39

3.3K 141 4
                                    

Ketika sudah di tengah perjalanan, rafal mendengarkan berita bahwa ada terjadi kecelakaan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

"Dia kayanya gak bisa jadi pilot tuh, masa iya belum aja lepas landas udah gubrak" ucap sam sambil tertawa yang sangat keras meskipun ia sadar itu bukan lelucon.

Rafal menatap sam tajam.

"Gue cuma bikin lo serasa enjoy." Ucap sam. Namun rafal hanya diam.

Tak lama dari situ dering telfon rafal berbunyi.

"Apa pa?" Ucap rafal dengan nada serendah-rendahnya

"Dimana kamu?!" Bentak mikail

"Aku sedang dalam perjalanan, aku sangat lelah pa." Gumam rafal sambil memegang dahinya

"Kesini sekarang juga! Ini lebih penting dari apapun yang akan kamu lakukan!"

Rafal memejamkan matanya.

"Pa, bukannya aku sudah bilang aku sedang dalam perjalanan!" Ucap rafal dengan nada sedikit menekan

"Apa kamu melihat berita? Mey ada didalamnya!" Ucap mikail.

Ketika rafal mendengar kalimat itu hati rafal serasa ditusuk oleh ratusan pisau. Ia tak percaya yang ia dengarkan barusan.

"Balik ke Jakarta! Ke bandara tempat kejadian pesawat jatuh tadi!" Teriak rafal membuat sam kaget.

Sam ingin memarahi rafal saat ini namun ia berfikir 2 kali.

"YaTuhan selamatkan wanitaku! Selamatkan ya Tuhan!" Ucap rafal

1 jam perjalanan, akhirnya ia sampai pada tempat yang dituju.

Rafal langsung berlari mencari tempat kejadian itu. Tak perlu lama mencari, ia memasuki kawasan itu. Rafal melihat ada kedua orangtuanya. Bahkan rinapun ada.

Rafal terdiam sejenak. Clara langsung mendekati rafal.

"Sayang, kamu sudah sampai?" Tanya clara sambil mengusap rambut anak lelakinya itu.

"Dimana?" Tanya rafal kepada clara

"Mey ada dipesawat satu lagi, sedang dalam pengobatan." Ucap clara sambil menunjukan pesawat yang didalamnya ada mey

"Kenapa mama gak kesana?" Tanya rafal

"Kami menunggumu"

Karna rafal telah mendengarkan alasan dari clara, ia langsung menuju pesawat yang ditunjukkan clara.

Ketika hendak naik, ia bertemu dengan dokter yang sudah memeriksa mey.

"Anda Rafal?"

Rafal hanya melihat dokter itu dengan mata lesu.

"Bagaimana keadaan wanita saya?" Tanya rafal

Namun dokter itu hanya tersenyum dan meninggalkan rafal. Hal itu membuat rafal prustasi. Ketika rafal akan menonjok dokter itu, mikail mencegahnya.

"Yang penting kita sekarang tau keadaan mey! Bukan menuruti emosi kamu" ucap mikail sambil memegang tangan rafal

Rafal menahan amarahnya meskipun saat ini ia ingin sekali menonjok dokter itu.

Ketika masuk kedalam pesawat ia melihat wanita itu lari kearahnya dan mengecup bibir rafal.

Hal itu membuat rafal mengerutkan dahinya.

"Happy Birthday Rafal Reynand Fabrizio" ucap mey sambil menarik tangannya

Rafal melihat ruangan itu seakan-akan berada disurga. Tulisan Happy Birthday, kue, bahkan hadiah-hadiah sudah tersusun rapi.

Tak lama dari mey mengucapkan selamat kepada rafal, orang-orang yang dibelakang rafal menyanyikan lagu happy birthday untuknya.

Rafal memasang mimik kaget, senang, sedih, menahan emosi, terharu. Namun ia tetap menggenggam tangan mey.

Semua orang tersenyum kepadanya.

"Ma, pa haruskah merusakkan satu pesawat untuk hal begini?" Tanya rafal sambil menaikan satu alisnya

"Hanya satu raf. Tenang saja. Bahkan ini ide dari mey." Ucap mikail dengan wajah senangnya karna berhasil membuat rafal khawatir setengah mati

Rafal langsung menatap mey.

"Oh gara-gara anak ini? Bisakah kamu menggantikannya meysha?" Tanya rafal dengan melihat ke wajah mey

"Kan tadinya aku cuma berpendapat doang, taunya papa kamu ngabulin permintaan aku." Ucap mey sambil memeluk rafal. Rafal hanya mencium keningnya

Merekapun merayakan ulang tahun rafal disitu. Meriah namun sederhana. Setelah itu mereka saling berbincang-bincang.

Rafal menatap ke arah mey.

"Kamu berhasil" ucap rafal sambil mendekatkan wajahnya ke wajah mey.

"Berhasil apa?" Tanya mey polos membuat rafal tersenyum

"Berhasil membuat aku khawatir. Entah apa yang akan aku lakukan jika benar-benar terjadi."

"Apakah kamu sudah sangat mencintaiku? Apakah kamu akan mati bila aku mati?" Tanya mey

"Pertanyaan yang konyol" ucap rafal sambil mengecup bibir mey.

Hal itu membuat mey marah.

"Ya, gak usah jawab. Gak apa-apa!" Ucap mey sambil memakan kuenya.

Rafal tersenyum untuk keberapa kalinya melihat tingkah anak ini.

"Aku sangat mencintaimu meysha fradella bellvania! Namun untuk pertanyaan terakhir belum aku pastikan" bisik rafal ke telinga mey

Mey langsung melirik rafal.

"Benarkah?" Tanya mey

Rafal hanya mengangguk dan tersenyum.

"Lain kali jangan berbuat hal berlebihan lagi ya, bahkan berita ini sudah tersebar luas. Dan jangan pernah membuat aku serasa ingin mati!" Ucap rafal dengan nada menekan kearah mey

Mey hanya tersenyum. Kemudian rafal mencium mey sangat lama. Mikail dan clara hanya tersenyum melihat tingkah mereka.

Rafal hari ini merasa sangat bahagia.



"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang