6

13.8K 391 3
                                    

Ia menelusuri jalan itu. Ya didepannya ada sebuah club. Dimana di dalamnya terdapat wanita dan pria kurang sehat. Termasuk dirinya sekarang. Meysha memakai baju biasa. Ya sangat biasa. Melainkan hanya baju oblong, sepatu sneakers, celana panjang.
Awalnya dia tidak bisa masuk dikarenakan harus memakai rok, tp dia kelihatan seperti yg setengah gila jd dibiarkan masuk. Sesampainya disana ia tetap cool padahal suara dentuman itu membuatnya risih. Ya ini kali pertama untuk meysha.
Dia minum 5/6 gelas guys.
Ketika mau minum ke 7x nya, gelas itu...
PRAAAANNNNKKKKKK!!!!

"Apa-apaan lo disinii???!!!" Gumam rina. Ya memang rina sering kali kesini setelah kehilangan sahabatnya.

"Aduuh bisa diem ga sih?!" Ngobrol ngleor gitu borr biar play wkakaka. Becanda deng.

"Lo balik sekarang! Tunggu gue di kamar lo! Gue secepetnya pasti balik! Cepet balik!"

Ya rina pun menyeret maysha dalam keadaan mabuk. Dia sinting.

Meysha terus mengoceh sepanjang jalan. Dan tiba-tiba ada tangan yg besar, kekar,  menjaga meysha agar tidak terjatuh.

"Ngapain lo nolongin gue? Lo masih peduli? But i don't care han! Go away!! Now!!" Gumam maysha.

Pria itu mengangkatnya kedalam mobilnya dan membiarkan dia terus mengoceh sejadi-jadinya.

"Pertama gue ketemu lo, lo lagi bahagia kebangetan. Sekarang? Sedih kebangetan. Andai aja lo sekarang sadar. Pasti gue nanya nama lo. Tp kenapa dia mabuk ya? Apa ini masalah yg sangat berar? Atau dia memang suka stay disana? Tp dari cara berpakaian tidak kelihatan sama sekali. Apa dia sedang menutupi kedoknya? Arggghhhhh." Batin rafal. Dia terus memikirkannya. Karena dia yakin pasti ada yg aneh di gadis mungil ini.

"Ahhh kepalaku pusinggg. Duh berat."
Dia belum menatap sekeliling. Tiba-tiba saja rafal datang.

"Sudah bangun? Tidur lg saja kalo kepalamu masih pusing, lagian ini masih belum pagi."

"Kyaaaaaa!!!! Siapa kamu? Kenapa kamu ada dikamarku???"

"Kamarmu?" Rafal masih duduk dg tenangnya.

Ya dan akupun melihat sekeliling. Yg dilihatnya bukan tempat biasa yg aku tinggali. Melainkan kasur berukuran yg besar. Sangat. Dan luas pula. Unchhh.

"Ini kamar apa istana?" Batin meysha. Ehhh stopp fokus may!!

"Terus kenapa aku disana? Bentarrrr! Apakah kita pernah bertemu sebelumnnya?"

Rafal mendekatkan diri kepada meysha. Dengan sigap meysha langsung memundurkan dirinya ke tembok yg sudah ada di belakangnya. Rafal mendekatkan bibirnya ke telinga mey.

"Jangan banyak ngomong. Sekarang tidur. Dan bukankah kamu sudah tahu jika kamu tetap berkoar seperti itu akan ada yg terjadi bukan?"

Rafal kembali duduk dengan santaiiinya.

"Omg!!! Ternyata benar ini lelaki yg ditemuinya dulu! Lo bilang berkoar? Yakali burung." Batin meysha.

"Kenapa masih bengong? Oiya namamu siapa?"

"Meysha Fradella Bellvania. Lo?"

"Rafal Reynand Fabrizio. Kenapa kamu melakukan itu? Itu pekerjaan kamu?"

"Melakukan apa? Pekerjaan apa? Tentang semalem? Dia buta juga keknya. Pertama ketemu gue pake baju seragam, masa iya kerja disana. Sinting emang." batin meysha.

"Ah bukan lah. Tentu bukannn. Gue cuma menghilangkan penat aja sih galebih."

"Menghilangkan penat dengan begituan? Kamu pikir bisa ilang? Ada masalah ya hadapi. Jangan lari gitu. Tidur saja sana. Saya akan melakukan "kegiatan" dengan wanita-wanitaku."

Degggggggg!!!!!
Mesyha langsung mematung seketika. Wajah tampan, polos, tp? Hih. Sama aja cowok tai. Hehehehe kecuali papahku.

Aku langsung meraih tas ku. Aku masih ingat ketika rina marah besar terhadap dirinya. Maafkan aku rinnnn.

"Lho kok mana hp gue? Masa iya diambil sama itu om? Gimana gue ngontek rina."

 Ia tetap mencari handphonenya yg entah kemana. Iapun berfikir untuk keluar dari ruangan ini. Bagaimanapun juga ia harus keluar karna dia yakin rina pasti sedang menunggunya.

Gelap. Iya gelap. Ruangan itu sangat gelap. Bahkan aku tidak melihat satu orangpun. Si om itu pun engga ada. Ah ya, dia pasti sedang bermain dengan wanita-wanitanya itu. Ih menjijikan!

"Sedang apa kamu?"

"S-saya mau pulang om, pak, kak, ahhhh rafal. Temen saya sudah menunggu saya."

"Apa pedulinya saya? Yg saya ingin sekarang kamu temani tidur saya."

"Gara-gara kamu kelayapan saya harus menghentikannya." Gumam rafal.

"Aaah pak, itu bukan urusan saya. Lagian saya tidak peduli."

"Oh begitu? Bukankah kamu sedang mencari ini? (Mengeluarkan handphone)"

"Aiiissshhhh! Ganteng, playboy, doyan sex, tukang curi lagi. Dih mati aja lo om, pak!!!" Batin mey.

"Aaah iya pak itu punya saya. Tapi kalo bapak tidak bisa membeli itu akan saya kasihkan kepada bapak. Terimakasih telah menolong saya pak. Tp maaf, saya hanya akan tidur dengan calon suamiku kelak." Gumam mey.

Ga lama dr situ mey langsung kabur dr rumah itu. Untung aja dia jago lari. Dan dia udah tau jalan baliknya lebih tepatnya pintu keluar, meskipun itu gelap sangat. Dan hari ini mey sedang beruntung. Satpam pun sedang tidur. Dia lari sekencang-kencangnya. Agar cepat mendapatkan taxi.

Hari inipun aku telah merasa kehilangan semuanya. Tapi tidak dengan sahabatku. Biarkan saja ini berjalan apa adanya. Dengan hati yg akan terus mengharapkan yg entah mungkin akan kembali atau bahkan tidak sama sekali. Saya ingin terus berjalan dimasa lalu. Karna masa lalu terlalu indah.

Kepercayaan apalagi yang harus aku kasih ke kamu? Kepercayaan yang bagaimana yg kamu inginkan? Kuat seperti apa yang tak pernah kamu lihat?

Gimanaaaa?????? Votee yaa jangan lupaaa. Coment juga ya kalo ada yg ga nyambung atau gasuka. Biar bisa diperbaikiiii😚

"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang