Sejak kejadian itu, Gavin hanya mengurung diri di kamar. Sudah tiga hari ia tidak masuk sekolah. Ayleen sudah tidak tahu lagi harus gimana. Ia sudah melakukan berbagai cara agar Gavin mau memaafkannya.
"Vin ... buka sayang! Kamu udah ga' sayang sama Mama?" tanya Ayleen putus asa.
"Vin ... maafin Mama sayang." Masih tak ada jawaban.
"Oke Vin. Kalo kamu ga' buka juga lebih baik Mama mati. Mama ga' bisa hidup tanpa kamu," ucap Ayleen terisak.
Tiba-tiba Gavin membuka pintunya. Melihat hal tersebut, Ayleen langsung memeluk erat anaknya.
"Jangan gini lagi sayang!" Ayleen menciumi pipi anaknya berkali-kali. Namun Gavin hanya diam.
"Vin, lihat Nama sayang! Kamu benci sama Mama?" tanya Ayleen bergetar. Ia meletakan kedua tangannya di pipi Gavin.
"Ga' Ma. Aku sayang sama Mama!" ucapnya pelan. Ayleen lalu memeluk anaknya lagi.
"Makasi sayang!" Gavin hanya tersenyum tipis mendengar perkataam Ayleen.
"Kamu pucat banget sayang. Kamu ga' pernah mimum obat lagi ya?" Gavin hanya mengangguk. Ia merasa kepalanya sakit lagi.
"Kita ke rumah sakit ya?" ucap Ayleen khawatir.
"Ga usah Ma. Aku cuma lapar aja."
Lalu Ayleen kemudian memgambilkan Gavin sepiring nasi dan menyuapinya. Ia akan menemani Gavin seharian.
***
Sementara di sekolah teman-teman Gavin hanya murung. Mereka tak menyangka semua ini terjadi pada Gavin. Orang yang mereka kenal sangat sehat dan semangat.
"Ini ga' bisa dibiarin. Gavin dikeluarkan secara tidak hormat!" kata Ronald emosi.
"Iya lo benar. Seharusnya pelatih kasih dia penghargaan. Dia telah banyak mengharumkan nama sekolah." Kali ini Davin menambahkan ucapan Ronald.
"Iya gue tahu. Lo berdua harus tenang. Nanti kita omongin baik-baik sama pelatih." Devan berusaha meredam emosi teman-temannya. Memang diantara mereka berempat Devanlah yang paling dewasa. Tidak heran kalau hanya dialah biasanya yang biasa diajak serius.
Saat ini mereka sedang berada di kantin karena sekarang sedang jam istirahat. Disini juga ada Jasmine dan Atha
"Gavin pasti benci banget sama gue." Jasmine yang dari tadi diam mulai buka suara. Nampak sekali wajah sedih di wajahnya.
"Lo kok ngomong gitu?" Ucap Atha ikut sedih.
"Dia ga' pernah bales pesan gue. Telpon gue pun ga' pernah diangkat." Jasmine menunduk. Kelihatan sekali kalau sekarang dia lagi kecewa.
"Lo jangan salah paham dulu, Dia sekarang lagi butuh waktu untuk nenangin diri. Lo tau 'kan sekarang dia lagi tertekan." Devan mencoba menasehati Jasmine.
"Iya lo benar." Jasmine mengangkat wajahnya dan tersenyum.
"Gitu dong! Kalau gini 'kan cantik," ucap Atha mencubit pipi Jasmine gemas.
"Ga' usah nyubut bisa ga'!" Jasmine mengusap-usap pipinya.
***
Alden POV
Gue ga' nyangka ternyata Gavin sedang sakit parah. Selama ini memang gue sering neror dia. Tapi itu gue lakuin buat nakut-nakutin dia aja. Gue ga' tau kalau sebenarnya dia benar-benar sakit. Gue emang benci sama dia tapi ga' tau kenapa gue kasihan sendiri melihat dia kaya kemarin. Apa ia sekarang gue udah ngelupain dendam gue sama dia. Mengingat gue juga ga' tau bisa hidup sampai kapan. Sebenarnya gue ga' jauh beda sama Gavin. Sama-sama dihadapi dengan penyakit yang tak main-main. Tapi bedanya mungkin Gavin memiliki orang-orang yang menyayanginya. Sedangkan gue hanya punya Mama. Hanya Mama yang menyayangi gue di dunia ini.
Tiba-tiba Mama masuk ke kamar gue. Gue melihat Mama membawa sebuah buku bersampul pink.
"Itu apa Ma?" tanya gue penasaran.
"Ini diary Tiara. Kamu akan menemukan jawaban semua pertanyaan kamu di sini." Mama memberikan gue buku itu.
"Mama keluar dulu. Jangan tidur terlalu lama." Mama kemudian keluar dan menutup pintu kamar gue.
Karena penasaran gue akhirnya membaca buku harian itu.
17 februari 2013
Dear diary..
Hari ini aku pertama masuk smp. Sekarang aku udah besar. Sudah pakai seragam putih biru.Tapi aku sedih. Pertama sekolah ada seorang cewek dan dua temannya ngatain aku gendut. Mereka terus mengejekku. Tapi ada seseorang menolongku. Dia ganteng bangettt....
23 februari 2013
Hari ini Kak Gavin ganteng banget. Ternyata ia sahabat Kak Alden. Aku senang. Kak Gavin sering ke rumahku. Tapi aku ga' berani keluar saat dia datang. Aku hanya berani melihatnya dari jauh. Semoga suatu hari aku semakin berani lagi....
3 April 2013
Hari ini sesil mengerjaiku lagi. Ia menumpahkan tinta merah di bangkuku. Semua murid menertawaiku. Aku malu ... Kak Alden tolong Tiara .... kenapa sih Kakak ga' sekolah disini aja?
30 April 2013
Hari ini aku melihat Kak Gavin bermain basket. Ia hebat sekali . Ia paling banyak memasukkan bola di ring. Aku makin suka kepadanya.
Tapi ternyata sesil juga menyukai Kak Gavin. Ia memintaku untuk pergi. Katanya aku jelek. Ga' pantas untuk kak Gavin.
Gue meremas halaman yang baru di bacanya. Gue tak menyangka dengan apa yang dialami Tiara selama ini.
2 Juni 2013
Hari ini aku akan menembak kak Gavin. Aku menulis surat untuknya. Rencananya aku akan meletakannya di loker. Tapi sesil dan anak buahnya merebutnya dan menempelnya di mading. Sesil jahat banget
24 Juni 2013
Hari ini aku lihat Kak Gavin berdua sama cewek. Aku tahu nama cewek itu Jasmine. Aku cemburu. Aku benci mereka berdua...
30 Juni 3013
Sesil Jahat. Dia memukulku. Ia menjambak rambutku. Untung tadi ada Kak Gavin. Dia menolongku. Ia mengadukan sesil kepada kepala sekolah hingga ia di skors. Kak Gavin memang baik...
Gue lalu membalik halaman terakhir.
25 juli 2013
Sesil kembali memukulku. Sekarang lebih parah lagi. Ia mengancamku agar aku keluar dari sekolah. Aku ga' kuat lagi. Apalagi tadi Kak Alden lihat mukaku yang luka-luka. Aku ga' mau lihat dia sedih. Hanya dia dan mama yang aku punya. Aku sayang mama dan kak Alden.
Air mata mengalir di pipi gue. Jadi selama ini gue salah? Bukan Gavin yang menyebabkan Tiara meninggal. Bahkan gue sendiripun tak tahu kalau Tiara selama ini di bully. Tapi yang tau Gavin. Gue memang tak berguna.
"Arrggghh sialan ..." Gue melempar buku tadi ke lantai. Gue harus minta maaf sama Gavin. Sebelum semuanya terlambat.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Gavin (Revisi)
Teen FictionGavin Aldebaran Abraham, cowok ganteng, kaya, most wanted, bad boy yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun apa jadinya kalau semua kesempurnaan itu berbalik jadi sesuatu yang tidak pernah dibayangkannya sekalipun? Jasmine Afsheen Myesh...