Jasmine POV
Lima tahun sudah sejak pertemuan terakhirku dengan Gavin. Aku telah menepati janjiku padanya untuk mengejar mimpiku. Aku berhasil lulus sekolah dengan nilai terbaik dan memutuskan untuk melanjutkan kuliahku di Universitas yang masih merupakan kepemilikan keluarga Abraham. Aku mengambil jurusan kedokteran karena memang Cita-citaku menjadi seorang dokter. Selain itu aku memilih jurusan ini karena Gavin. Aku menjadi termotivasi melihat perjuangan Gavin dalam menghadapi penyakitnya. Aku ingin membantu orang-orang yang mengalami nasib seperti Gavin. Aku mau mereka sembuh dan bisa hidup layaknya manusia lainnya.
Saat ini aku bekerja di rumah sakit milik Om Bian yang merupakan ayah dari Devan dan Davin. Sebenarnya aku dan Devan meliliki profesi yang sama yaitu seorang dokter. Kami kuliah di tempat yang sama dan sekarang bekerja di tempat yang sama walaupun Devan adalah anak pemilik rumah sakit ini. Karena itu di antara semua teman-temanku yang lain. Saat ini Devanlah yang paling dekat denganku.
Bicara soal Devan pasti kalian ingat dengan Davin dan temanku yang lainnya. Davin sampai saat ini masih kuliah di Amerika. Sepertinya belum ada tanda-tanda dia untuk menyelesaikan kuliahnya. Karena yang ku tahu Davin itu tak pernah memikirkan masa depannya. Yang dia tau hanya bersenang-senang dan membuat panik orang tuanya.
Selanjutnya Ronald. Ini yang paling membuat kaget kami semua. Ronald telah menikah dan mau mempunyai anak. Yang aku dengar itu bisa terjadi karena Ronald membuat istrinya yang sekarang hamil sebelum nikah. Jadi dengan terpaksa dia harus menikahi wanita itu.
Sekarang Atha. Atha membuka sebuah butik yang sangat sesuai dengan dirinya yang dari dulu memang menyukai fashion. Aku masih sering jalan bareng Atha. Tapi ada satu hal yang membuatku tak menyangka dari seorang Atha adalah sekarang ia sedang dekat dengan Alden. Sahabatku yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Tapi ga' papa. Berarti sekarang Atha sudah bisa move on dari Bang Arya yang seminggu ini akan menikah dengan Kak Melati. Ya ... Bang Arya akhirnya memutuskan menikahi kak Melati setelah hampir empat tahun mereka pacaran.
Semua teman-temanku sudah memiliki ceritanya masing-masing. Sedangkan aku masih begini. Aku masih sendiri sejak aku dan Gavin kehilangan kontak. Aku tak lagi berhubungan dengannya sejak kejadian itu. Dia seperti menghilang di telan bumi. Begitu tiba-tiba. Dan tak seorangpun diantara teman-temanku yang mengetahui keberadaannya. Tentu saja itu semua membuatku bingung. Tapi atas semangat dari teman-teman dan keluargaku aku bisa bangkit dan bisa menjadi seorang Jasmine seperti sekarang. Aku membuktikan bahwa aku bisa hidup tanpa Gavin walapun sekarang aku belum mampu menggantikan posisinya dengan siapapun. Tapi aku berjanji secepatnya akan move on dan membuka hatiku untuk orang lain.
***
Saat ini aku sedang di lorong rumah sakit untuk pulang karena jam praktek ku sudah habis.
Tapi begitu aku hendak melangkahkan kakiku untuk keluar dari rumah sakit, tiba-tiba ada seorang anak perempuan yang berumur kira-kira sepuluh tahunan tiba-tiba menarik tanganku sambil menangis histeris.
"Dokter ... tolong kakak saya," ucapnya sambil terus menarik tanganku menuju sebuah ruangan inap VVIP. Rasanya aku tak asing dengan wajahnya.
"Kamu sabar ya ... aku akan tolongin kakak kamu," ucapku berusaha menenangkannya yang masih menangis.
"Cepetan Dokter. Keburu kakak saya mati."
Aku lalu buru-buru masuk keruangan itu. Tapi aku tak dapat menemukan siapapun. Ruangan itu kosong. Saat ku lihat ke luar. Anak kecil tadi juga ikut-ikutan hilang. Berarti aku di kerjain. Ga' ada kerjaan banget sih ngerjain orang dewasa. Aku lalu hendak menutup pintu. Namun sebelum keluar aku aku melihat seseorang yang keluar dari pintu kamar mandi ruangan sambil membawa sebuah kue ulang tahun yang bertuliskan angka 23. Astaga ... ini hari ulang tahunku. Kulihat semua teman-temanku ada disana termasuk Davin yang selama ini berada di Amerika sana.
"Selamat ulang tahun Jasmine!" ucap mereka kompak.
Aku tak bisa berbicara apapun. Aku speechles. Mereka memberikan kejuatan yang sedikitpun tidak terfikirkan olehku.
"Udah tiup dulu lilinnya," ucap Atha yang sedang memegang kueku. Aku lalu berdoa dan segera meniup lilinya.
"Terima kasih," ucapku terharu.
Mereka lalu tersenyum dan dan memberikan selamat satu persatu untukku.
Disini ada Ronald dengan istrinya yang sedang hamil besar. Ada juga Davin dan seorang cewek bule. Mungkin itu pacarnya. Ada juga Bang Arya dan Kak Melati. Dan tentunya ada Atha dan Alden yang dari tadi cekcok. Mungkin Alden cemburu sama Bang Arya yang masih suka digombali Atha. Satu-satunya orang yang tidak memiliki pasangan di sini cuma satu. Yaitu Devan. Aku belum pernah sekalipun melihatnya memiliki pacar.
Saat kami sedang memakan makanan yang telah disediakan oleh teman-temanku tadi. Tiba-tiba lampu di ruangan ini mati. Sontak aku kaget dan hendak mengambil ponselku untuk menerangi ruangan. Namun sebelum sempat mengambilnya ada seseorang yang membekap mulutku. Dan semuanya gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Gavin (Revisi)
Teen FictionGavin Aldebaran Abraham, cowok ganteng, kaya, most wanted, bad boy yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun apa jadinya kalau semua kesempurnaan itu berbalik jadi sesuatu yang tidak pernah dibayangkannya sekalipun? Jasmine Afsheen Myesh...