Hallo gavin 14

15.6K 1K 0
                                    

Jasmine memasuki rumahnya dengan gontai. Ia benar-benar tak menyangka ini semua terjadi pada Gavin. Disaat ia sadar bahwa ia selalu ingin Gavin berada di sisinya. Di saat itu pula kenyataan buruk tentang pemuda itu diketahuinya. Jasmine tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa persendiannya seperti mau lepas.

Saat hendak masuk kekamar, ia di melihat anggota keluarganya sedang berkumpul. Lalu tanpa sadar ia lalu menangis dan membuat semua keluarganya bingung.

"Lo kenapa? Abis di putusin pacar?" tanya Arya srperti sedang meledek.

Jasmine hanya diam dan tambah sesenggukan. "Eh sorry! Gue cuma becanda," ucap Arya menyesal. Ia menggaruk kepala belakangnya karena tak enak telah meledek Jasmine.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Ayah lembut.

Jasmine lalu menatap ayahnya. "Kalau tiba-tiba Ayah mendengar kalau teman Ayah sakit parah dan Ayah harus merahasiakan semuanya dari dia. Apa yang ayah lakuin?" tanya Jasmine.

"Ayah akan berusaha selalu ada buat dia. Tapi ayah tak akan membuat dia seperti merasa di kasihani." Jasmine hanya mendengarkan penjelasan ayahnya.

Tiba-tiba Bunda duduk di sampingnya dan memeluknya. "Memang dia siapa?" Ltanya beliau sambil mengelus rambut Jasmine sayang.

"Dia Gavin bunda. Yang sering main kesini." jawab Jasmine sambil memeluk bundanya erat.

"Hah, Gavin? Pacar lo itu?" tanya Arya syok. Dia tak meyangka orang yang di ceritakan Jasmine itu calon adik iparnya.

"Abang!" teriak Jasmine kesal.

"Jadi kamu sudah punya pacar? Kok ga bilang-bilang?" tanya Ayah sambil menyolek dagu Jasmine.

"Tau ah!" Ia lalu meninggalkan keluarganya menuju kamar.

Lo harus bertahan. Ucap Jasmine dalam hati.

***
Gavin memasuki rumahnya dengan bersiul-siul. Ia senang sekali karena akhir-akhir ini mamanya sering berada di rumah.

"Hello! Any body home?" teriakya hingga membuat semua yang berada di rumah terkejut.

"Gavin kamu sudah pulang?" Ayleen langsung menemui Gavin dan memeluknya.

"Iya ma, ini aku, kenapa sih?" tanyanya bingung.

"Ga papa! Mama cuma kangen aja sama kamu." Ayleen makin mengeratkan pelukannya.

"Ya udah. Mama peluk aku aja terus," ucap Gavin yang membuat Ayleen makin sedih.

"Ya Tuhan. Mama belum siap Vin," ucap Ayleen dalam hati. Tanpa terasa air mata jatuh di sudut mata Ayleen. Namun ia buru-buru menghapusnya.

"Hari ini mama tidur di kamar kamu ya? Soalnya mama kangen banget," ucap Ayleen manja.

"Ya udah. Aku mandi dulu ya mah?" Gavin kemudian mencium pipi Ayleen sekilas dan lari menuju kamar mandi.

Setelah mandi, Akhirnya mereka tidur. Ayleen terus mengusap wajah Gavin hingga ia tertidur.

"Jangan pernah tinggalin mama!" ucap Ayleen pelan. Ia lalu mencium kening Gavin lama. Ayleen lalu memeluk Gavin. Ia tak menyangka kalau anaknya sudah sebesar ini. Tapi sekarang apakah ia masih bisa terus seperti ini?

***
Paginya, ketika Gavin bangun, Ayleen sudah rapi. Sepertinya mamanya mau pergi ke luar.

"Mama mau kemana pagi-pagi?" tanya Gavin penasaran.

"Kamu harus harus siap-siap. Kita harus kerumah sakit sekarang." Ayleen lalu menyiapkan pakaian Gavin.

"Tapi ma? Aku harus sekolah ...."

"Mama udah izinin kamu." Ayleen tak mau kalah. Ia akan melakukan apapun agar Gavin mau ikut dengannya.

"Buat apa sih ma? Kita kan sehat-sehat aja?" Gavin tak habis pikir dengan mamanya. Menurutnya mamanya lebay.

"Kita hanya medical check up Vin, ga harus nunggu sakit."

"Tapi kenapa harus sekarang?" Ayleen memelototkan matanya yang membuat nyali Gavin ciut seketika.

"Iya iya ..." ucap Gavin pasrah.

Sebelumnya Ayleen memang sudah memberitahu Bian apa yang terjadi pada Gavin. Untuk memastikan akhirnya mereka memutuskan untuk memeriksa Gavin lebih lanjut dengan alasan mereka akan memakukan medical ceck up.

Di perjalanan, Gavin terus mengeluh kepada Ayleen. Ia merasa sehat-sehat saja. Tapi Ayleen hanya cuek mendengar keluhan Gavin.

"Ma! Pulang aja yuk?" ajaknya saat berjalan di koridor rumah sakit.

"Kita udah nyampe." kata Ayleen terus berjalan ke ruangan Bian.

"Tapi ma?" Gavin masih merengek.

"Ga ada tapi-tapian!" Ayleen melotot ke arah Gavin. Gavin jadi diam seketika. Ayleen hanya geleng-geleng melihat tingkah anaknya.

Saat berjalan di koridor, Tak sengaja Gavim berpapasan dengan Alden.

"Alden!" ucapnya singkat.

Namun Alden hanya cuek dan berlalu meninggalkan Gavin tanpa menengok sedikitpun.

***
Sementara di sekolah, Jasmine selalu uring-uringan. Ia terus memikirkan Gavin. Perasaannya tidak tenang. Hingga ia tak sadar telah ditegur pak Joko.

"Jasmine! Kerjakan nomor sepuluh di papan tulis!" ujar Pak Joko. Jasmine tidak sadar. Ia masih saja melamun.

"Mine ... Jasmine!" Atha menggoyangkan tubuh jasmine agar dia sadar dari lamunannya.

"Ya...?" jawab Jasmine kaget.

"Jasmine Afshin! Keluar kamu dari kelas saya!" Pak Joko yang emosi langsung menunjuk Jasmine. Jasmine yang kaget refleks dan langsung keluar.

"Gue kenapa sih?" ucapnya sambil menepuk-nepuk pipinya.

Sementara di rumah sakit Gavin sedang melakukan serangkaian tes. Sekarang ia akan melakukan CT Scan lagi. Ini untuk memastikan hasil tes kemarin apakah benar atau salah.

Setelah selesai Gavin lalu kembali ke ruangan dokter Bian. Ayleen selalu setia menemaninya.

Untuk membuat agar Gavin tak curiga, Ayleen sampai harus ikutan diperiksa. Ia juga menjalani apapun yang di lakukan pada Gavin.

"Gimana Vin? Udah enakan?" tanya Bian basa basi.

"Ya ga' papa om. Mama aja yang lebai," jawab Gavin sambil melirik Ayleen. Ayleen hanya geleng-geleng.

"Belakangan ini kamu sering mengalami pusing atau semacamnya?" tanya Bian mulai serius.

"Iya sih om. Aku juga sering suka lemes belakangan." Gavin menjelaskan yang belakangan sering di rasakannya.

"Emang sakitnya seperti apa?" tanya Bian lagi.

"Sakit banget ga' kaya biasanya."

Bian lalu memandang Ayleen penuh arti. Ayleen paham arti tatapan Bian.

"Emang kenapa sih?" tanya Gavin penasaran. Ia menatap Bian lama.

"Ngga', kamu kan habis kena pukul di kepala. Jadi untuk mastiin aja kamu ga' papa," jawab Bian tersenyum. Ia tahu Ayleen tak mau Gavin tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Baik Gavin, sudah selesai. Sekarang kamu boleh pulang!" ucap Bian tersenyum. Raut wajah Gavin lalu berubah ceria.

Tbc...

Hallo Gavin (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang