52

4.4K 117 3
                                    

"YaTuhan dimana wanitaku?!" Ucap rafal dengan nada resah dan kesal. Sesekali ia milirik jam dinding yang ada di kamarnya, kini jarum pendek itu menunjukan pukul 05.42 AM.

Ia benar-benar kacau sekarang, ditambah tidak tidur sama sekali hal itu membuat wajah rafal sangat kacau. Tiba-tiba clara dan mikail datang.

"Sayang, apa yang terjadi?" Tanya clara sambil lari kearah rafal. Semenjak kehilangan mey, apart rafal dapat dibuka oleh siapapun.

Clarapun memeluk rafal yang tengah ingin menangis. "Kenapa kamu gak bilang dari kemarin? Mungkin saja orang-orang papamu bisa membantu, ceritakan nak." Ucap clara sambil menepuk pundak anaknya.

Mikail sibuk dengan menelfon hansel.

"Ma, aku telah bodoh membiarkan istriku berdiam diri sendiri disini. Aku pria yang paling bodoh! Aku tak bisa menjaga istriku sendiri disini." Ucap rafal dengan nafas yang tak beraturan

"Sst sayang, gak boleh bicara seperti itu. Percayalah, Tuhan sangat menyayangi kita jadi kita serahkan semuanya kepada Tuhan dan jadikan ini pelajaran ya sayang? Ayo ganti dulu baju ya, mungkin saja mey telah menunggumu di Altar." Gumam clara menenangkan rafal

Rafalpun diam tak bergeming. Ia teringat jika hari ini hari pernikahannya dengan mey, mengingat itu semua hati rafal seakan-akan dicabik oleh ribuan pisau. Sangat sakit. Pahit.

"Aku belum cek satu tempat lagi!" Teriak hansel dengan nafas yang naik turun sangat cepat. Sontak rafal, clara dan mikail melihat kearah pintu yang ada hansel disana.

Rafal mengernyitkan dahinya. "Dimana? Cepat katakan?!" Teriak rafal

"Rumah jess, tapi sebaiknya kamu memakai Suit pernikahan kamu karena aku ingin kalian menikah disana. Cincinpun kamu bawa raf." Ucap hansel membuat semua bingung dengan apa yang ia bicarakan

"Maksudmu?"

"Aku yakin mey dalam keadaan tidak baik. Hanya itu yang aku rasakan, jadi sebaiknya apapun kondisinya nanti kalian harus tetap menikah depan orangtuamu." Ucap hansel membuat rafal tertegun mendengar semua yang dilontarkan olehnya

Rafalpun mengikuti apa maunya hansel, mikailpun berucap terimakasih kepada hansel karna telah datang.

Tak lama kemudian rafalpun kembali keruang tamu, terlihat sangat tampan namun sayang kini ia sangat terlihat kacau.

"Kamu tampan nak, sangat." Ujar clara mencairkan suasana, namun nihil. Rafal tak membalasnya, ia terlalu malas untuk berbicara.

Merekapun langsung kebawah dan menaiki mobil yang sudah siap.

Tak banyak bicara, keadaan didalam mobilpun sangat canggung. Ditambah hansel yang menyetir.

Ddddrrrtttttt!!

Rafalpun langsung mengambil handphonenya. "Bagaimana?"

"Mey ada dirumah jess." Ucap sam

"Sudah tahu. Kirimkan polisi kearah sana, saya sedang dalam perjalanan. Kirimkan satu jam lagi."

"Siap pak."

Lagi-lagi rafal tak bergeming. Ia hanya sibuk memikirkan wanita yang ia cintai.

***

Mey merasakan sakit kepala, ketika ia sadar ternyata ia sudah tertidur disana. Ia melihat sudah memakai gaun pengantin.

"Astaga, hari ini? Hari pernikahanku! Bagaimana ini? Siapa ini yang telah mengganti bajuku? YaTuhan aku harap rafal yang menggantikan baju ini. Lindungi saya ya Tuhan."ujarnya dalam hati

"Sudah bangun ternyata." Ucap jess

"Apa kamu yang menggantikan baju ini? Kenapa?" Tanya mey

Jesspun tersenyum "karna aku tahu jika hari ini adalah hari pernikahanmu bukan? Maaf saja jika bajunya tidak sebagus yang sudah dipesan oleh calon suamimu itu. Dan ya, aku yang menggantikannya."

Penjelasan itu membuat mey mengernyitkan dahinya "sebenarnya apa maumu?"

"Aku ingin menyiksa kamu kemudian kamu pergi ke altar dengan bersimbah darah yang sangat banyak. Aku inginkan itu." Ucap jess tenang

"APA?! Kamu benar-benar gila! Please jangan tolol jess! Jika kamu ingin menyakitiku, fine! Tapi jangan gitu caranya!" Teriak mey membuat jess menyipitkan matanya

"Lalu?"

"Cukup hanya aku yang melihat kesakitanku, jangan oranglain bahkan calon suamiku sendiri."

Jess tersenyum mendengar perkataan yang baru saja keluar dari mulut mey. "Drama" ucapnya menyepelekan mey.

Tak lama kemudian alvipun datang dengan wajah yang bahagia. "Ayo lanjuti permainan kita sayang" ucapnya kepada jess

Jesspun mengecup bibir alvi yang menandakan ia siap.

Meypun kembali ketempat semulanya. Ke tempat duduk yang penuh dengan deritanya.

"Aku ingin melirik diriku terlebih dahulu memakai gaun ini." Ucap mey membuat jess menoleh kearahnya

"Silahkan."

Meypun berjalan mendekati kaca yang sangat besar itu yang diletakkan tak jauh dari tempat duduk itu.

Ia tersenyum melihat dirinya sendiri, ia kagum, ia merasa benar-benar seperti wanita saat ini namun ia mengingat jika ini hanya sebuah kebahagiaan yang akan menjadi mimpinya.

"Sudah? Kembali lah mey"

Iapun terduduk kembali, namun saat ini berbeda dengan kemarin. Saat ini ia tangannya diborgol.

"Aku harap setelah ini kamu jangan menyakiti rafal dan keluarganya aku mohon."

Jesspun tertawa. "Tenanglah, aku tidak akan menyakiti mantanku. Aku akan kembali dengannya dan hidup bersama alvi dengan penuh kebahagiaan? Begitukah alvi?" Gelak tawanyapun semakin menjadi

"Iya sayang" ucap alvi.

Satu cambukan diwajah meypun mendarat. Wajah manisnya itupun seketika berubah menjadi merah. "Sakit." Itu yang ia katakan dalam hatinya.

Cambuk itupun mendarat ke wajah dan badannya entah untuk keberapa kalinya. Lebih tepatnya entah untuk berapa puluh kalinya.

Air mata yang ingin terjatuh dari mata indahnya itupun ia tahan. Ia hanya diam menahan sakitnya dicambuk.

Tepat sekali. Yang jess inginkanpun terjadi. Kini mey sudah mengeluarkan banyak darah dari wajahnya hingga seluruh badannya.

Bruuuukkkkk!!!
Duuuuaaarrrr!!!

Suara gebrakan pintu itupun membuat semua orang yang berada dikamar menoleh kearahnya. Dengan waktu yang bersamaan jesspun menekan pistolnya kearah mey dan tepat melukai dada mey.

"BAD BOY" Change Every Part Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang