40

3.6K 128 2
                                    

"Sayang, makasih ya buat semuanya" ucap clara kepada mey sambil memeluk mey

"Untuk apa ma? Aku yang seharusnya berterimakasih" balas mey

"Terimakasih telah membuka hati untuk anakku, sehingga ia tau mana yang baik dan buruk." Ucap clara

Mey hanya tersenyum kepadanya. Ia bersyukur mamanya sudah merestui hubungan mey dengan rafal. Rafal dan mikail hanya tersenyum melihat dua wanita yang mereka cintai sedang berpelukan.

Setelah itu mey melepaskan pelukan dengan clara dan langsung melihat ke arah mikail.

"Terimakasih" ucap mey sambil malu-malu

"Semoga kalian berbahagia" ucap mikail sambil menepuk pundak mey

"Kami sudah bahagia pa" ucap rafal

"Ya kamu bahagia, meysha tidak. Bukankah begitu meysha?" Ucap mikail sambil mengedipkan satu matanya ke arah mey

Mey dan clara hanya tersenyum.

"Yasudah kami harus berpamitan karna besok kami harus sudah ada di London untuk berkerja sama dengan perusahaan Fernando Grup. Jaga meysha! Ini sebuah peringatan loh!" Ucap mikail sambil berpamitan dengan semua orang yang ada disana.

Tidak lama orang tua rafal keluar dari pesawat itu, rinapun langsung memeluk mey.

"Anjir, gue gak bisa ngomong apa-apa!" Ucap rina

"Ini lo ngomong. Lepasin gue, gue gak bisa nafas bego" ucap mey

"Loh kok ada dia? Bukannya dia Oxford?" Tanya rafal bingung

"Ohiya gue lupa lo ultah. Happy birthday bapak Rafal Reynand. Semoga lo nggak nyakitin sahabat gue, terus lo harus bisa jaga dia, and cepet-cepet punya anak yang banyak." Ucap rina kepada rafal

Mata mey berhasil membulatkan matanya dengan benar-benar sempurna sementara rafal hanya tersenyum.

"Terimakasih doanya rina. Kami akan membuatnya setelah ini rin, tenang saja." Ucap rafal sambil tersenyum jahil kepada mey

"Lo apasih rin?! Gue bahkan belum menikah, sekarang lo udah nyuruh aja gue bikin anak" bentak mey sambil memutarkan bola matany

"Udah terlalu mainstream mey kalau menikah dulu, sekarang mah jamannya bikin anak dulu yang banyak terus nikahnya kalau udah kerasa mau mati. Bener gak raf?" Jelas  rina sambil tertawa

Rafal hanya mengangguk dan tersenyum ke arah mey.

"Itu Oxford kok bisa-bisanya nerima lo ya?" Ucap mey membuat rafal dan rina tertawa.

"Gue pergi dulu ya, gue harus berangkat nemuin nyokap gue dirumah. Besoknya gue harus udah cus balik kesana, soalnya gue masih bingung masuk jurusan apa. Jadi, ini pertemuan terakhir kita. Nanti gue selalu kontek lo kok!" Ucap rina sambil memeluk mey

"Lo berenti ngerokok! Lo harus sukses supaya anak gue nanti bisa dititip ke lo" ucap mey sambil melepaskan pelukannya

"Hahaha iya gue disana berenti mungkin. Soalnya rokok disana mahal bikin gue frustasi. Mangkannya dari sini gue mau beli rokok segudang! Lo juga harus berenti mey. Gue bakal sukses kok kalau calon suami gue sekaya kek calon suami lo" ucap rina

"Gue berenti ngerokok kalau gak ada si rafal doang. Jangan andelin suami rin, dia aja kadang suka pelit kalau gue bilang beliin rokok." Jelas mey sambil tertawa

Rafal sudah menatap mey dengan tatapan sinisnya.

"Yaudah gue pamit ya, raf jaga loh sahabat gue. Bye kalian" ucap rina sambil mencium kening mey

"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang