Gavin pov
Hari ini ga' tau kenapa gue ingin banget membawa Jasmine jalan-jalan ke luar. Aku kangen sama Jasmine. Rasanya ga' pernah gue ngerasain segitu kangennya sama Jasmine seperti ini. Gue rasa ini waktu terakhir untuk gue mengajak Jasmine ke luar karena gue punya firasat buruk. Firasat yang mengatakan gue ga' bisa lagi bersamanya. Sebelum pergi gue bahkan udah beliin hadiah untuk Jasmine. Sesuatu yang akan selalu mengingatkan Jasmine tentang gue.
Pagi-pagi gue udah ke rumah Jasmine. Berhubung sekarang hari minggu, gue bisa seharian menghabiskan waktu dengannya
Setibanya di rumah Jasmine gue lihat Tante Farah sedang mrnyirami tanaman di depan lahaman rumah. Gue langsung memberikan senyum manis pada Tante Farah. Hitung-hutung cari perhatian sama Camer.
"Pagi Tante!" sapa gue seramah mungkin.
"Pagi Vin. Mau jemput Jasmine ya?" tanya Tante Farah.
"Tahu aja Tante. Jasminenya udah bangun 'kan Tan?"
"Kayanya belum Vin. Sana kamu bangunin aja."
"Ya udah Tan. Aku ke atas dulu ya?" ucapku. Tante Farah mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya.
Setibanya di depan kamar Jasmine, gue lalu mengetuk perlahan pintu kamar Jasmine. Tak ada jawaban. Mungkin Jasmine masih tidur. Gue ketuk sekali lagi. Kali ini lebih keras.
"Abang! Jangan ganggu gue!"
Ck ck ... ternyata dia nyangka gue itu Bang Arya. Gue ketuk sekali lagi.
"BANG ARYA, PERGI!"
Haha, lucu liat Jasmine marah-marah pagi-pagi. gue ketuk lagi pintu kamar Jasmine. Pasti sebentar lagi dia ngamuk.
"AWAS LO BANG!''
Jasmine perlahan membukakan pintu kamarnya. Begitu dibuka kelihatan sekali wajah kaget dan malu dari wajahnya.
"Gavin? Jadi yang ngetuk pintu kamu?" ucapnya menahan malu
"Hai sayang!" sapa gue dengan senyum semanis mungkin.
"Kamu ngapain kesini?" Jasmine berusaha menutup pintu. Mungkin dia malu terlihat masih berantakan di depan gue.
Tapi sebelum pintu tertutup gue lebih dulu menahan. Gue tersenyum, mengisyaratkan gue ga' masalah melihat dia seperti apapun.
"Aku mau ngajak kamu jalan."
"Sekarang?" Jasmine seperti tidak percaya.
"Taon depan. Ya sekaranglah."
"Yaudah deh ..."
Jasmine berniat kembali ke kamarnyanya, tapi gue lebih dulu menahan tangannya. "Sebelum itu kamu mandi gih. Kamu bau," ucap gue sambil menutup hidung.
"Ih Gavin ...." ucapnya sambil pura-pura cemberut.
Setelah itu Jasmine kembali ke kamarnya untuk siap-siap. Dia menutup pintu kamarnya dengan cepat. Sementara itu gue memutuskan untuk menunggu di ruang keluarga Jasmine.
Ga' lama, Jasmine turun dengan menggunakan kaos putih dan celana jins hitam serta sneakers putih. Sungguh manis. Mirip seperti gue yang juga memakai kaos putih dan jins hitam. Tapi gue memakai Jaket hitam seperti yang selalu di ingatkan Jasmine. Ga' lupa kupluk peninggalan Papa yang selalu gue gunakan.
"Siap tuan putri? tanya gue begitu melihat Jasmin.
"Kamu kuat 'kan?" tanya Jasmine memastikan.
"Iya sayang! Ayo berangkat." Gue lalu menggenggam tangan Jasmine lalu mengajaknya ke luar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Gavin (Revisi)
Teen FictionGavin Aldebaran Abraham, cowok ganteng, kaya, most wanted, bad boy yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun apa jadinya kalau semua kesempurnaan itu berbalik jadi sesuatu yang tidak pernah dibayangkannya sekalipun? Jasmine Afsheen Myesh...