkok. Bentar lagi gue kirim alamatnya.'

Serius ini? Ini pesan dari Devan. Ternyata selama ini Gavin di China. Aku harus berangkat ke sana. Aku harus bertemu Gavin.

Aku lalu pergi menemui ayahku yang sedang duduk di ruang keluarga bersama bunda. Aku lalu duduk diantara mereka berdua. Aku sangat gugup. Aku takut ayah dan bunda akan melarangku untuk menemui Gavin. Secara aku belum pernah pergi ke luar negeri sendirian. Jangankan ke luar negeri. Keluar kota pun aku tak pernah sendirian.

"Kamu kenapa gugup gitu?" tanya ayah yang menyadari kegigupan ku.

"Anu yah ... hmm ...."

"Kamu kenapa? Sariawan?" tanya ayah lagi.

"Bukan, aku mau ijin sama ayah bunda."

"Izin kemana? Kerumah Atha?" tanya bunda ikut ngomong.

"Bukan. Aku mau izin ke China." ucapku takut-takut.

Bunda yang sedang minum jadi menumpahkam minumannya. Aku jadi kaget sendiri melihatnya.

"Kamu sakit? Sini ayah periksa," ucap ayah memeriksa keningku.

"Aku serius yah. Aku mau ke China. Aku mau ketemu Gavin."

"Kamu tahu dimana Gavin dirawat di sana?" tanya bunda memastikan.

"Ya aku tahu dari Devan. Dia sekarang disana."

"Gak boleh!" kata bunda tegas

"Ya ... Bun, please, aku mohon izinin ya? Aku janji setelah ini bakalan berubah. Aku ga akan bolos lagi. Aku ga bakalan berantem lagi. Aku bakal nurutin apapun kata bunda," ucapku memelas.

"Ayah," ucapku memohon bantuan ayah.

"Ayah sih tergantung bunda," ucap Ayah cuek.

"Bun,"

"Nggak Jasmine."

"Bunda jahat!" ucapku ngambek. Bunda lalu menatapku serius.

"Kamu itu ga pernah keluar negeri. Nanti kalau ada apa-apa gimana? Kalau kamu nyasar gimana?"

"Nggak Bun. Disana kan ada Devan sama keluarganya. Nanti dia yang akan jemput aku di bandara."

"Tetap aja gak boleh."

"Ya udah kalau gitu aku gak mau sekolah lagi. Biarin aja nanti gak lulus!" ucapku pergi meninggalkan ayah dan bunda.

"Jasmine tunggu!" ucap bunda.

Aku lalu berbalik dan menatap bunda ga suka.

"Kamu bunda izinin pergi asalkan di temani Arya."

"Beneran bun?" ucapku semangat. Bunda lalu mengangguk.

Aku langsung memeluk bunda dengan semangat sampai bunda hampir jatuh ke belakang

"Makasih bun," ucapku mencium pipi bunda.

"Tapi ingat, kamu harus berubah!"

"Iya bun," ucapku memeluk bunda kembali.

Setelah itu aku kembali ke kamar. Aku akan memberi tahu Devan kalau nanti aku akan menyusulnya ke sana. Lebih baik sekarang aku menelpon Devan.

"Hallo ...." ucap Devan di seberang sana.

"Van, semunggu lagi gue bakalan kesana. Gue bakalan nyusul lo kesana!"

"Serius lo? Tapi gue mau ingetin. Lo ga boleh kaget melihat kondisi Gavin nantinya ya?"

"Iya Van, gue janji!"

Hallo Gavin (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang