49

3K 92 2
                                    

"Kok jantung aku berdegup kencang ya raf? Kok bisa gini sih?" Gumam mey sambil memainkan dagu pria itu

"Lebay kali kamu. Aku sih ya biasa aja." Jawab rafal tenang

Mey pun memutarkan bola matanya. "Ye lebay darimana? Ya kamu mah biasa, biasa nyakitin cewek" ucap mey

Rafal hanya menutup matanya.

"Aku nanti mau ke maldives lagi raf" ucap mey dengan tiba-tiba.

Rafalpun tertawa kali ini, dan langsung duduk.

"Oh jadi kamu pengen kita honeymoon?" Tanya rafal membuat pipi mey merah

"Emang kamu dari awal gak ada fikiran gitu ngajak aku honeymoon?" gumam mey

"Buat apa?" Ujar rafal sambil melihat handphonenya

"Buat apa?! Kamu nanya buat apa?! Oh jangan-jangan kamu jatuh miskin ya? Jadi gak bisa ajak aku kesana kesini? Tau gitu gak bakal nikah sama kamu." Gumam mey

"Ngomongnya. Mana bisa aku jatuh miskin? Jatuh cinta sih bisa." Ucap rafal sambil menaikan satu alisnya

"Ih! Gak bakal jadi nikah kalau kamu masih bisa jatuh cinta."

"Apa sih kamu? Aku jatuh cintanya juga hanya sama kamu. Itupun udah cukup, mangkannya jangan pergi pergi lagi." Ucap rafal sambil mencium kening mey

Meypun tersenyum dengan perlakuan rafal seperti itu.

***

"Ah, bagus sekali aku memakai baju ini. Yakan raf?" Ucap mey kepada rafal namun rafal hanya tersenyum.

"Kamu akan selalu cocok memakai apapun." Ucap rafal sambil mencubit pipi mey

Mey memutarkan bola matanya. "Ah kamu bisa aja gombalin cewek. Kamu jangan senyum begitu, si mba mba itu ngeliatin kamu mulu!"

"Senyum itu ibadah meysha." Ucap rafal terkekeh

"Ah waktu kamu pertama ketemu aku, kamu tidak pernah tersenyum seperti itu."

"Karna aku belum mencintaimu." Bisik rafal

"Mba, bisa fotokan kami? Bukan kah kami kelihatan seperti saling mencintai?!" Teriak mey dengan nada keras membuat rafal terkekeh.

Mey dan rafalpun mengabadikan momen ini. Mereka tampak sangat bahagia.

"Aku jadi ingat ketika kita prewedding. Aku sangat keras kepala bukan? Foto ini nanti cetak yang besar ya raf?" Gumam mey.

Rafal hanya mengiyakan permintaan itu.

***

Flashback

"Mba, kakinya jangan terlalu ngebuka lebar gitu. Yang anggun sedikit coba." Ujar photographer itu yang bernama Cello. Jika malam namanya menjadi celli.

Mereka mengubah pose-pose mereka sampai mey terlalu lelah karna cello bilang belum ada yang bagus.

"Wanita, sini kamu. Kenapa kamu sangat kaku sekali? Setidaknya jangan keras kepala, jadi tidak terlalu membebani saya. Lihat! Suamimu saja sudah sangat tampan dan tak banyak berbicara. Patut kau contoh" ucap cello sambil memperlihatkan hasil jepretan tadi

"Lo kira gue gak pegel apa berdiri terus? Najis lo ya." Ucap mey sambil menginjak kakinya

"Ya terus ngapain lo prewedd kalau gak ingin pegal? Bukankah nanti di pelaminan kamu akan terus berdiri?" gumam cello membuat mey geram

"Kaya yang udah pernah nikah aja yah lo, sok tau begitu. Yang lo harus tau gue gamau berdiri terus!" Ucap mey sambil meninggalkan cello.

Mey duduk di depan meja riasnya. Kemudian di susul oleh rafal. Rafal bisa melihat bagaimana muka mey sekarang.

"Kamu yang sabar mey, ini kan untuk yang terbaik buat kita. Biar hasilnya max kamu ikuti apa maunya dia ya. Sebentar lagi kok" ucap rafal sambil mengecup puncak kepala mey kemudian langsung pergi.

Kemudian rafal mendekati cello yang sedang minum.

"Maafkan calon istriku ya, dia memang keras kepala. Jadi mohon pengertiannya. Dia masih terlalu dini untuk semuanya jadi ya begini. Dan satu lagi, aku gak ingin calon istriku marah jadi mohon cari tempat sebagus mungkin yang cocok untuk foto nanti. Jangan lupa ada kursinya ya." Ucap rafal sambil tersenyum kearah cello.

"Untung saja bapak baik coba kalau tidak, saya gak ingin nih disini. Baik pak saya akan mendengar permintaan bapak, tapi kayaknya ada 1 pose lagi yang harus berdiri."

Cello dan rafal pun saling berterimakasih.

"Mba, coba cium bibir suaminya." Ucap cello

Meypun melakukannya.

"Tangannya coba di dada suami mba, terus tangan pak rafal masukan ke dalam saku celana"

"Nah"

"Bentar-bentar. Mba jingjit sedikit, dan tangannya melingkar ke leher pak rafal."

"Aku bilang kan gak pengen berdiri rafal" ucap mey ditengah sedang megecup bibirnya

"Sekali kok mey." Ucap rafal dengan tenang.

"Nah, sip sip oke" ucap cello

Mey langsung membuang nafas dengan keras dan hal itu membuat rafal terkekeh dan mengacak-acak rambut mey.

Flashback and

***

"Kak dimana?" Tanya hansel dalam telfon

"Saya lagi fitting baju. Ada apa?"

"Apa kakak pernah mendengar jika alvi dekat dengan jess? Aku rasa ini ada kaitan dengan semuanya"

Rafal langsung mengernyitkan dahinya. "Jesslyn?"

"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang